3. Bersama Hujan

95 51 104
                                    

Bunda Aisyah ra pernah berkata :

"Janganlah engkau berbangga diri dengan kecantikan dirimu hingga membuat dirimu dikejar oleh jutaan lelaki, karena itu bukanlah sebuah kemuliaan. "

°°°

"Allahu akbar... Allahu akbar... " suara adzan ashar menggema dengan merdu di tengah gerimis.

"Masya Allah, udah adzan. Sholat dulu, deh! " ucap Zahra yang baru saja pulang kerja.

Panggilan sholat masih mengalun indah, beberapa umat muslim mendatangi mesjid untuk menunaikan kewajibannya. Bukan sekedar kewajiban semata, namun sholat dapat menyembuhkan setiap hati yang terluka. Melepas semua keluh kesah kepada Sang Maha Kuasa, sebab sholat itu selalu membuat setiap hati tenang. Jika kamu benar-benar melaksanakan dengan ikhlas.

"Zahra! " suara itu berasal dari seorang pria yang tidak asing bagi Zahra.

"Assalamu'alaikum, Habib! " balas Zahra tersenyum ramah.

"Ehhh, Wa'alaikumussalam, Ra. Baru balik kerja ya? " tanya Irzan sambil mengorek kupingnya.

"Ya, gitulah!" balas Zaza kemudian suara iqomah terdengar pertanda sebentar lagi sholat akan dilaksanakan, "Btw, gue masuk dulu, dada habib! "

"Da... ! "

......

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu..... "

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu... "

Setelah selesai sholat, tidak lupa Zahra melantukan dzikir dan ayat kursi. Karena sesibuk apapun kita jangan pernah tinggalkan amalan membaca ayat kursi setelah selesai sholat wajib. Karena Rasulullah saw bersabada :

من قرأ آية الكرسي فى دبر كل صلاة مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة إلا أن يموت

"Barang siapa yang membaca ayat kursi setelah sholat wajib, maka tidak ada satupun hal yang menghalanginya (mengerjakan amalan) masuk neraka, hingga dia meninggal."

Rasanya sangat tenang, ketika kewajiban telah ditunaikan sebagai seorang muslim. Zahra melangkah keluar bergegas pulang, tiba-tiba tubuhnya menabrak seorang pria yang membuat beberapa lembaran kertas di tangan pria itu ambruk terjatuh.

"Maaf, maaf aku nggak sengaja!" ucap Zaza sambil menunduk.

"Ah, ternyata yang nabrak aku tuh calon istri sendiri, hahaha. " balas pria itu dengan santai.

"Nopal?! " Zahra mengangkat wajahnya ketika mendengar suara pria itu.

Kenapa pria ini ada dimana-mana. Ah kenapa aku bisa lupa, kan Nopal mengajar disini? -batin Zahra.

"Iya, kenapa kaget liat gue? "

"Dih, tau gitu tadi gue nggak usah minta maaf aja tadi. "

"Iya iya, terserah deh. Tapi ini bantuin dulu kertasnya berserakan gara-gara lo tau nggak. " pinta Naufal sambil memungut kertas yang berserakan di lantai.

Ruang Kosong (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang