19 - All here!

2.8K 218 11
                                    

Belum masuk dalam bagian editing~ jadi masih ada typo.
Mohon maklum~~~

Selamat membaca

******

"SAMPAI KAPAN KAU MEMINTAKU MENUNGGU?!"

Albert berteriak kencang kearah Jason yang sedari tadi bersama dengan Albert diruangnya. Panas yang mencengkram tak luput dari kulit yang dengan suka rela mendapatkan hantaman suhu yang sangat tinggi dalam diam.

"Kau harus sabar."

"SABAR?! KAU PIKIR AKU BISA SABAR AKAN HAL INI!"

"Jika kau tak sabar, kau bisa terjebak. Penyihir itu licik, bisa jadi ini merupakan umpan untuk menangkapmu. Bersabarlah, biar kami yang mencarinya."

"JIKA 1 JAM LAGI ALICE TIDAK KALIAN TEMUKAN, AKU AKAN TURUN TANGAN SENDIRI. JEBAKAN? PERANGKAP? HAL SEPERTI ITU BUKAN MASALAH BAGIKU."

"Albert, cobalah mengerti."

"BERHENTILAH BENTINDAK TAK SOPAN PADAKU JASON."

Tundukan kepala kali ini merupakan jawaban semu yang tertampak dari jason. Berdebat dengan Albert dalam suasana seburuk ini bisa saja menjadi akhir hidupnya. Walau begitu hanya dirinyalah dan seorang gadis cerewet yaitu sepupu Albert, Tireni yang bisa bicara padanya. Kekebalan tubuh mereka akan serangan lebih baik bahkan bisa dikatakan sangat baik dibanding kaum Auzer lainnya. Jika orang-orang biasa berada di dekat Albert maka bisa di pastikan dalam hitungan menit tubuh mereka akan menjadi butitan debu yang akan menjadi teman setia angin, yang mana juga akan menyatu dengan angin.

"TEMUKAN JUGA ORANG ITU, DIA SUMBER MASALAH YANG HARUS DIMUSNAKAN."

Jason menundukan badannya 90° seraya mengayunkan tangan kanannya ke arah dada kiri setelah mendengar perintah terakhir Albert. Dia tengah memberi hormat sebelum pergi meninggalkan Albert, yang kini tengah menatap kosong pada dinding hitam dihadapannya. Jason berjalan menuju benda tak bernyawa namun bergerak, yaitu pintu yang kini juga ikut merasakan penderitaan yang sama dengan benda lain yang berada disini, kepanasan. Dengan hati-hati dirinya menutup pintu yang kini sudah menjadi penghalang dirinya dan Albert.

Belumlah sepasang kakinya ini bergerak meninggalkan pintu ruang Albert, mata jason sudah lebih dulu bergerak menatap kearah 2 pelayan wanita yang sudah bercucuran air yang tanpa izin keluar dari pori-pori mereka. Mereka berada cukup jauh dari ruang Albert tapi karna suara keluhan mereka yang cukup besar itu menggema sempurna di koridor kastil, Jason dapat mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir mereka.

"Astaga, kau tau aku sudah seharian ini harus menggunakan tenaga dalamku untuk menyebarkan suhu dingin ditubuhku."

"kau benar, aku juga melakukan hal yang sama. Sejak tuan Albert pulang dengan membawa suhu yang panas, aku tak bisa berkonsentarasi."

"Aku tak menyangkah seorang sun flowers bisa membuat king mengeluarkan suhu sepanas ini."

"Ku dengar bibi Ruya pernah merasakan suhu yang bahkan lebih panas dari ini."

"Benarkah? Kalau dilihat dari umurnya yang sudah tua, ku tebak pasti suhu itu berasal dari ayahanda Albert, Asfam."

"Ya, kau benar."

"Ah, Tuan maafkan kami," ujar keduanya yang masih berada cukup jauh dari Jason, setelah tanpa sengaja mata mereka menyadari kehadiran Jason di sekitar mereka.

Jason diam tak memberi jawaban pada kedua pelayan itu, hanya saja tangan Jason terangkat memberi gambaran bahwa dirinya menyuruh kedua pelayan wanita itu untuk segera pergi. Dengan patuh atau memang tak ingin mendapatkan masalah kedua pelayan itu segera pergi.

The Sun Flower Princess | Few PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang