Bonus - Albert, Why?_ 1

935 62 10
                                    

hello ^-^
Ada yang kangen Albert, Alice dan semua penghuni Auzer?

Aku datang membawa bonus kisah Alice & Albert setelah pernikahan mereka >.<

Semoga kalian suka ^-^
Selamat membaca.

(Jangan lupa meninggalkan jejak ;D)

****************

1 tahun berlalu. Tidak terasa banyak hal yang berubah terjadi pada Alice dan sekitarnya. Kini bangunan tua menyeramkan dengan interior kuno dengan panjang serta luas tak terhingga kini menjadi tempatnya menghabiskan sisa hidupnya. Ya, kastil King Auzer kini menjadi tempat berteduh. Status sebagai nyonya Albert membuatnya lebih terkurung bagai ada jeruji besi yang kasap mata.

Meski sudah menikah, Albert masih enggan membiarkan Alice keluar dari kastil. Ini memang perkembangan yang baik daripada terkurung di kamar emas tapi tetap saja itu menyebalkan bagi Alice. Bagaimana dia bisa mengurung Alice yang tak berdaya ini? Alice bukan Sun Flower. Semua bunga abadinya sudah musna bersama dengan musnanya si biadap Will. Meski begitu, Alice tetap bisa hidup dengan bunga matahari rengkarnasi yang juga tumbuh dihatinya.

Berbeda dengan Sun Flower yang membawa keabadian, bunga yang kini tumbuh dihatinya hanyalah bunga biasa yang menjadi penopang nyawanya.

"Apa yang dilakukan istriku sendiri ditaman?"

Tiba-tiba Albert muncul menyapanya. Badan kekar bebalut setelan tuxedo abu-abu nampak melengkat sempurna ditumbuhnya, memancarkan ketampatan alami dari dalam dirinya.

"Apa yang bisa dilakukan orang yang dikurung dikastil selain berjalan-jalan ditaman," celoteh Alice namun fokus pada rumput yang bergoyang.

Senyum simpul muncul menghias bibir Albert. Kakinya berjalan mendekati istrinya yang kini terduduk manyun menatap rumput. Tepat di hadapan Alice, dirinya berjongkok agar sejajar dengan Alice. Tangannya yang tadinya hanya menggantung berlahan terangkat membelai pipi Alice.

"Diluar sangat berbahaya. Aku tak mau kau terluka. Kau taukan? Kau satu-satunya belahan hatiku. Intan, permata, mutiara dan bahkan wanita-wanita lain yang lebih cantik darimu tak bisa menggantikan dirimu. Kau satu dan hanya akan ada satu," tutur Albert penuh kasih membuat Alice yang tadinya mengalihkan wajah, kini menatap Albert.

Alice menghelap napas ringan. Bagian terlemahnya adalah saat kata-kata manis suami tercintanya yaitu Albert yang keluar sempurna dari bibir menggodanya.

"Sudahlah, jangan bermuka seperti itu." Albert mengelus wajah Alice yang masih bermuaram durja. "

Langkah kaki berhentakan dengan tanah taman terdengar jelas di pendengaran Albert. Suasana romantis yang dibuatnya terpaksa harus dipudarkannya karna sudah saatnya baginya untuk pergi.

"Sayang aku harus pergi sekarang. Jangan bersedih lagi. Aku akan segera pulang," ujar Albert lalu mengecup bibir merah muda Alice.

Ya, lagi-lagi Alice harus ditinggal Albert. Jangankan untuk meminta pria itu menemaninya bahkan untuk berbagi waktu berdua saja dengannya rasanya sulit.

Alice berdiri dari kursi besi taman lalu melangkah kasar kembali ke kastil. Mungkin bermain dengan Cortni bisa membuat waktunya terbuang dengan indah.

******

kertas putih becoret tinta hitam tengah menari-nari karna jemari Albert yang tak sabar membuka setiap lembar yang terapit. Semakin lembaran beeganti, semakin renggangnya sendi-sendi diwajahnya.

"Kau yakin ini adalah perkembangannya?" tanya Albert.

"Kalau itu berefek maka hasil itu benar adanya," jawab seorang wanita dengan senyum yang mengembang.

The Sun Flower Princess | Few PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang