38. Tak Mau Dengar

4.8K 292 15
                                    

Bagian Tiga Puluh Delapan

"Terkadang kita perlu mendengar nasihat orang, agar bisa menyadari segala kekeliruan yang ada."

12 Juli 2022
Deardess mempersembahkan:
Get Away From You chapter 38| Tak Mau Dengar

— Get Away From You —

Tidak ada manusia paling tidak sopan di muka bumi ini selain Fabian. Orang mana yang datang bertamu ke rumah orang pukul dua pagi hanya untuk marah-marah tidak jelas? Jika bukan karena sahabatnya, Mahardika mungkin sudah menyuruh satpam untuk menutup gerbang rumahnya rapat-rapat.

Lelaki yang terbangun dari tidur nyenyaknya itu menatap Fabian dengan pandangan datar. Ia tentu merasa kesal, apalagi ketika tahu urusan Fabian menggedor pintu rumahnya secara brutal hanya untuk misuh-misuh tidak jelas.

Penampilan lelaki itu berantakan. Raut mukanya masam dengan rambut yang tak tersisir rapi. Jangan lupakan sepatu kotor dengan hoodie leceknya yang basah, seperti habis tercebur ke dalam sungai.

"Lo nggak punya jam di rumah?" sinis Mahardika. Lelaki itu menghela napas lelah. Netranya menatap Fabian yang tengah memilih salah satu koleksi pakaiannya di lemari.

"Gue lagi kesel, anjing. Lo harusnya tahu itu."

Mahardika mengusak rambutnya kasar. "Lagian lo malem-malem gini habis dari mana? Club?"

"Lo pikir, ada orang pulang dugem basah-basahan kayak gue?"

Mahardika mengangkat kedua bahunya acuh. "Ya, siapa tahu lo mabok terus kecebur di got."

Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulut Fabian. Lelaki itu mengganti hoodie lembabnya dengan salah satu kaus milik Mahardika.

Berat masalah yang telah dia jalani hari ini. Setelah menerima kalimat putus dari Maureen, dirinya pergi dan kembali mendapat sebuah nasib buruk. Saat di perjalanan pulang, hujan tiba-tiba turun menaungi langkahnya dalam berkendara menuju rumah Mahardika. Fabian yang enggan menghentikan laju motor pun menerobos hujan, membuat pakaian yang dikenakannya basah kuyup.

Mahardika yang masih mengantuk kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Membiarkan Fabian tiduran di sofa dengan mata menatap lurus ke atas langit-langit kamar.

"Dik?" panggilnya memecah keheningan.

Mahardika dengan kesadaran yang mulai hilang setengah hanya bergumam pelan, "Hm?"

"Maureen putusin gue," ujar Fabian tiba-tiba, membuat kedua bola mata Mahardika yang tadinya tertutup rapat kini kembali terbuka dengan sempurna.

"Anjing!" seru Mahardika. Ia mendudukkan diri di atas kasur. Rasa kantuk yang semula menyelimuti dirinya seketika hilang begitu saja.

"Lo serius?!" tanyanya masih tidak percaya.

Fabian menghela napas panjang. "Lo liat tampang gue ada bohong-bohongnya?"

Mahardika menggelengkan kepala. Pantas raut muka Fabian sedari tadi terlihat butek, seperti orang yang telah kehilangan seluruh kekayaannya. Rupanya lelaki itu telah diputuskan oleh Maureen.

"Nyesel gue terima tawaran jalan dia hari ini," gumam Fabian. "Harusnya gue sadar, dia ngajak jalan berarti ada apa-apanya."

"Apa alasan dia putusin lo?"

"Maureen tahu gue selalu mata-matain dia. Anjing emang!"

Mendengar itu, Mahardika hanya terdiam. Dia bukannya tidak menaruh rasa iba, tapi dia merasa salut kepada Maureen yang berani membuat sebuah keputusan. Karena menurutnya, Maureen lebih pantas mendapatkan lelaki yang jauh lebih baik dari Fabian.

Get Away From You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang