Yiyang memandang Winwin dengan raut wajah yang khawatir.
"Fandra kamu kemana? Kemarin aku telpon ngga di angkat, tiba tiba ilang katanya mau ke toilet. Semalaman aku ngga tidur mikirin-"
"Syana.. aku gapapa kok."
Winwin masuk kedalam rumah dengan wajah lelah. Semua yang ia alami benar benar tidak terkira. Sedangkan Yiyang yang melihat hal itu hanya tersenyum, berusaha memahami.
"Besok kita udah mulai masuk kerja."
Winwin mengangguk lemah, kakinya berjalan menuju dapur; kerongkongan nya rasanya begitu kering sekarang.
"Aku udah urus data perusahaan kayak yang kamu minta. Aku juga udah minta ka Ravindra buat ngasih pendapat, dan dia bilang kalau perusahaan yang bagus buat kita kerja sama itu Naka-"
"UHUK!?"
Yiyang segera mendatangi Winwin. Mengelus punggung lelaki itu pelan, membuat yang tersedak minuman nya itu lebih tenang.
"Ubah aja, jangan sampai sama perusahaan itu." Winwin menaruh gelas nya, kemudian bersiap naik ke lantai atas,
"Wah gabisa, Fandra. Perusahaan itu ternyata udah dari sebelum kamu jadi CEO di perusahaan kamu sendiri juga udah di kaitin sama ka vindra"
Winwin memegang pelipisnya. Apa apaan, batinnya.
Winwin menghembuskan nafas nya kasar.
"Pinjem hp kamu dong. hp aku low bat, mau nelpon kaka"
Yiyang langsung menyerahkan nya, yang di terima langsung oleh Winwin
"Halo Syana?
"Ini aku ka"
"Oh ya? udah siap kerja kan besok?"
Jika saja mereka bertatap muka, mungkin sekarang Winwin sudah menatap sang kaka malas. Perusahaan nya, tapi tetap Kaka nya yang mengendalikannya dari atas.
"ngapain Kaka ngasih aku jabatan CEO kalo perusahaan mana yang di ajak kerja sama aja Kaka yang nentuin dan gabisa di ganggu gugat."
Kun tertawa,
"keluar dulu coba, hirup udara segar di taman belakang"
Winwin menurutinya, yang kemudian terdengar suara deheman kecil dari seberang sana.
"Jangan bilang kamu gamau kerja sama gara gara itu perusahaan nya Galang"
Winwin hampir tersedak ludah nya sendiri.
"A-aku.. ya, ini perusahaan aku kan? jadi seharusnya aku bebas dong mau mimpi-"
"Kaka ingatkan, profesional. Masa iya kamu ngehindarin keuntungan yang kita dapatkan kalo kerja sama dengan Naka crop? Dia pastinya juga mau kan kerja sama? terus apa yang salah?"
Winwin mendecak pelan,
"Heh mulut nya"
"Aaaa Kaka aku gamau pokonya aku batalin"
"Althafandra Asera Winata."
"Iya ka bercanda, besok aku rapat bareng dia, iya. Dadah ka have a nice day sedangkan aku wish enjoy the bad day."
Winwin mendengar Kun ingin mengatakan sesuatu, namun ia segera memutuskan panggilannya.
"kenapa?" yang di tanya hanya menggeleng kemudian menyerahkan ponsel yang tadinya ia pinjam kepada pemilik nya.
"kamu udah makan belum? kalo belum makan dulu gih. aku udah makan tadinya di ho- intinya aku cape. kalo kamu mau makan, makan aja ya. aku mau tidur dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Story | Yuwin
Romance[Sequel of Jakarta - Yuwin.] Kata orang, waktu adalah obat terbaik dari sakit hati. Namun, karena waktu jugalah seseorang bisa berubah. Asera sudah secukupnya yakin. Ia bisa melupakan wajah itu. Namun galang lebih yakin, bahwa ia bisa membuktikan c...