8 - Tempted

4.4K 331 58
                                    


Sedih banget, aku udah ngetik panjang-panjang tau-tau cerita yang kuketik susapaya sekuatan tenaga dan otak ludes begitu saja T.T

Sakit banget hati

Aku mengetik ulang lagi ceritanya yang pasti beda dengan cerita sebelumnya yang sangat aku hayati.

Sad banget T.T

kalau ada yang typo maaf ya, suasana lagi buruk nih.
Kasih tau saya dimana letak typonya ~ entar aku perbaiki.

Kejar target~

=====

Alice terus menatap ke arah benda tak bernyawa yaitu pintu. Alice tengah menunggu Jean, ada yang ingin dia tanyakan padanya. Pertanyaan-pertanyaan yang bersemayang dikepalanya berhasil membuat Alice tak dapat terpejam begitu saja alias tak dapat tertidur. Sejak terakhir Jean ke kamarnya, Jean tak pernah kembali kesini walau hanya sekedar lewat ataupun mengantarkan makanan.

Tit tit tit tit tit tit 20x

Suara ketika password, menandakan akan ada orang yang masuk ke kamarnya. Wajah Alice yang sebelumnya sendu berubah cerah, dibayangan kepalanya pasti itu Jean. 

Pintu terbuka, terlihat 2 pelayan wanita masuk dengan mendorong 2 nampan kereta yang berisi makanan. Alice menungak berharap Jean akan muncul di belakang mereka namun nihil, tak ada tanda-tanda kalau Jean ada disana. Kedua pelayan itu menunduk seraya meletakan tangan kanan mereka ke dada kiri sebagai tanda hormat.

"Kemana Jean?" Alice bertanya sebelum kedua pelayan itu pergi.

Kedua pelayan itu saling bertatapan dan memilih bungkam, tak menjawab ucapan Alice.

"Aku bertanya!" Alice mengeram kesal, dia sudah lama menunggu Jean tapi Jean tak datang-datang dan dihadapannya 2 pelayan ini bahkan tak mau memberi tau dimana Jean.

"Mr. Jean menghilang nona," ucap 1 pelayan yang sudah mulai ketakutan mendengar geraman kesal Alice.

Alice tak akan mudah termakan kata 'percaya' dari dua pelayan ini. Siapa tau ini hanya akal-akalan Jean untuk menghindarinya dan juga password kamar ini hanya 2 orang yang tau yaitu pria gila dan Jean, pasti ada orang lain yang membukakan mereka pintu ini. Alice menatap mereka tajam, dalam hati Alice percaya kalau kedua pelayan ini tengah berbohong padanya.

"Kalian berbohong! Beri tau aku dimanaJjean!, kalau Jean hilang bagaimana kalian membuka pintu ini? tidak mungkin kalau pria gila itu yang membukanya," Alice setengah berteriak kepada mereka, membuat mereka menjadi pucat berkeringat bagai mayat hidup.

"Kami tidak berbohong nona, yang membuka pintu ini tuan Albert."

Kepala Alice lagi-lagi dibuat berpikir keras, matanya yang sebelumnya menatap 2 pelayan itu beralih ke arah pintu memastikan ucapan pelayan itu benar adanya tapi tak ada seorangpun disana, membuat kata 'percaya' sulit tertuang untuk mereka.

Alice semakin geram,  2 orang ini tidak memberikan kejelasan pasti dari pertanyaannya  membuatnya kembali menatap tajam kepada pelayan tadi, mereka tertunduk tak berani menatap Alice .

"Beri aku kejelasan ceritanya!" Alice berucap seraya memberi penegasan bagai perintah.

*****

Alice pov

Aku berlari dengan tergesa-gesa, koridor yang panjang menjadi pemandangan pertamaku saat keluar kamar. Ini semua karna ucapan para pelayan itu, aku langsung keluar saja tanpa berpikir lagi sebelumnya.

*Flashback

Aku masih berdiri di depan mereka seraya menghentakan kakiku mengisyaratkan penjelasan dari mereka tapi tak ada salah satu dari mereka yang mau angkat bicara. Aku terus meminta mereka bicara tapi tetap saja tak ada yang mau menjelaskan apapun padaku.

The Sun Flower Princess | Few PrivateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang