DIANTARA [PART 3, END]

3.8K 245 72
                                    

💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜💜💜

Saat Dian sedang mengerjakan pekerjaannya, ia mendengar suara langkah kaki memakai hells ia sangat yakin itu pasti Maggie.

"Oh jadi kau wanita yang selalu menghalangi pernikahan aku dan Tara?" Tanya nya dengan penuh penekanan.

"Dasar wanita gak tau diri, udah di tinggalkan masih betah bekerja di perusahan sang mantan?" Ejeknya.

Sebarnya Dian sudah menyiapkan surat pengunduran diri satu minggu yang lalu, dan ia akan menyerahkannya nanti setelah makan siang.

Tapi sepertinya niat itu akan ia undur karena kedatangan tunangan pemilik perusahaan, dan itu tidak akan berjalan dengan baik.

Dian hanya bisa terdiam mendengar semua ucapan maggie karena bagaimana pun ia tidak berhak untuk berkata-kata.

Jika di bandingkan dengan maggie dirinya bukan siapa-siapa, hanya orang biasa yang beruntung bisa bekerja dengan kedudukan yang tinggi di perusahaan terbesar.

Ceklek...

"Aku akan pergi dengan tunangan ku, jadi kalau ada yang mencari Tara bilang dia sedang sibuk, ya kan baby?" Ucap Maggie manja.

"Hmm." Gumam Tara datar.

"Baik nona." Ucap Dian.

Maggie pun pergi dengan menggandeng Tara erat, sedangkan Tara sebelum pergi ia melihat pada Dian dengan wajah sendu.

Sebenarnya ia tidak tega dengan semua ini, tapi ia benar-benar tidak tau apa yang harus ia lakukan karena ancaman sang Mommy.

Maka dari itu saat ini ia akan menuruti kemauan Mommy nya, agar tidak terjadi apa-apa dengan kekasihnya.

Dian yang melihat Tara hanya bisa diam mematung, bagaimana pun juga Tara masih berkuasa di dalam hatinya.

Setetes air mata mengalir begitu saja saat melihat punggung Tara semakin jauh dari pandangannya, hatinya begitu sakit melihat semuanya.

Setelah mereka sudah tak terlihat dari pandangannya, Dian pun berjalan kedalam ruangan Tara lalu menyerahkan surat pengunduran dirinya.

"Aku menyerah." Gumamnya.

Dian pun keluar dengan wajah datarnya, tapi berbeda dengan hatinya saat ini benar-benar hancur.

Hari pun berganti kini Tara sedang berjalan ke arah ruangannya dan merasa heran karena tidak melihat keberadaan sang kekasihnya.

Ia pun masuk ke ruangannya dan menemukan surat pengunduran diri sang kekasih, surat itu membuat Tara mematung di tempat.

Apakah kemarin benar-benar akan menjadi hari terakhirnya bertemu dengan Dian?

Setelah sadar ia pun kalang kabut menelpon Dian terus menerus dan hasilnya sama saja handphone Dian tidak aktif.

Kini ia terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir begitu saja, pandangannya mulai kosong saat menerima kenyataan ini.

Oneshot |Liskook| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang