Jadikan tobat bukan hanya untuk dosa-dosa yang telah kamu lakukan, tapi juga untuk kewajiban yang belum kamu tunaikan. - Ibnu Taimiyah
•••
"Kasih tau dong, kenapa kak Agra bisa gini? Penasaran gue," ucap Keyla membuat Agra hanya terkekeh kecil.
"Jadi..." Agra menggantungkan kalimatnya, membuat ekspresi berubah menjadi datar. "Sebenarnya, kemarin..." kali ini bukan Agra yang menggantung kalimatnya, tapi karena Zahra memotong kalimatnya.
"Bentar dulu, kak. Gue mau buat kopi buat pembeli itu dulu. Bentar yah," ucap Zahra membuat Keyla mendengus kesal.
Gadis itu berlari ke arah meja tempatnya bekerja. Di sana dia terlihat bekerja dengan semangat dan penuh gairah, sepertinya rasa penasaranlah yang membuatnya bekerja seperti itu.
"Lo kalau mau buat, buat aja. Jangan tahan orang buat cerita dong!" ucap Keyla berteriak keras.
"Gue juga penasaran, Key!" balasnya ikut berteriak dari arah tempat dia menyajikan kopi.
Agra, pria itu hanya tertawa kecil melihat interaksi kedua tuyul ini. Sepertinya mereka adalah sahabat yang jarang akur tapi selalu ada kapanpun itu. Persahabatan yang awet, satunya gadis berhijab dengan tubuh pendek dan badan yang sedikit berisi terlihat seperti bakpau yang mungil tapi lucu. Dan, yang satunya lagi. Gadis tomboy, dengan tubuh yang masih terlihat pendek, tapi 3 cm lebih tinggi dari Zahra. Tubuhnya yang sedikit kurus dan wajahnya yang tampan dan cantik membuatnya terlihat manis dan sedikit ganteng.
Beberapa menit setelah menyajikan pesanan, Zahra bergegas ke tempat Agra dan Keyla. Dia fikir saat hujan seperti ini tidak akan ada pengunjung, tapi seperti yang dilihat beberapa pengunjung berdatangan. Meskipun tidak banyak, tapi sedikit membuat Zahra lelah. Karena gadis itu membuatnya dengan terburu-buru.
"Aduh, capek! Yaudah, gimana kelanjutannya, Kak?" tanya penasaran.
"Hahahah, oke!"
"Sebenarnya, waktu kemarin saat Naufal datang. Gue lihat ada sesuatu di wajahnya, lelaki itu benar-benar khawatir dan itu membuat gue kagum banget sama dia. Awalnya sih gue masih nurutin hawa nafsu gue, sampai ada sesuatu yang menyentuh hati gue, yaitu saat dia bilang kalau perempuan itu bukan permainan." Agra menghela nafasnya panjang memandang asal kemana matanya tertuju.
"Saat itu gue sadar, gue sadar sudah berapa banyak perempuan yang udah gue mainin. Sampai gue lupa, kalau ibu gue juga perempuan. Dan adek gue juga perempuan, gue lupa. Entah kenapa saat itu yang gue lihat dari Naufal dia itu kayak malaikat. Setiap ucapannya itu kayak panah yang menancap tepat di hati ini," jelas Agra sambil menunduk bagian dadanya menjelaskan hati miliknya.
Sebenarnya penjelasannya ini tidak terlalu menjawab dari pertanyaan Keyla. Gadis itu masih berusaha mencerna apa yang di ceritakan Agra.
"Gue nggak terlalu yakin kalau itu alasannya, ada yang mau lo jelasin nggak, Kak? " timpal Keyla penasaran.
"Sebenarnya, ibu gue itu udah meninggal. Dia meninggal karena jadi korban pemerko**aan, dua tahun yang lalu. " ucapnya dengan nada yang teramat lemah.
"Hm, maaf! " Keyla merasa bersalah terlalu memaksa Agra terbuka.
"Makanya saat waktu Naufal bilang, kalau perempuan itu bukan mainan. Waktu itu juga gue inget sama almarhumah ibu gue. Gue inget dia pernah jadi korban atas tindakan seorang pria keji. Dan itu udah menjadi alasan, kenapa gue seperti dulu. Gue fikir permepuan itu emang mainan, nggak ada harga dirinya, dan lemah."
Zahra dan Keyla saling menatap, mereka tidak suka mendengar kalimat terakhir Agra.
"Maaf, tapi jujur itu adalah pemikiran gue waktu dulu. Sekarang, gue sadar, kalau perempuan itu mulia. Amat mulia dalam islam, gue selama ini salah memperlakukan perempuan. Gue terlalu menganggap perempuan itu enteng, sampai gue ketemu lo sama Naufal. Waktu itu gue penasaran sama lo, Ra. Karena rumor yang gue tau, lo itu adalah perempuan yang amat menjaga harga diri. Bahkan pacaran aja nggak pernah sama sekali. Jangankan pacaran, nyentuh lawan jenis aja belum pernah. Hahahah, maaf waktu itu gue udah narik lo!"
Zahra hanya mengangguk tanpa berkata apapun. Begitupun, Keyla gadis itu hanya mendengarkan setiap cerita yang dilontarkan dari mulut pria itu.
"Dan buat cowok inisial N itu, gue benar-benar kagum. Gue fikir dia jadi cowok itu berlebihan atau lebih sering gue bilang sok alim sih, sama temannya yang satu lagi itu, Habib. Gue kenal sama mereka, karena emang dari mulut ke mulut mereka selalu menjadi bahan bicara para kaum perempuan. Dulu gue bilang dia itu sok alim atau gimana lah, tapi sekarang gue sadar. Mereka bukan sok alim, tapi gue yang nggak paham dengan agama." jelas Agra serius.
"Gue udah jauh, jauh banget dari agama. Jauh dari Allah. Kadang gue juga udah capek sama hidup yang gini-gini aja. Senang-senang tapi nggak pernah nemuin arti dari bahagia. Gue pengen bahagia, pengen banget bisa ngerasain sesuatu hal yang bikin gue lega," sambung pria itu yang sambil menyeruput kopinya.
"Kalau gitu, pulang! Temuin Allah di setiap sujudmu, Kak. Mohon ampun, dan berjanji akan menjadi yang lebih baik lagi!" timpal Zahra semangat.
"Apa gue masih diterima? Setelah semua larangan Dia gue ingkari? Apa gue pantas? Apa taubat seorang hamba yang hina ini bakal diterima?" pertanyaan dari Agra terlontarkan dengan begitu bebas.
"Dari Abdullah bin Umar r.a. dari Nabi Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT akan menerima taubat seorang hamba selama nafasnya belum sampai di tenggorokan (sakratul maut)". Hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan Tirmizi. "
"Jelas banget pada hadis itu Allah akan menerima taubat hamba. Bukan hanya hadis itu doang ada banyak lagi sih, tapi gue cuma ingat itu doang. Setidaknya sekarang kakak udah merasa bersalah dan menyesal, dan kemudian kakak udah bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Langkah selanjutnya, perbanyak istighfar dan lakukan sholat taubat. " jelas Zahra, "Karena sesungguhnya orang yang bertaubat karena dosanya maka dia adalah orang yang tidak berdosa." sambung gadis itu dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.
Agra hanya terdiam, begitupun Keyla. Ada sesuatu yang menyangkal di hati gadis itu dan dia tidak tau apa itu.
"Gue janji, gue akan berusaha berhijrah. Gue akan lakuin itu dengan ikhlas, gue akan berusaha!" jawab Agra mantap dan yakin.
"Kayaknya, kakak bisa minta bantuan Naufal sama Habib deh. Mereka pasti mau,"
"Yakin?"
"I believe, mereka pasti bakal senang kok." ucap Zahra meyakinkan Agra, "Kalau kakak ada waktu, mampir di masjid ujung sana. Mereka setiap sore ada disana kok." sambung gadis itu.
Agra tersenyum dengan sangat lebar, entah kenapa hatinya sekarang begitu tenang.
•••
Part ini aku buat untuk ngasih semangat buat kamu
Iya kamu, kamu yang lagi hijrah, berjuang dalam ketaatan
Aku tau, aku juga belum bisa diakatain manusia sempurna
Tapi aku pengen ngajak kalian buat lebih dekat sama Allah.Buat kalian yang lagi berusaha memperbaiki diri
SEMANGAT
semoga lelahnya hari ini akan berakhir lillah🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kosong (On Going)
Teen Fiction[Usahakan sebelum membaca untuk follow akun author yah] Persahabatan antara lima orang manusia yang terikat karena masalah yang sama. Mereka berlima adalah remaja yang kehausan akan kasih sayang dari seorang ayah. ________ "Saya tidak pernah menga...