Sepucuk Surat

4.3K 597 23
                                    

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?"

"Yang mulia...!"

Aku, Felix dan Diana membungkukkan badan. Tapi... Apa yang dilakukan bocah itu?! Kenapa dia malah saling bertukar tatapan?!

Kenapa orang-orang disekitarku suka sekali menantang maut mereka bersama ku...?!

"Hei.. Ethar! Berikan salam pada yang mulia!" Bisikku.

"Kenapa aku harus memberikan salam pada orang ini? Dia kan bukan Tuanku?" jawab Ethar dengan keras.

Hei, bocah bodoh. Nyawa kita semua ada ditangan orang itu! Jika kau membuatnya tidak nyaman, maka bukan kau saja yang akan menjemput maut!

Dasar anak remaja, selalu merasa dirinya yang paling keren kalau memiliki nyali yang besar.

"Heh, bocah seperti ini kau sebut dengan pelayan pribadi yang berbakat?"

Sial, ternyata Claude sudah mendengar semuanya. Mati lagi gak ya?

"Setidaknya aku masih memiliki sisi kemanusian."

Ahhh sialan! Jadi ini akibatnya bawa remaja baru puber... Dia pikir dia pemeran utamanya, ya?

"Ethar! Jaga sopan satun mu! Nona Hera tidak mengajarkan mu seperti itukan?!" bisikku kembali pada Ethar.

Ethar hanya diam dan terus saling beradu pandangan dengan Claude. Bocah sialan! Dengarkan apa kata Tuanmu!

"Maafkan saya dan Ethar yang mulia, dia hanya belum mengerti... Saya pastikan ini tidak akan terulang kembali." Ucapku buru-buru sembari membungkukkan badan dan menekan kepala Ethar untuk membungkuk juga.

Maunya bunuh diri, gak mau mati ditangan bajingan.

Diana memeluk tangan kanan Claude dan memasang wajah memelas padanya. Sepertinya ia sedang membujuk Claude untuk segera pergi dari kami. Bagus Diana, selamatkan kembaranmu ini dari maut.

"Hanya untuk kali ini saja. Ayo."

Claude pergi sembari menggandeng tangan Diana. Diana hanya tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Dia benar-benar malaikat.

Claude juga malaikat sih, malaikat maut.

"Diona... Aku-"

Sebelum Felix menyelsaikan kalimatnya, aku langsung menarik kuping Ethar. Kesabaranku sudah mencapai batasnya

"Ethar! Sudah kubilangkan, turuti apa kataku! Kenapa kau tidak mendengarkanku tadi?! Kita beruntung kita bisa selamat tahu?!" bentakku marah pada Ethar.

Anak remaja memang harus dididik dengan keras.

Ehm.. aku ini Tuannya apa pengasuhnya sih..?

Sikap Claude juga tumben agak kalem... Apa dia sudah bertemu dengan Hera? Jangan-jangan dikasih mantra hipnotis lagi.

"Maafkan aku Tuan..."

Ethar memasang ekspresi sedih dan menunduk, entah mengapa tiba-tiba penampilannya berubah menjadi... (Name)? Apa? Aku? Aku saat waktu kecil?

Halusinasi macam apa ini? Bahkan Ethar tidak sedikitpun mirip denganku yang dulu.

Tiba-tiba kepalaku pusing, dunia seakan-akan berputar dengan lamban. Aku memegang kepalaku dengan keras dan berteriak sekencang mungkin. Sakit! Rasanya sakit!

Ingatan-ingatan ku dulu sebelum reinkarnasi berputar kembali sekaligus. Dari mulai saat aku bayi sampai aku terbunuh. Ini membuatku ingin muntah.

"Tidak! Ibu! Maafkan aku! Jangan pukul lagi!"

Suddenly i become Diana's Twin [Wmmap X M! Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang