2.3 - Redup

165 72 477
                                    

Hadirmu laksana cahaya dalam gulita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hadirmu laksana cahaya dalam gulita. Membuat kelamku menjadi sirna. Karenanya, jika cahayamu meredup, harapanku turut terkatup.

-Perfect Things-

Hari berganti tanpa mau menanti, tak terasa dua bulan sudah terlewati. Hubungan Lintang dan Sahara tak mengalami banyak masalah yang berarti. Hanya perdebatan kecil yang sesekali terjadi, atau kesalahpahaman yang akan terselesaikan dalam sehari.

Sejauh ini, Lintang merasa Sahara telah banyak berubah. Bukan perubahan dalam artian buruk. Melainkan perubahan yang membuat Lintang senang karena gadis itu tak banyak menuntut melalui sebuah kode yang sulit dimengerti.

Sebab Sahara yang sebelumnya cenderung gengsi menyuarakan isi hati, kini menjadi Sahara yang menunjukkan ragam ekspresi.

Ketika Lintang lelah dengan setumpuk tugas kuliah yang tak kunjung usai, Sahara akan datang dengan secangkir kopi beserta camilan, menunggunya tanpa banyak bicara hingga tugas Lintang rampung sepenuhnya.

"Hng, rambut Mas Linlin mulai gondrong," ujar Sahara memecah keheningan. Pemuda yang tengah berkutat dengan laptop itu lantas menoleh, rambutnya yang mulai memanjang sengaja dia kuncir sebagian.

"Hng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hng ... iya, nggak sempet ke barbershop. Kenapa? Kamu nggak suka aku gondrong, ya?"

"Kata siapa? Hara justru suka. Soalnya Mas Linlin keliatan makin ganteng. Lagian, Hara suka yang gondrong-gondrong, kok." Sahara memuji seraya terkekeh.

"Ck, dibilang jangan terlalu blak-blakan mujinya. Aku kan malu, Ra." Lintang merengek, sementara Sahara tertawa.

"Lho, apa salahnya? Hara kan, cuma ngomong jujur."

"Jujurnya bikin jantung nggak aman."

Sahara kembali tertawa, wajahnya terlihat ceria. Wajah yang selalu membuat Lintang terkesima tiap kali melihatnya.

"Kenapa malah ngeliatin Hara? Emang tugasnya udah beres?"

Lintang tersenyum kecil, tangannya meraih lengan Sahara, mengusapnya pelan. "Udah kok."

Perfect Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang