❦16

699 96 18
                                    

Ketukan pelan sepatu yang beradu dengan lantai kini menjadi backsound yang begitu kontras.

Hening, sedari tadi tidak ada yang membuka suara.

"Ekhem," Yuta berdehem sengaja. Seketika Kun yang sedari tadi diam menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"A-ah iya, mau di jelasin dari mana?" Ucap Kun, yang di balas delikan malas dari sang adik.

"Semuanya. Aku ade kaka, tapi kenapa dia-" Winwin mengarahkan dagunya pada Yuta. "-lebih tau tentang ini daripada aku?"

Yuta terkekeh pelan. Sedangkan Kun mengusap wajahnya kasar.

"Jadi gini-"

"BANG DITYA, JADI KE CLUB KAGAK?" Seketika semua orang mengarahkan pandangannya ke arah suara. Kun menepuk dahinya pelan, kemudian menatap Yuta garang. Ia tersenyum.

"Kenapa ngga lu suruh langsung kesana aja, kampret?!" Bisiknya pelan pada Yuta, sedangkan Yuta hanya menggelengkan kepalanya.

"Gatau bang, padahal udah gua bilangin langsung aja-"

"KA DITYA!" Yuta segera menghentikan bisikan nya. Baru saja Winwin ingin kembali berucap,

"Woy kok diem dieman anjir? Ngga di sautin. Lah ini siapa-"

Orang itu tersenyum, kemudian dua orang di belakang nya terdiam.

"A-asera?" Winwin membuang wajahnya. Kaki nya segera melangkah naik ke lantai atas.

"Bagus lupada ya bagus" Yuta tidak menghiraukan apa yang Kun katakan. Dirinya segera menaiki tangga, mengikuti kemana Winwin pergi.

"A-anu bang, gua gatau-"

Pletak

Kun menjitak kepala itu keras. Membuat yang di perlakukan demikian meringis sakit.

"Udah mabuk sendiri kan lu, nu?" dua dari mereka tertawa lepas, sedangkan yang terkena jitakan maut itu hanya memegangi kepala nya kemudian mendudukkan dirinya di sofa.

"Udah tentang pacar gua di buka galang, lupada lagi pake datang kesini ngajakin ke club. Ada akhlak lu begitu?"

Lucas menggeleng lemah.

"Gitu dong ngaku. Untung gua sama Johnny cuma ngintilin ni anak, ngga ikutan tereak-"

"Dav, anjing lu. Yang suruh tereak biar cepet kan lu, nyet!" potong Lucas

"Dah dah dah. Gua mau nyamperin Sera dulu" Kun meninggalkan ketiga sahabat karib itu di lantai bawah. Ia segera masuk kedalam kamar sang adik tanpa mengetuk, seketika mantanya membulat terkejut.

Winwin yang telentang di kasur, dengan Yuta yang duduk menindihnya.

"LANG ANJIR LU APAIN ADE GUA, HEH!"

Winwin yang mendengar suara Kun segera mendorong Yuta dengan keras hingga ia terjatuh dari kasur. Winwin segera merapikan pakaiannya, matanya menatap Kun dengan canggung.

"Ngga ngapa ngapain. Gatau dia yang gituin-"

"Dia sih gamau dengerin gua, bang. Gua kan mau jelasin semuanya tentang lu tapi malah marah. Yaudah gua tindih aja biar diem," ucap Yuta. Winwin memberikan death glare pada Yuta, sedangkan Kun hanya memijat pelipisnya.

Situasi macam apa ini.

"Sini coba" Kun duduk di sofa yang ada di kamar itu. Winwin menuruti nya, ia segera duduk di samping sang kaka dengan Yuta yang mengikuti nya.

"Apasih! Sana jauh jauh," Winwin menggerutu kesal. Sedangkan Yuta hanya menanggapinya dengan tawa.

"Jadi intinya, Kaka sama Aryang udah deket dari lama. Karena kita pacaran sebelum kamu pindah dari Jakarta. Jadi kaka ya mana sempat bilang," ujar Kun.

"Dan saat itu, si Aryang masih kelas 3 SMP di pacarin sama bang Ditya," tambah Yuta.

Kun menatap Yuta dengan malas. Sedangkan Winwin hanya terdiam, lebih tepatnya spechless.

"Kenapa?" Tanya Kun, Winwin menggeleng pelan

"K-kaka kayak pedofil ngga sih?" Yuta tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Kun mendengus kesal.

"Sama aja kalian berdua-" Kun menatap Yuta dan Winwin bergantian, "Terus ini? Apa? Baikan?"

Winwin terdiam. Jujur saja, ia tidak mengerti mengapa dirinya dan Yuta bisa begitu dekat hari ini. Ego nya pastinya menolak, namun hatinya nyaman.

Winwin menggeleng, dirinya segera beranjak dari tempat nya. Kaki nya melangkah keluar kamar, namun kembali terhenti ketika mengingat satu nama di benaknya.

"Ka, Syana kemana? Kok belum pulang?"

"Katanya mau kerumah keluarga nya"

❁ཻུ۪۪⸙͎

"Tumben, ngapain?"

"Loh, gaboleh aku ketemu kamu?"

Orang itu tertawa. Dirinya mendekat, memberikan pelukan hangat pada lawan bicara nya.

"Aku harap kamu bahagia, ya? Karena aku ngga segan segan nyakitin orang yang nyakitin kamu"

🕊ֻּּֽۣ֬ꦿᬊ𝐓𝐨 𝐛𝐞 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐢𝐧𝐮𝐞.

Lama bener aing ngilang /nangis/ sebenarnya chapt ini dah lama di tulis si, lupa edit doang

Ngehehehe

Enjoy the story?

Enjoy the story?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rewrite The Story | YuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang