17

2.2K 206 36
                                    

Cardigannya dibuka. Penampilan [name] kini persis seperti yang dideskripsikan Senju tadi, 'dalamannya [name] seksi banget loh'.

Sialan.

[name] tak menolak perlakuan Wakasa, ia justru mengantisipasi apa yang akan lelaki itu lakukan setelah ini.

Tubuhnya sedang dikukung, pakaian dalamnya yang sudah nampak diperhatikan lamat oleh lelaki itu, membuatnya jadi malu.


"Bolehkah?"

Wakasa bertanya, seraya matanya masih menatap tubuh [name] yang tak tertutup sempurna berkat baju tidurnya yang biasa kita sebut lingerie.

[name] hanya mengangguk.


Wakasa kemudian menyingkirkan baju tipis itu dari tubuh [name]. Tak lupa juga melepaskan dalamannya hingga kini perempuan itu sudah telanjang bulat di atas sofa, di bawah kukungan Wakasa.

Lelaki itu melepaskan pakaiannya sendiri sambil kembali mencumbu perempuannya. Seluruh inci kulit dari perempuan itu tak luput dari ciuman dan hisapan kecilnya.

Perempuan itu sungguh menikmati permainan oral di atas kulitnya, apalagi pada bagian intimnya yang sudah basah karena dilahap dengan rakus oleh sang lelaki.

Rambut Wakasa diremas oleh [name] sebagai pelampiasan atas rasa nikmatnya. Sudah berkali - kali ia dibuat klimaks, namun nampaknya lelaki itu masih belum puas.

Batang kemaluannya yang sudah tegang segera ia masukkan ke dalam lubang yang basah dan licin. Tubuhnya bergerak santai, namun hentakannya yang keras membuat perempuan dibawahnya jadi meringis antara kesakitan dan kenikmatan.

Wakasa menunduk, kepalanya ia pertemukan dengan kepala [name] yang sejak tadi tak bisa diam, menoleh kesana - kemari karena tak tahan dengan milik Wakasa yang ada di dalam tubuhnya.

Pelepasan terjadi di dalam perut [name], mengisi rahim perempuan itu dengan cairan miliknya yang bertumpah ruah.

Malam mereka terjadi begitu cepat. Waktu yang terlewat tak dirasakan karena mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri.





Panasnya hawa matahari yang menembus jendela membangunkan dua sejoli itu dengan paksa.

[name] mengelus pinggangnya yang terasa sakit. Semalam karena pergumulan mereka di sofa, pinggangnya seringkali menjadi korban.

Kepalanya kemudian menoleh ke samping, melihat Wakasa yang tertidur begitu lelap membuat senyumnya mengembang.

Seketika ia khawatir, akankah ia mengandung akibat perbuatannya tadi malam? Mereka sama sekali tidak melakukan pencegahan dan malah lupa daratan.

Daripada sibuk memikirkan urusan tersebut, [name] memilih untuk memikirkan urusan perutnya yang sekarang sudah minta untuk diisi.

Kakinya langsung turun dari kasur dan ia pergi melenggang ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Makan siang mereka berlalu sangat cepat. [name] harus pergi karena ia ada kelas siang ini. Sedangkan Wakasa, lelaki itu juga akhirnya kembali pulang ke tempat Takeomi setelah keduanya berpisah.

Wajahnya terus bersemu ketika mengingat percakapan hingga kegiatan mereka semalam. Ia sampai lupa kalau sekarang ia sedang berada di tempat umum.

Wajahnya yang memerah serta senyuman kecil yang ia tunjukkan pada rerumputan di bawah tak ayal mengundang pandangan aneh dari orang - orang.

"Kayaknya dia sudah gila"

"Eh, gak usah iri ya kamu. Makanya move on dong!"

Malevolent | Imaushi Wakasa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang