24. Satu Lagi Keluhan Malam Ini

3.9K 282 9
                                    

Bagian Dua Puluh Empat

"Terkadang dalam hidup ada beberapa hal yang mesti kita abaikan. Fokus pada tujuan, dan jangan pedulikan hal-hal yang tidak penting."

09 Juni 2022
Deardess mempersembahkan:
Get Away From You chapter 24| Satu Lagi Keluhan Malam Ini

— Get Away From You —

Anxiety terkadang mampu membuat seseorang kalap dan kehilangan fokusnya untuk menjalani kegiatan sehari-hari. Merasa cemas berlebihan terhadap sesuatu hal yang kepastiannya belum tentu terjadi. Diiringi pikiran buruk yang memicu perasaan takut tanpa sebab yang pasti. Tidak sedikit orang di dunia yang mengalaminya. Tua atau muda mereka sama saja.

Maureen berlari dengan perasaan cemas luar biasa di hati. Tidak peduli perutnya yang baru terisi makanan, ia terus menelusuri lorong-lorong rumah sakit dengan langkah lebarnya.

Sesampainya di depan ruang rawat inap Tantri, tangan gadis itu terulur, membuka pintu kamar tanpa permisi.

Tantri dan Haikal yang tengah berkemas seketika itu juga menoleh. Matanya menatap Maureen dengan pandangan penuh tanya.

"Kak, Kakak gapapa?" tanya Maureen dengan napas tersengal.

Sebelah alis Tantri terangkat ke atas. "Aku oke," balasnya, membuat Maureen bisa bernapas dengan lega. "Kamu kenapa kok ngos-ngosan?"

Maureen menggeleng. Ia melangkah memasuki kamar Tantri. "Habis lari, olahraga," katanya tertawa renyah.

Salahkah saja pikirnya yang terlalu mencemaskan banyak hal. Otak kecilnya terlalu pintar untuk membuat skenario menegangkan dalam kepala. Ah, tidak, jangan salahkan, dia sudah benar. Dia hanya takut Tantri kembali dilukai oleh Bayu. Wajar bukan, jika seorang adik mengkhawatirkan kakak perempuan tersayangnya?

Sore itu, selepas mendapat pengecekan terakhir dari dokter, Tantri benar-benar pulang ke rumah. Haikal, pria dengan hati malaikat itu berbaik diri untuk mengantarkan Tantri agar sampai dengan selamat di tempat tujuan.

"Yakin nggak mau tinggal dulu di tempat saya?" Dalam keheningan mobil, Haikal bertanya dengan pandangan fokus menatap jalanan di hadapannya.

Tantri di sampingnya menggelengkan kepala pelan. "Makasih atas tawarannya, tapi kita mau tinggal di rumah aja, Haikal."

Haikal memahaminya dengan hati maklum. Tidak apa, itu keputusan Tantri. Dia membuat penawaran semata-mata karena khawatir dengan wanita itu. "Kalau ada apa-apa jangan sungkan buat kabarin saya," tuturnya sebelum suasana hening kembali menyelimuti.

Di sepanjang jalan itu Maureen sesekali mendengarkan percakapan antara dua orang dewasa di depannya. Seringnya dia menatap kosong hamparan gedung tinggi di sekelilingnya. Jangan lupakan jalanan padat yang dipenuhi lalu lalang kendaraan akibat jam pulang kantor yang telah tiba.

Gadis itu menghela napas. Menyandarkan kepala di sandaran kursi, lalu memejamkan mata untuk menghilangkan kesadaran bersama dengan usahanya memadamkan rasa khawatir di hati.

Tanpa di sadari, ketika langit sore bertabur jingga menyelimuti, mobil yang dikendarai Haikal pun tiba di pekarangan rumah Maureen.

Maureen bangun, menatap dengan pandangan sayu rumahnya yang sepi tanpa penghuni. Teringat jelas bagaimana perdebatan demi perdebatan antara Tantri dan Bayu terus terjadi. Hatinya terasa sesak membayangkan sang kakak yang tetap mengukir senyuman meski hati berkeping hancur tanpa pernah mendapat obat penawar.

Get Away From You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang