5. Jiwa Rapuh yang Tak Terengkuh

8.8K 652 90
                                    

Bagian Lima

"Seperti merpati yang terkurung dalam sangkar, sesekali ia ingin dilepaskan, merasakan sensasi terbang bebas di angkasa. Mengepak sayap, menembus awan hingga menerjang hujan dengan kawanannya."

07 Mei 2022
Deardess mempersembahkan:
Get Away From You Chapter 05| Jiwa Rapuh yang Tak Terengkuh

- Get Away From You -

Menaruh ekspektasi tinggi memang menjadi hobi seorang manusia. Lalu setelahnya mereka akan kecewa, menyalahkan Ilahi atas ketentuan yang diterima. Sebenarnya, rasa kecewa itu tidak ada jika manusia tau apa artinya rasa syukur. Maka selanjutnya kita perlu membuka mata lebih lebar; pandang luasnya dunia, dan kita akan lihat banyak orang yang nasibnya tidak sebaik kita.

Pagi ini seorang gadis tampak tersenyum di atas tempat tidurnya. Menatap layar ponsel yang menampilkan beranda sosial media. Empat hari sudah ia terbaring di rumah. Hari-harinya terasa membosankan. Hanya makan, tidur, belajar, dan bersantai ria seperti yang sedang ia lakukan sekarang. Hal tidak berguna, tapi apalah daya kondisi tubuhnya belum terlalu bugar untuk mengerjakan aktivitas fisik lainnya.

Hiburan yang dia dapat juga tidak banyak. Semua berasal dari sosial media. Streaming film yang sedang happening, atau mentok-mentok membaca komentar netizen tentang thread Twitter yang kebetulan muncul di beranda.

"Keyli!" Baru saja ingin menikmati kebebasan, papanya tiba-tiba datang membanting kasar pintu kamar.

Keyli tersentak. Ponsel yang berada dalam genggaman tangannya belum sempat ia sembunyikan. Tangan papanya kalah cepat. Ponsel itu direbut. Seketika raib dalam genggamannya. Maka tidak akan ada hari-hari penuh tawa lagi setelahnya. Hanya itu sumber bahagia yang Keyli miliki.

"Kamu ini ngapain!? Bukannya istirahat malah mainin ponsel gak jelas!" Papa Keyli murka. Rahangnya mengeras dengan sorot mata tajam.

"Aku cari hiburan, Pah."

"Kamu harus istirahat! Main ponsel nggak buat kamu cepat sehat. Jangan buang-buang waktu, Keyli! Kamu sudah empat hari ijin dari sekolah. Lama-lama bisa tertinggal pelajaran."

Keyli menghela napas. Ia sudah biasa menerima celotehan sang papa.

"Istirahat! Papa nggak mau lihat kamu pegang ponsel lagi." Ponsel pintar Keyli dimasukkan dalam saku celana. Tentu saja benda itu tidak akan kembali dengan cepat. Bulan lalu, bahkan ponselnya juga pernah kena sita, karena ia ketahuan bermain sosial media di malam hari. Padahal menurut jadwal papanya, di waktu malam itu Keyli harus belajar.

Keyli menurut. Percuma saja jika ia membantah, hanya akan membuang energi. Apalagi kondisi tubuhnya belum benar-benar pulih.

Tubuhnya yang bersandar di kepala ranjang ia turunkan perlahan. Berbaring di bawah selimut tebalnya yang selalu menjadi saksi bisu tumpahnya air mata. Sungguh, jika boleh ia ingin pergi ke sekolah secepatnya. Keyli tidak betah berlama-lama di rumah.

"Tadi Papa mampir ke toko buku. Daripada main ponsel nggak jelas, kamu mending belajar. Papa juga beli buku latihan ujian untuk masuk perguruan tinggi. Pelajari itu. Sebentar lagi pendaftarannya dimulai, bukan? Kamu harus belajar dari jauh-jauh hari."

Keyli melirik sekilas paper bag berisi buku yang baru saja ditaruh papanya di atas nakas. Ia menatap bingkisan itu tanpa minat. Istirahat dalam kamus papanya memang berbeda. Belajar lebih baik daripada scrolling media sosial. Padahal baginya, sesekali berselancar di sosial media tidak akan jadi masalah. Nilainya tidak akan langsung turun begitu saja.

Get Away From You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang