Bisnis

1.5K 190 17
                                    

Setelah malam itu bersama Felix, dia terkadang selalu diam-diam menyelinap untuk bertemu denganku. Aku harus membawa Athanasia tidur di kamarku supaya Felix tahu apa artinya berhenti.

Walau dia tidak kasar, tetap saja ... Dia memintanya terlalu sering! Memangnya aku siapanya dia coba?!

Lagian kenapa aku terus buka selangkangan buat Felix sih. Bodoh juga, ya. Tapi yaaaa refreshing kan, lumayan.

Sudahlah, sekarang aku barus fokus ke pekerjaanku yang baru- bikin kue!!

"Wahaha!! Saatnya unjuk bakat!!!"

Aku membuat adonan kue terlalu bersemangat sembari tertawa, Lilian melihatku dengan tatapan khawatir. Tapi setidaknya Athanasia terlihat bahagia melihat tawaku.

"Tuan ... Untuk apa anda membuat kue..?"

"Tentu saja usaha!!"

"Membuat usaha bisnis seperti itu tidak mudah tuan, perlu modal yang banyak ..."

Heh, Lilian, kamu nggak tahu ya aku punya banyak atm manual di sini.

Aku bisa saja minta beberapa uang pada Roger dengan dalih 'bekerja sama' ... Yah harus di threesome lagi pun nggak apa-apa, asli.

Felix juga pasti mau membantu sedikit-sedikit ... Hadiah dari Roger juga masih belum terpakai.

"Hehehehehehheheheehhehehehehehe."

"Tuan, tolong hentikan. Anda akan membuat tuan Putri takut."

Setelah memasak beberapa jam, akhirnya kue ku jadi menjadi tiga toples. Aku mengeluarkan beberapa kue dan memberinya pada Lilian.

"Ini, cobalah." Ucapku dengan senyuman penuh kepercayaan diri.

Lilian nampak kurang yakin dengan kue ku tapi dia hanya menghela napas dan menerima kuenya. Perlahan ia memakan kue itu dan wajahnya menjadi kaget.

"Wah, enak! Aku tidak tahu Tuan bisa memasak!"

"Tentu saja! Haha sayang sekali Tuan Putri tidak bisa merasakan kue buatan pamannya! Tunggu beberapa bulan lagi, ya."

Aku pun mengambil Athy dari pangkuan Lilian. Dan memberikan ketiga toples tadi pada Lilian.

"Berikan itu semua pada para pelayan yang lain untuk mereka mencobanya. Anggap saja ini tes pasar, aku ingin tahu berapa orang yang menyukainya dan tidak."

Lilian mengangguk serius.

"Baiklah, Tuan! Aku akan membantumu untuk membangun bisnis ini!! Anda pasti akan sukses!!"

Lilian pun pergi dari dapur dengan semangat. Labil sekali, tadi kelihatannya nggak yakin tuh.

"Nah, Athy, ayo kita jalan-jalan terlebih dahulu. Sembari mencari Felix untuk membantu kita mencari bangunan untuk toko kita!"

•••

Aku dan Felix bertemu di belakang Istana Ruby, ini sedikit tersembunyi ini bagian pepohonannya. Dan Athy sedang berada di pangkuan Felix.

"Jadi, kamu mau membuat bisnis kue? Aku mau mencobanya!"

Waduh.

Aku lupa untuk menyisakannya untuk Felix ... Dasar pelupa!!

"Uhm, aku sudah membagikannya pada yang lain ... Tapi kalau kamu mau nanti aku buatkan lagi khusus untukmu. Menu spesial!"

...

"Jadi kamu butuh bantuan apa?"

Felix ini mudah sekali dikibulin, padahal dia kan seharusnya jadi kesatria yang haus darah atau begitulah ... Sepertinya karena pedangnya tajam, otaknya jadi tumpul.

"Yah, aku sedikit takut untuk keluar istana sendirian ... dan aku mudah ketipu. Jadi bisakah kamu menolongku untuk mencari bangunan untuk tokoku?" Pintaku dengan wajah seimut mungkin.

Aku takkan mau melakukan hal ini kalau tidak pada Felix saja ... Hanya Felix yang boleh tahu sifat menye-menye ini.

Wajah Felix memerah, tanpa sadar ia memeluk Athy lebih keras.

"Biar- biar aku gendong kembali Tuan Putri." Ucapku khawatir, dan langsung megambil kembali Athy dari pangkuannya.

"Baiklah!! Aku akan membantumu! Aku hafal setiap sudut negara ini! Jangan khawatir!!"

"Jangan jauh-jauh ... Sekitaran pusat kota saja."

"Oke! Kalau begitu aku akan mencarinya sekarang!"

Semangat sekali. Memangnya dia tidak ada pekerjaan lain? Langsung main pergi aja.

"Tunggu, kau tak sibuk?" tanyaku.

"Sibuk, tapi tidak apa. Aku bisa melakukan semuanya dengan tepat dan cepat, kok!!"

Terserah anak ini aja dah. Yang dimarahin nanti dia sendiri.

Aku hanya mengangguk dan membiarkan Felix pergi.

Dan langkah selanjutnya adalah Roger. Karena dia adalah Duke, pasti dia mengetahui setidaknya sebagian dari jalur perdagangan.

Aku membutuhkannya untuk pasokan bahan baku tokoku nanti. Mungkin saja aku akan dapat diskon dengan membawa nama Duke Alpheus.

Wah pinter banget aku.

Dari dulu seharusnya begini. Aku nggak harus repot-repot mikirin si Kaisar brengsek itu dan menjalani hidup dengan normal seperti ini.

Ya, tidak perlu cemas berlebihan lagi. Kalau ada kejadian aneh, abaikan saja! Seperti si Anastacius kemarin, urusan dia itu dengan Diona yang asli.

Aku bukan! Jadi itu semua bukan urusanku!

"Hehehehehe"

"Uwaaa!! Uwaaa!!"

Ah, Athy menangis ... Sepertinya dia lapar.

"Oke oke, ayo kita pergi untuk membuatkan susu untukmu."

•••

Setelah menidurkan sang Putri, aku mengirim surat untuk Roger pasal bisnis yang ingin aku buat. Aku sudah berpesan pada Alice untuk segera menyampaikan suratnya.

Tapi sepertinya aku akan menerima balasan sekitaran dua hari lagi ... Memalaskan.

"Hmm, aku lupa alur cerita ini ... Yah, kan masa Athanasia waktu bayi agak di time skip juga, sih.."

Entah mengapa tetap saja aku merasa kosong. Tidak ada ancaman untuk mati lagi di sini, seharusnya aku merasa bebas.

Claude sudah tak memedulikan aku dan Athanasia. Dia tidak akan mengganggu lagi.

Tapi kenapa, ya.

Seperti ada sesuatu yang mengganjal. Yang menahan. Seolah-olah mengatakan aku belum bebas.

"Huft, capek juga hidup."

Dasar Claude bajingan.

Kayaknya dia memberikan aku PTSD.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suddenly i become Diana's Twin [Wmmap X M! Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang