37. Sebuah Permintaan

4.7K 303 24
                                    

Bagian Tiga Puluh Tujuh

"Kita hanya butuh keberanian untuk memulai dan mengakhirinya."

10 Juli 2022
Deardess mempersembahkan:
Get Away From You chapter 37| Sebuah Permintaan

— Get Away From You —

Hening menyelimuti ketika Fabian mengikuti apa yang Maureen inginkan. Kalimat itu terucap keluar hingga merubah suasana di sekitarnya menjadi senyap. Atensi Maureen sepenuhnya beralih pada Fabian, kembang api di langit dan tenangnya air danau seolah kehilangan daya tariknya.

Maureen menatap ke arah Fabian. Tidak menyangka lelaki itu mau mengatakan apa yang Maureen minta. Lantas sebuah senyuman kecil terbit di bibir Maureen, mengucap kata terimakasih tanpa suara dengan rasa khawatir menyelimuti diri.

Fabian tidak tahu saja, bahwa kalimat yang dirinya lontarkan beberapa saat lalu hampir membuat keputusan Maureen goyah.

"Andai aku nggak minta, kamu pasti nggak mau bilang kayak gitu, kan, Bian?"

Fabian menatapnya datar. "Ya lo pikir aja," katanya kembali membuat yakin keputusan yang sudah Maureen genggam.

Maureen tersenyum getir. Dia memang sudah seharusnya tegas pada diri sendiri. Dia tidak boleh gampang goyah dengan sikap Fabian yang seperti bunglon.

Gadis itu lantas berbalik. Menatap nanar air danau yang tenang dengan sisa kembang api yang masih terlihat di atasnya.

"Jujur, kamu emang nggak pernah sayang sama aku, kan?" Maureen melantur.

Mendengar itu Fabian menatap heran ke arahnya. Kening lelaki itu mengernyit dalam dengan sorot matanya yang tajam. "Lo kenapa, sih? Gak jelas."

"Aku cuma utarain apa yang aku rasa, Bian. Selama aku jadi pacar kamu, aku gak pernah benar-benar ngerasa kalau kamu sayang aku. Apalagi dengan sikap over kamu yang sedikit-sedikit curiga, sedikit-sedikit nggak percaya sampai nuduh yang enggak-enggak. Selama ini aku diam karena aku gak mau memperumit masalah, tapi lama-lama aku capek, Bian."

Bian terdiam. Haruskah ia peduli dengan apa yang Maureen rasa?

"Terus lo koar-koar sekarang ini kenapa? Lo mau masalahnya jadi rumit?" Fabian sarkas.

Maureen menggeleng pelan. Bukan itu poinnya. "Bian, andai aku punya satu permintaan lagi, kamu mau ngabulin?" tanyanya keluar dari topik pembicaraan.

Fabian bungkam. Ia menolak untuk membalas. Namun, Maureen tidak peduli, kali ini dia akan bertingkah semaunya seperti yang sering Fabian lakukan.

Gadis itu menghela napas panjang, menyiapkan hati dan keberanian, sebelum akhirnya ia menatap ke arah Fabian. "Ayo putus, Fabian," katanya dengan tatapan yang begitu lekat.


Kalimat itu dengan mulus terucap keluar dari mulut Maureen. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu, yang jelas dia sudah tidak tahan lagi menjalin hubungan tidak sehat dengan Fabian.

Fabian yang semula berdiri di sebelahnya dengan tatapan tertuju ke depan langsung menatap Maureen tajam. "Lo ngomong apa barusan?" tukasnya.

Maureen menelan ludah. Jantungnya berdegup kencang ketika merasakan tangan Fabian mencengkram erat bahunya.

Keringat dingin membasahi tangan Maureen. Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat, mencoba meyakinkan diri dengan keputusan yang telah dirinya buat. Ibaratnya, sudah terlanjur mencebur ke dalam kolam, ketika dirinya basah, maka tuntaskan saja semuanya saat itu juga.

Get Away From You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang