7. Untuk Ayah 2

116 70 296
                                    

Assalamualaikum, selamat pagi, siang, sore dan malam <3

Jangan lupa sholawat untuk hari ini




Semoga harimu bahagia

•••
POV Keyla

Gadis dengan pakaian usang itu sibuk memandang langit jingga dari atas genteng rumahnya. Sesekali dia menggoyangkan kakinya, dan melambai jika ada sesuatu yang lewat di atasnya seperti saat ini dia sedang melambaikan tangannya kepada pesawat yang baru saja melintas.

"Ayah, kau ada di mana sekarang? Apa kau tidak rindu dengan anakmu yang cantik ini? " ucap Zahra sambil menatap langit dengan gaya rebahannya.

"Ah, ayolah! Apa ayah nggak bisa pulang? Keyla sudah terlalu rindu denganmu!" teriak Keyla dengan sekeras suaranya.

"Ayah denger nggak! " teriaknya lagi.

"Woi bulu ketek, ngapain lo teriak kayak orang gila di sana? Bukannya mandi malah teriak nggak jelas, ah gini amat punya kakak yang otaknya dah geser." teriak seorang bocah lelaki yang merupakan adik Keyla. Namanya, Raga.

"Lo bilang kakak lo sendiri gila? "

"Ah ayolah, kak. Bentar lagi mau maghrib dan kakak belum mandi. Lihatlah! Lihat diri kakak yang bisa dibilang sangat tidak terawat itu, apa kau ini siluman kebo? " ucap Raga dengan sangat santai.

"Biarin, lagian lo sok asik banget tau! " teriak Keyla dari atas genteng.

"Gue bukan sok asik, tapi kalau lo juga nggak turun buat mandi maka bunda akan mengambil tindakan pertama. "

"Iya, gue turun! "

"Hm, gitu dong! Masa iya cewek mandinya sekali seminggu. " teriak Raga.

"Lama-lama mulut lo gue lakban juga yah!"

"Kan bener? "

"Iya, tapi lo nggak usah buka aib gue sambil teriak gitu. " ucap Keyla menuruni anak tangga sedangkan Raga, bocah itu berlari kecil ke dalam rumah takut jika sang kakak benar-benar melakban mulutnya seperti satu minggu lalu.

Ah ternyata Keyla nggak pernah main-main dengan ucapannya.

Gadis itu berlari mengejar Raga namun, saat masih berada di depan pintu tubuhnya menabrak seorang wanita paruh baya dengan tampang yang sangat menyeramkan di sertai spatula di tangannya.

"Selamat pagi, bunda! Bunda cantik banget siang ini. " ucap Keyla menggoda Elva.

Eh benar nggak sih? -batin Keyla mencerna ucapannya.

"Anak siapa ini Ya Allah? Kenapa dia selalu bikin saya stress! "

"Anak bundalah, lagian aku kayak gini mungkin karena bunda ngidam yang aneh kali! "

"Perasaan dulu bunda cuma ngidam batu es doang! " ucap Elva berlalu meninggalkan Keyla, niatnya untuk memarahi sang anak jadi terlupakan.

"Pantas waktu gue dalam kandungan gue kayak dalam kulkas." Keyla beranjak ke kamar mandi dengan beban pikiran yang bertambah.

Setelah selesai sholat maghrib, Keyla datang menghampiri Elva yang tengah asik membaca sebuah majalah.

"Bunda, kasih tau alamat ayah, dong. Keyla mau ketemu! " ucapnya santai sedangkan Elva mentapnya dengan tatapan tajam.

"Bun, dengar nggak sih? Keyla ada perlu sama ayah! "

"Untuk? "

Keyla menghirup udara panjang, kemudian mulutnya bercerita dengan sangat lincah tanpa menggunakan tanda titik dan koma. Elva hanya mendengarkan tanpa memotong sediktipun.

Ruang Kosong (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang