6 - Crazy Boy

4.1K 349 54
                                    

Hy~ seneng bisa balik lagi dengan bawak'in kalian lanjutan cerita ^-^
Awalnya aku tadi niatnya mau main game tts gitu tapi liat keadaan sekitar nyman gak jadi deh mainnya, aku lebih milih nulis :D
Sorry ya kalau aku update nya lama, akhir" ada tugas nih

Let to the story ~ wish you will like ^-^
Thank you xD

=======

Alice mengagah tak kuasa menahan kaget. Kata-kata yang diucapkan pria itu berhasil membuat seluruh indra-indra yang sebelumnya lemas menjadi menegang.

"Selamat datang di kastiku," sungguh kata-kata terus bermain-main dikepalanya. Bagaimana tidak? kejadian mengagetkan dan mengejutkan terjadi secara bersamaan, sungguh diluar rencana hidupnya.

Alice sedari tadi masih berdiri membeku melangkah mendekat ke pria yang juga sedari tadi berdiri di ambang pintu. Rasa kaget segera ia tepis, tidak ada gunanya kaget berkelanjutan yang hanya menimbulkan tanda tanya baru untuknya. Dengan mantap Alice mendekati pria berotot kekar yang sedang memandanginya datar.

"Apa maumu?" Alice menatap tajam ke pria yang menjadi lawan bicara.

Senyum sarkastik muncul di bibir Albert, matanya balik menatap seolah menantang Alice yang bertanya. Aura yang sebelumnya tenang kini berubah menjadi mencengkram.

"Beri aku bunga mataharimu," jawab Albert datar.

"Hah?" Alice bingung menatap Albert.

Di otak Alice ucapan-ucapan mengejek muncul dan melayang-layang ria.

Kau gila? Aku bahkan tak mengaku padamu bahwa aku sun flower, bagaimana aku bisa memberimu? Memberimu sama saja mengakui dan memberimu sama saja aku kalah darimu.

Pria di hadapannya sungguh membuat Alice kesal. Dibawah kesini tanpa izinnya saja sudah menjadi dasar kekesalnya ditambah lagi permintaannya yang tanpa basa-basi meminta bunganya. 

"Pria gila!"  umpat Alice dalam hatinya.

"Akhiri kebohonganmu, aku sudah tau kau Sun Flower," ucap Albert seraya menyentuh pipi cubby Alice yang dari tadi tegang.

Tepisan telak mengenai tangan Albert, Alice menatap tajam setajam yang bisa dia lakukan. Albert yang mendapatkan penolakan telak, kembali mengekspor senyum sarkastik pada Alice.

"Jangan pernah sentuh aku!" ini bukan teriakan tapi sebuah penekanan. Alice sadar kalau pria dihadapannya ini sedang mencoba menggodanya. 

Desisan mengejek keluar dari mulut Alice. Albert yang merasa mendapatkan perlakuan tak sopan sekarang menjadi naik pitam, bola matanya yang sebelumnya biru langit menjadi biru laut yang gelap, matanya menatap emosi pada Alice.

Perubahan mata Albert berhasil membuat Alice sedikit tercengang namun tak mengubah raut wajahnya yang tertampil di depan Albert. Mulai sekarang Alice berpikir untuk tidak akan pernah lagi menunjukan keterkejutan dihadapan pria ini tapi yang akan dia tunjukan adalah perlawanan telak untuknya.

"Beraninya kau!" geram Albert menggema ria di seluruh ruang kamar seolah mendukung Albert yang sedang emosi.

*****

Albert menggertakan giginya seraya menatap kosong dinding ruangannya. Pikiran Albert dipenuhi akan Alice sungguh tak mudah dihadapi. Albert tak habis pikir kenapa gadis itu terus saja berbohong dan bahkan kini menunjukan perlawanan padanya. Kalau saja kemarin Albert tidak memilih keluar dari kamar itu,  mungkin salah satu tangan gadis itu sudah patah olehnya atau dirinya mungkin akan memeluk gadis itu. entah mengapa dan sejak kapan, ketika matnya tak sengaja bertemu pandang dengan gadis itu, rasa ingin memeluk gadis itu muncul di pikirannya. Hal itu wajar mengingat Albert yang benar-benar pria normal.

The Sun Flower Princess | Few PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang