Sajak Waktu {Antologi Puisi}

kakak terhebat

Kala itu...
Yang kata mereka hari bahagia
Namun malah berakhir duka

Dia yang kala itu masih tersenyum menawan
Dia yang kala itu masih  bercanda gurau
Dan akhirnya terbujur kaku mengenaskan

Pekik nyaring menembus rungu
Mereka bilang ia mulai kelabu
Bersama derai butir air yang membendung di pelupuk mata
Degub jantung yang memompa raga
Saya melihatnya...
Kata mereka ia sudah tiada

Hai kakak terkuat yang pernah ada
Selamat jalan untuk selama-lamanya
Kita akan lama tak jumpa
Tak terasa, ya?

Singkat cerita kita tumbuh bersama
Mungkin selama ini saya tak menjadi adik yang baik bagi anda
Tapi satu yang harus Anda tahu, jika saya menyayangi anda
Sangat...

Bukankah dunia terlalu jahat?
Mengambil anda dari saya secara paksa
Saya ingin marah, sangat-sangat ingin marah
Tapi, siapa yang pantas saya marahi?
Apa dia yang membunuh Anda?
Tapi bukankah sia-sia?
Jika begini, saya hanya bisa ikhlas menerima
Mungkin sudah jalan terbaik dari-Nya

Besok, kita benar-benar takkan jumpa
Untuk terakhir kalinya saya  melihat anda
Saya ingin menangis, tapi terlalu takut
Bagaimana jika anda marah akut?
Saya harus kuat, seperti anda bukan begitu?

Jadi, dengan senyum manis terkesan miris
Saya ingin mengatakan terimakasih
Terimakasih pernah ada
Terimakasih untuk hadirnya
Terimakasih karena sudah menjadi kakak terhebat saya
Terimakasih karena sudah kuat menjalani hidup penuh manusia egois lainnya.
Dan terimakasih atas kasih sayang nya

Saya tahu dunia jahat, maka tempat teraman bagi anda adalah akhirat.
Kita akan kembali bersua di sana.

Selamat jalan, dan sampai jumpa
Kakak terhebat saya(♡)

Tenang-tenang di sana, saya baik-baik saja

****

Untuk kamu yang tengah di tinggal.
Semangat ya, aku tahu kamu kuat.

Sedih boleh, tapi jangan berlarut-larut okey? Tuhan tau kamu kuat, makanya dia ngasih cobaan ini. Dan aku yakin, kamu adalah satu di antara manusia kuat itu