1. Hai

303 44 34
                                    

Kisah ini menceritakan tentang persahabatan antara lima orang manusia yang terikat karena persamaan masalah dalam hidupnya. Mereka adalah sahabat yang selalu berbagi suka duka satu sama lain. Persahabatan antara dua orang perempuan dan tiga orang lelaki yang penuh rintangan. Masalah cinta, keluarga, masyarakat semuanya mereka rasakan bersama-sama. Mereka adalah Zahra, Keyla, Naufal, Habib dan Abidzar.

Zahra, nama lengkapnya adalah Fatimah Azzahra. Fatimah Azzahra adalah nama dari anak baginda Rasulullah, namanya itu dipilihkan oleh sang kakak lelakinya. Ia adalah seorang siswa kelas Xl SMA NUGRAHA, yang itu berarti usianya baru menginjak 17 tahun. Zahra adalah seorang pendakwah muda yang sangat menginspirasi bagi setiap kalangan muda. Meskipun umurnya masih belia, Zahra sangat paham dalam masalah agama. Dia adalah gadis yang ramah yang selalu terlihat ceria, senyum ramahnya menggambarkan bahagianya hari yang dimilikinya. Namun sayang, tidak banyak yang tau dengan masalah pribadi Zahra, masalah keluarganya, masalah kehidupannya dirumah, dan bagaimana hubungannya dengan sang ayah.

Gadis yang bernama lengkap Fatimah Azzahra itu adalah gadis yang sangat sulit diterka. Tatapan matanya yang terkadang bisa meneduhkan seseorang namun terkadang bisa menjadi sangat mematikan. Terkadang dia terlihat sangat cerewet namun dalam satu waktu bisa menjadi sangat dingin dan cuek. Sifatnya yang masih labil membuat Zahra sangat sulit mengontrol emosinya. Dia juga termasuk salah satu siswa yang paling ditakuti oleh para kaum hawa di SMA ini, bahkan beberapa kaum adam pun dibuat menciut oleh kepribadian Zahra.

Sedangkan gadis yang rambut yang pendek itu adalah Keyla. Nama lengkapnya adalah Keyla Naferestari. Ia adalah salah satu sahabat perempuan yang dimiliki Zahra. Keyla adalah seorang pelukis yang sangat profesional. Buktinya ada ratusan karyanya yang sudah laku terjual, namun sayangnya sang Bunda tidak pernah mengizinkan ia untuk mengembangkan bakatnya. Bahkan jika bundanya tahu, semua peralatan Keyla akan dihancurkan. Hati Keyla akan ikut hancur sebagaimana hancurnya alat-alat itu, baginya lukisan itu adalah hidupnya.

Keyla adalah perempuan yang tomboy, hal itu dapat dilihat dari gaya rambutnya yang seperti potongan rambut lelaki. Dengan wajah imut yang dimilikinya tetap membuat dia seperti seorang perempuan yang jelita. Ia juga sangat menyukai bela diri sama seperti Zahra, dan Zahra selalu belajar bela diri dari Keyla. Selain itu salah satu kebiasaan buruknya yaitu dia sangat suka merokok, meski dia tau Zahra dan bundanya akan selalu memarahinya ketika tahu ia merokok. Katanya rokok adalah pelariannya ketika masalah dalam hidupnya sudah menumpuk. Setidaknya rokok memberikan sebuah rasa yang nikmat, katanya.

Lalu, pria yang tampan itu adalah Naufal. Muhammad Naufal, yah itulah nama lengkapnya. Ia adalah seorang hafidz Qur'an, dia menyelesaikan hafalannya ketika dia berusia 10 tahun. Usia itu adalah usia penuh kebanggaan yang dimilikinya, namun disisi lain usia itu adalah usia ketika dia harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Kedua orangtuanya murtad, mereka secara bersamaan pindah agama. Hal itu karena Alex, ayah tiri Naufal. Meski ketika menikah Alex sudah memeluk agama islam, namun itu hanya berlangsung selama 5 tahun. Hatinya sangat kacau ketika dia tahu ayah tirinya kembali kepada agama lamanya, dan sayangnya dia juga membawa Ummanya pindah agama. Ketika usianya beranjak remaja, dia mendirikan pondok tahfidz Quran yang ia dirikan secara gratis. Dia bahkan sering berada disana daripada dirumahnya.

Naufal, dia adalah tipekal manusia yang paling menyenangkan. Salah satu hobinya adalah meggoda Zahra, gadis yang mampu mengisi beberapa ruang kosong dihatinya. Meski ia tahu, Zahra tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Naufal akan sangat suka membuat Zahra marah, karena dengan itu Zahra akan mengomel di hadapannya. Katanya kalau Zahra tidak mengomel dalam satu hari saja, maka hidup Naufal akan menjadi suram dan gelap.

Dan, yang ini adalah Habib. Namanya Habib Alghairy, lelaki yang memiliki suara yang indah. Suaranya akan terdengar sangat lebih indah lagi ketika dia melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Dia adalah seorang Qor'i yang sudah menjajaki belahan dunia. Bahkan selama usianya yang 17 tahun ini dia sudah memperoleh piala sebanyak lima puluh lebih. Selain itu Habib adalah salah satu tipekal pria yang sangat tenang dan menyenangkan, tidak seperti Naufal yang berisik dan menyebalkan.

Habib adalah seorang yatim piatu, dia tidak tahu dimana keberadaan orang tuanya. Apakah masih hidup atau sudah tiada. Habib dibesarkan di panti, sebuah tempat yang telah membuatnya menjadi seperti ini. Ia tidak pernah tahu bagaimana keadaan orang tuanya, karena setau Habib dia sudah dilantarkan sejak masih bayi. Ia hanya mendapatkan kasih sayang dari Umi Aisyah, yang merupakan pengasuh di panti ini.

Dan terakhir, lelaki dengan wajah lebam yang ditutupi dengan plester itu adalah Abidzar, seorang pria yang dingin sedingin kutub utara. Lelaki itu memiliki tatapan sinis dan sikap yang amat cuek. Ia adalah salah satu manusia yang paling hemat dalam berbicara, sebab pada kosa katanya hanya terdapat kata 'hm'. Meskipun demikian, kemampuannya dalam berperang sangat tidak diragukan lagi. Yap, Abidzar sangat suka berkelahi dia bahkan sangat ringan tangan. Katanya semua masalah akan bisa terselesaikan dengan demikian sebagaimana papanya.

Tapi, diantara mereka Abidzar adalah yang paling pintar dan cerdas di sekolah. Dia selalu memenangkan setiap olimpiade yang diikutinya. Dia memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, tapi sayang, Adzando sang Papa tidak pernah sekalipun memberikan pujian padanya. Dia hanya selalu melihat adik laki-lakinya mendapatkan pujian, dia selalu menonton kasih sayang Adzando kepada sang adik setiap harinya. Meski dia sadar, kalau Adzando tidak akan pernah memperlakukan dirinya seperti itu, tidak akan, selamanya tidak akan.

"Baksonya enak?" ucap salah satu siswi yang berdiri di belakang Zahra dan Keyla.

"Enak! " balas Keyla dan Zahra bersamaan.

Naufal melongo kaget ketika melihat gadis itu, wajahnya berbuah menjadi kaku. Begitu juga dengan Habib, dia juga ikut melongo menatap gadis itu seperti melihat setan.

"Kalian kenapa? " tanya Zahra.

"Heheh, liat noh siapa yang ada di belakang kalian? " ucap Naufal sambil menunjuk ke arah belakang mereka.

"Siapa sih? " ucap Keyla, kemudian mereka menoleh kebelakang.

"Heheh, kak Sarah? " ucap Zahra sedikit risau, "Alamak, mati gue! " ucap Zahra kemudian memalingkan wajahnya dari gadis yang bernama Sarah.

"Lo pikir lo doang yang bakalan mati? Kita nggak? " bisik Keyla.

Sarah adalah salah satu siswa SMA Nugraha, dia adalah tim disiplin di SMA ini. Gadis itu berdiri sambil tertawa horor dengan memegang sebuah rotan di tangan kanannya.

"Enak yah, jam pelajaran gini kalian keluyuran makan di sini? Tadi itu udah di kasih waktu istirahat 30 menit, dan sekarang kalian nambah waktu istirahat juga? Bisa nggak sih sehari aja nggak bikin masalah, nggak bikin orang pusing ngurusin tingkah kalian ini? Bisa nggak? "

"NGGAK! " ucap mereka kompak, kecuali Abidzar.

Sarah mengacak hijabnya fruatasi, dia menatap wajah para pendosa ini. Kemudian dia mengambil ponselnya mencoba menghubungi seseorang.

"Halo pak! Disini ada siswa yang melanggar aturan! "

"Bawa aja ke ruang eksekusi sekarang!! " ucap suara pria yang berada di dalam ponsel.

Suara itu terdengar oleh kuping mereka karena memang Sarah sengaja mengaktifkan speaker handphone miliknya.

"Baik, pak! "

"Woi! Ini gimana? Kita dibawa ke ruang eksekusi? Gue masih belum mau mati! " ucap Habib panik kemudian mendapat cipratan air dari arah Zahra.

"Sadar, Bib! Jangan kayak orang pertama yang masuk ruang eksekusi aja, kita itu udah sering kali bolak-balik dari tuh ruangan. Jadi berhenti kayak orang polos aja dessuuu! " ucap Zahra sambil kembali menyemprot wajah Habib dengan air.

"Kan, elu sama si Key yang paling sering, Ra. Kita mah nggak sering-sering amat, iya kan plen! " balas Naufal sedangkan Habib dan Abidzar mengangguk mantap.

"Sini gue adzanin tuh kuping, biar kalian sadar!! " ucap Zahra dengan emosi.

"Sabar buk, tarik napasnya dulu... " ucap Keyla menenangkan Zahra, "Hembuskaaaaan... Tarik lagi dan jangan hembuskan lagi! " sambungnya.

"Mati dong?" ucap Habib ketika melihat Zahra yang masih menahan napas.

"Ya udah, sekarang elu hembuskan lagi desu! " ucap Keyla santai sedangakan Zahra terlihat seperti orang yang baru saja melahirkan.

"Kalian udah selesai dramanya? Kalau udah, saya Sarah Arlika mempersilahkan kalian untuk segera menemui bapak Kepala Sekolah sekarang! " ucanya kemudian berlalu meninggalkan kelima manusia itu.

"Yook, bikin Pak Sirka pusiing! " ucap Zahra semangat diikuti dengan wajah tanpa berdosa milik empat sahabatnya itu.

Ruang Kosong (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang