13 - Dating

4.1K 250 29
                                    

Permintaan maaf saya ucapkan untuk semua reader ku yang setia menunggu kelanjutan cerita ini.
Akhir-akhir ini tugasku cukup banyak :(

Saya mohon maaf dan pengertian para reader bila nantinya saya lama update. :( Saya akan tetap berusaha supaya gak lama updatenya kok. ^-^ *semampuku.

Mohon tunggu saya untuk update
Jangan jenuh menungguku update
Love you reader !!! XD

======

*Flashback

Alen hanya diam tak menjawab, matanya menatap tajam penduduk Auzer yang tengah mengerumuni mereka. Mata Alen telah berubah menjadi kuning dan mata penduduk Auzer sudah berwarna orange. Allysun yang saat itu ketakutan hanya menutup mata sambil terus bersembunyi di balik tubuh ibunya.

"Ibu, aku takut."

Alen mengalihkan pandangan ke arah Allysun, matanya menatap sedih anaknya yang saat ini tengah bertarung dengan ketakutan.

"Ibu, apa King tak menolong kita?" dalam ketakutannya Allysun masih sempat mengajukan pertanyaan karna rasa penasarannya lebih besar dari pada rasa takutnya saat ini.

"King bilang ini bukan masalah sayang tapi ibu tak bisa mengatakan hal ini bukan masalah. Bagi ibu ini adalah masalah dan ibu tak bisa mengabaikan hal itu begitu saja," Alen menjawab seraya mengelus rambut putri kecilnya yang berada di bawah sebelah kakinya.

"Allysun, dengar ibu,"

Allysun mendongakan kepalanya seolah siap untuk mendengarkan ibunya.
Alen belum berucap justru malah memejamkan matanya dan dalam hitungan detik, 30 tangkai bunga sudah ada di tangannya. Allysun kecil bisa melihat keringat deras yang bercucur di ibunya, menandakan kalau diri ibunya tekah terlalu banyak memetik bunga dalam jangka waktu yang bersama.

"Pakai bunga-bunga ini untuk pergi, biar ibu urus disini," ujar Alen seraya memberikan setumpukan bunga itu pada Allysun.

Allsyun masih kecil dan masih sulit untuk memetik bunga sendiri, itulah mengapa Alen memberikan 30 bunga sekaligus padanya. Sekalipun bisa, nantinya Allysun akan memerlukan waktu yang banyak hanya untuk konsentrasi.

"Kita urus ini bersama bu," ujar Allysun menolak perintah Alen.

"Ibu bilang dengar ibu, jangan menjadi anak pembangkang!" Alen berteriak keras di depan Allysun, membuat mata mungil Allysun melebar karna kaget.

"Kalau nantinya ada hal buruk yang terjadi pada ibu, maka kaulah penerus ibu. Ibu akan ada selalu untukmu, ingat itu."

"Hey!! Itu bunganya, ayo cepat ambil."

Seseorang yang dikenal sebagai paman Fon meneriaki anggota lainnya untuk mendekati Alen dan Allysun. Namun baru seperlangkah mereka melangkah orang-orang itu justru terlempar menjauh, Alen mengeluarkan kekuatan alaminya seketika dalam waktu hitungan detik untuk menjauhkan mereka dari dirinya dan Allysun.

"PERGILAH!" Alen kembali memerintahkan Allysun untuk segera pergi.

"Ibu jaga diri, aku sayang ibu." Allysun kecil berucap seraya menghilang bersama angin.

Alen tersenyum menatap tempat dimana Allysun tadi berdiri.

"Setidaknya kau sudah pandai untuk bisa menggunakan bunga matahari itu nak," ujar Alen sebelum akhirnya kembali menatap penduduk Auzer, siap untuk melawan mereka.

"Kemana anak yang membawa bunga tadi?!" paman Fon berteriak pada Alen.

Paman Fon adalah orang pertama yang berhasil berdiri karna serangan Alen.
Alen hanya diam tak menjawab, lalu sebuah senyuman yang tak bisa diketahui maknanya muncul menghias bibir Alen.

The Sun Flower Princess | Few PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang