Gaizzzz ayo dong bantuin aku cari cast buat Andara T_T***
Sekitar jam dua belas siang, dimana murid-murid dapet istirahat kedua sekaligus waktu buat pergi ke musola, Haikal justru masih baringan di UKS.
Tasya udah lama pergi, cepet mendingan. Sedangkan Haikal masih gitu-gitu aja, lemes. Andara cuma jagain sampai jam delapan karena dia ada kelas. Tapi setiap ada jeda pergantian mapel dia nyolong waktu buat ngecek keadaan Haikal yang sendirian di UKS.
"Enak ye, wifi manteng kasur empuk nggak perlu belajar ekonomi." Sindir Saka ke Haikal.
Yasin, Saka, Galih sama Farell nyamperin Haikal, niatnya mau nemenin. Raihan nyusul nggak lama udahnya, dia beli dulu pop ice karena istirahat pertama nggak sempet jajan apa-apa. Tebak sesuatu? Raihan suka pop ice rasa taro! Dan Galih pernah muntah-muntah karena nyobain minuman yang menurut Raihan paling enak semuka bumi.
"Empuk mata lo, punggung gue sakit tiduran terus dari tadi." Jawab Haikal.
"Hiilih bicit." Saka ngeledek.
Mereka sempet ngobrol pendek, terus Yasin sama Saka terpaksa pergi karena guru konseling lagi sidak sekolah, terus nemu siswa yang pada kumpul di UKS, bukannya buru-buru ambil wudhu buat solat.
"Kita nggak solat bu." Jawab Farell terus nunjuk Galih sama Haikal. Sedangkan Raihan malah ngumpet di belakang tirai hijau yang tadi, nyeruput pop ice karena takut es batunya keburu leleh, nanti rasa minumannya jadi hambar. Alasan lain, Raihan paling susah disuruh solat, padahal bapaknya satu pengajian sama Bapak Yasin, sama-sama lulusan pondok.
"Solat lo, anjir." Farell ngomong cukup kenceng. Ngerasa kondisi udah aman, baru Raihan nampakkin diri lagi. Dengan polosnya nyemilin es batu yang masih berbentuk dari dalem cup pop ice tadi.
"Masuk neraka tau rasa lo." Lanjut Farell.
Mulutnya penuh es batu. "Maneh juga solat, dong. Mau masuk neraka? Neraka panas nggak bisa nawar." Katanya dengan air yang muncrat-muncrat dari mulut bikin Farell sama Galih bergidik jijik terus pindah ngejauhin Raihan.
"Farell beda, dia kalau solat justru masuk neraka." Sela Galih. Dijawab begitu, Raihan nggak punya pembelaan lain. Lagian udah dua tahun kenal masih aja nggak inget-inget.
Galih ceramahin Raihan soal dosa yang bakal dia dapet kalau lewatin solat, dengan dalil seadanya yang dia dapet waktu pelajaran agama. Awalnya nggak nyantol, Raihan malah mau jamak solatnya sekalian sama yang ashar nanti dirumah. Lama-kelamaan akhirnya dia mau solat sekarang, tapi nggak mau turun ke musola karena jauh.
"Aing wudu disini aja ya." Raihan nunjuk wastafel yang ada di ruang UKS. Galih ngangkat bahu, dia nggak tau hukumnya boleh atau enggak kalau wudhu di wastafel, setau dia yang penting basah aja. Udah cukup.
Walaupun ujung-ujungnya Raihan juga yang susah karena harus ngangkat kaki biar bisa kena air di wastafel yang lumayan tinggi. Dia sempet ngejungkel, tapi nggak mau nurunin ego buat wudhu ke musola, jadi lanjutin wudu di wastafel dengan resiko kejungkel lagi.
"Ini gue pinjem sejadah." Raihan yang nggak abis ide narik selimut yang dipake Haikal, terus dia gelar di atas lantai.
Untungnya Farell sama Galih lagi mode baik hari ini. Mereka nggak gangguin solatnya Raihan, tapi anaknya aja emang receh jadi solatnya diulang-ulang mulu karena tiap Haikal geser duduknya, dia ketawa. Padahal nggak ada lucunya sama sekali, timang kasur berdecit doang.
"Assalamualaikum warahmatullah."
"Waalaikumsalam." Respon Farell
"Nggak usah dijawab anjing," Raihan emosi. Udah dua kali ngulang dan terakhir kali beres sampe salam—dengan penuh perjuangan. Dia buru-buru balikin selimut ke atas kasur, terus rapihin rambut berasa abis pake pomade.
KAMU SEDANG MEMBACA
Podcast Haikal [ ✓ ]
Fanfiction❝Kal, hidup itu perjalanan panjang yang nggak ada petanya. Makanya dinamain petualangan.❞ Hidup itu perjalanan singkat, Dara. Sesingkat mimpi buruk--semenyiksa itu. ••• a teenfic story, skz local ; remake from another work. tw! harsh words, ( s ) wo...