Tragedi

3.5K 430 41
                                    

TIME SKIP 2 BULAN KEMUDIAN

Hari ini benar-benar terjadi ... Telah tiba saatnya. Aku melihat para pelayan mulai membawa Diana ke kamarnya dan menutup pintunya, teriakan demi teriakan terdengar dari dalam kamar. Aku menelan ludahku sendiri dengan gelisah ... Diana ... Dia pasti akan baik-baik saja.

Tidak. Itu sudah pasti, kan? Tapi bagaimana kalau ada keajaiban yang terjadi?! Kumohon...

Saat aku sedang gelisah dan khawatir, tiba-tiba saja Felix datang dan menarikku ke kamarku sendiri dan mengunciku dari luar. Itu membuatku kaget ... Aku langsung menggedor-gedor pintunya.

"Felix! Apa yang kau lakukan?! Apa maksudmu dari semua ini?! hei! Biarkan aku keluar! Diana membutuhkanku!" desak ku.

"Maaf ... Maafkan aku Diona ... Maaf aku tak bisa menepati janjiku ..." Ucap felix dengan suara yang gemetaran, kemudian tedengar langkah kakinya yang semakin menjauh. Meninggalkan ku terkunci di kamarku sendiri.

Marah dan kekecewaan. Itulah yang aku rasakan sekarang.

Aku terlalu sibuk untuk mencoba mendobrak pintunya sampai aku tidak sadar bahwa Ethar tak sadarkan diri di kasur. Aku langsung berbalik dan berlari ke arah Ethar, dia tidak terluka ... tapi sepertinya dia pingsan. Apa ini juga perbuatan dari Felix? Tapi kenapa?! Diana sedang melahirkan di luar sana!

Tunggu ... Diana melahirkan...

Kematian Diana ... Pembantaian Claude.

Ah ... Aku mengerti sekarang. Felix mencoba untuk melindungiku ... Tapi tetap saja ini salah!! Justru disaat-saat yang seperti ini, Diana pasti membutuhkanku sekarang! 

Aku kembali berlari ke arah pintu dan mencoba mendobrak kembali namun usahaku sia-sia saja. suara dobrakan ku diiringi dengan teriakan dan tangisan Diana dari rasa sakit saat melahirkan. Dan itu membuatku semakin putus asa...

Tidak, kumohon ... Biarkan pintu ini terbuka ... 

Setidaknya biarkan aku melihat Diana untuk yang terakhir kalinya! Biarkan aku memberi tahu dia segalanya! Kumohon!

"Felix ... Aku mohon padamu ... Biarkan aku pergi, biarkan aku untuk dapat memeluk saudariku untuk yang terakhir kalinya ... Kumohon, Felix."  ucapku putus asa yang entah didengar oleh seseorang ataupun tidak.

"Siapapun, kumohon ... Bukakan pintu ini untukku. Aku hanya ingin melihat saudariku disaat-saat yang tersulit baginya ... Aku hanya ingin berbicara pada Diana untuk yang terakhir kalinya, apa itu terlalu banyak untuk diminta...?" 

Saat aku memohon-mohon entah kepada siapa, terdengar tangisan bayi yang sangat kencang. Athanasia ... Telah lahir. Dan itu berarti, Diana ... Telah tiada. Tidak, tidak, tidak!!! Aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal padanya! Aku bahkan lupa untuk menyapanya pagi ini! Aku belum mengobrol bersamanya hari ini!! 

Aku tak bisa lagi menahan air mataku ini ... Aku terduduk di lantai penuh dengan kekecewaan dan penyesalan. Andai saja ... Andai saja saat aku bangun aku langsung pergi padanya ... Andai saja.

"Diana ... Maafkan aku ..."

Lalu, terdengar teriakan dari orang-orang di luar sana, aku sadar ... Claude sedang melakukan pembantaiannya. Membantai seluruh selir dan pelayan yang ada di istana Ruby tanpa ampun. Membuktikan betapa cintanya ia pada Diana ... Dan betapa marahnya ia pada takdir.

Pertumpahan darah sedang terjadi di luar sana, teriakan dari orang-orang bercampur dengan tangisan Athanasia yang baru lahir, mendramatisir keadaan yang sudah sangat kacau ini.

Tiba-tiba saja ada yang menendang pintunya sampai terbuka, aku menengok ke belakang yang ternyata itu adalah Ethar. 

"...Ethar?"

"Tunggu apa lagi?! cepat pergi dan temui Nona Diana sekarang!" bentak Ethar yang langsung membuatku tersadar.

Aku mengangguk buru-buru berdiri dan berlari ke arah kamar Diana dengan cepat, aku takut Claude akan membunuhku tapi aku tak bisa hanya berdiam diri. Semua ini memang asing bagiku, tapi satu hal yang pasti ... Aku mencintai Diana.

Saat aku berlari, begitu banyak jasad yang tergeletak dan darah yang bersimbah dimana-mana dan mengeluarkan bau yang tidak sedap sampai-sampai aku ingin muntah. Namun ini tidak membuatku menyerah, Aku tetap berlari.

"Tunggu aku, Diana ... Athanasia."

Sampailah aku di kamar Diana dengan napas yang terengah-engah. Aku buru-buru masuk dan melihat Claude mengacungkan pedangnya ke arah Athanasia dengan Lilian yang bersujud di depannya. Dengan cepat, aku berlari ke arah mereka dan berdiri di depan Lilian dan Athanasia.

"Jangan ... Sentuh mereka." ucapku tegas.

Athanasia masih menangis, aku dengan lembut menggendongnya dan memeluk Athanasia dengan erat, menjauhkannya dari pedang Claude. Claude nampak tidak senang dengan kehadiranku yang tiba-tiba.

"Berani-beraninya kau..."

"Jika kau benar-benar mencintai Diana, setidaknya kau akan membiarkan darah dagingnya hidup. Apa kau akan menyia-nyiakan perjuangan Diana untuk anak kalian hanya karena keegoisan mu sendiri?!" bentakku.

Claude terdiam beberapa saat mendengar perkataanku.

"Baiklah ... Siapa nama bayi itu? Athanasia? Mari kita lihat berapa lama ia bertahan dengan nama itu." ucap Claude begitu dingin dan kasarnya.

Kemudian Claude pergi dari kamar itu, diikuti dengan Felix ... Aku baru sadar bahwa Felix selama ini berada di dalam ruangan yang sama.

Kami saling bertukar tatapan selama beberapa saat, terlihat bahwa felix merasa bersalah, sedih dan malu. Aku menatapnya dengan tatapan kecewa. Kita saling bertatapan tak begitu lama karena Claude dan felix buru-buru pergi.

Aku menghela napas lega, dan berjalan ke arah Lilian. 

"Kau tidak apa?" tanyaku lembut.

"Ya, aku tidak apa-apa. Terimakasih ... Terimakasih telah melindungi Tuan Putri." jawab Lilian. dengan penuh rasa terimakasih.

"Tidak, tidak ... Ini kewajibanku sebagai seorang paman bagi Athanasia."

Kemudian Ethar datang dengan ekspresi yang khawatir. 

"Tuan! Syukurlah anda baik-baik saja!! Maaf saya telat melindungi anda dan Nona Diana..."

Lagi-lagi Ethar menyalahkan dirinya sendiri....

"Itu bukan salahmu, Ethar."

...

Sejak saat itu, Claude, Felix dan aku tidak pernah saling berbicara lagi. Aku senang tentu saja, itu berarti aku berhenti menjadi lacurnya Claude.

Claude bahkan sampai memberikan istana Ruby dengan hak kepemilikannya diubah menjadi namaku ... Dan aku di beri gelar Marquis. Untuk mengurus seorang Putri aku harus punya gelar bangsawan setidaknya yang paling rendah katanya.

Tapi tidak apa, aku akan mengurus Athanasia dengan senang hati! Lihat saja Claude, kau pasti menyesal telah meninggalkan anakmu sendiri.

Juga terimakasih untuk Istananya:)

Suddenly i become Diana's Twin [Wmmap X M! Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang