2. Hujan

178 100 424
                                    

Berfikir yang baik-baik
Berdo'a yang baik-baik
Berbuat yang baik-baik
Pasti Allah beri yang terbaik

•••

Gadis kecil dengan pakaian SMA itu berdiri di depan sebuah pemakaman. Di sana tertulis sebuah nama Muhammad Abun bin Arman. Ingatannya berkelana, mengingat kejadian 5 tahun yang lalu.

"Ara.. Nanti kalau abang nggak ada kamu mau kan wujudkan permintaan abang? "

"Emang bakal mau kemana? Abang mau ninggalin Ara? Abang nggak sayang sama Ara?"

"Abang sayang banget sama kamu, tapiii, kalau misal nanti abang pergi, pergi ke suatu tempat yang nggak akan bisa kamu gapai. Abang minta, kamu harus jadi perempuan terkuat meskipun tanpa abang, jadi perempuan yang nggak cengeng lagi, jadi perempuan yang harus mandiri, perempuan yang selalu tersenyum, perempuan yang ramah dan nggak galak sama orang lain, perempuan yang lembut dan nggak boleh berkata kasar. "

"Abaaang! " gadis kecil itu memeluk tubuh pria yang ada di sampingnya itu, "Abang Ara mewek nih! "

"Jangan nangis, abang nggak suka liat kamu nangis. Abang cuma pengen kamu bahagia, selamanya. "

"Tapi abang harus janji, kalau abang akan selalu bersama Ara! "

"Kalau abang bisa, pasti abang akan lakuin itu. Tapi sayangnya abang nggak bisa, Ra. Abang tidak punya kekuatan buat melawan takdir. "

"Abang, Ara sayang banget sama abang! Bagi Ara abang adalah manusia terhebat yang udah Allah kasih buat Ara. Sampai kapanpun itu, abang tetap ada di hati Ara, meskipun jika nanti abang pergi dan abang nggak akan lagi kembali buat menemui Ara. "

"Ra! " ucap Abun tanpa menatap wajah Zahra.

"Kenapa? "

"Abang punya cita-cita, kalau nanti abang besar. Abang pengen jadi seorang ustadz, seorang pendakwah yang terkenal. " ucap Abun sambil mengehela napas panjang, "Ra! Abang pengen kamu wujudkan cita-cita abang. Kalau abang nggak bisa jadi pendakwah, abang harap kamu bisa! Kamu bisa jadi ustadzah, seseorang yang mampu memberi perubahan. Bukan hanya pada sekelompok kecil orang saja, tapi pada seluruh kalangan usia. Abang nggak maksa kamu buat prioritaskan itu dalam hidup kamu, kamu masih tetap bisa menjadi apa yang kamu mau kok! "

"In syaa Allah, Ara akan penuhi impian abang. Suatu saat nanti, Ara akan jadi seorang yang bisa mengajak banyak orang agar mereka lebih mengenal islam. Dan Ara yakin, abang pasti akan melihat Ara sambil memeluk Ara! Ara yakin, abang pasti akan selalu ada buat Ara! "

"In syaa Allah! "

Gadis itu tersentak dari lamunannya, dia kembali menatap makam itu. Gumpalan air menetes ke pipinya, matanya memerah menahan tangis.

Zahra terduduk lesu di hadapan makam Abun, "Assalamu'alaikum, abang! Lihat Ara bawa bunga buat abang! Masih segar kok! "

Zahra diam menatap nama sang abang dengan penuh kerinduan, "Abang! Lihat! Sekarang Ara udah jadi pendakwah. Ara udah berhasil mengajak orang pada kebaikan! Ara sudah memberi semua ilmu yang Ara punya kepada mereka! Abang!!!! Lihaaaaaaat! Sekarang Ara udah dikenal banyak orang baaaaaangggg! " ucap Zahra sedikit berteriak.

Ruang Kosong (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang