Budayakan vote sebelum membaca biar ga lupa ya readers.
Tinggalkan komen sebanyak-banyaknya di setiap paragraf biar aku semakin semangat nulisnya ♡´・ᴗ・'♡Hope you like this and Happy Reading❤
.
.
.
.“Perkataan itu jauh lebih menyakitkan daripada sebuah pukulan. Sembuhnya tak dapat diperkirakan. Menimbulkan luka berkepanjangan.”
-Perfect Things-
Dulu, saat kali pertama Sahara bekerja di Nebulà, Lintang sempat protes berbagai hal pada Sahara. Salah satunya adalah perihal dirinya yang pelit senyuman kepada para pelanggan. Kalau soal penampilan sih, tidak ada yang perlu diragukan, sebab di mata Lintang, Sahara akan selalu tampil cantik apa adanya.
"Gimana mau narik perhatian pelanggan, kalo muka lo asem banget kayak gitu," celetuk Lintang.
Sahara mendengkus, "oh, gitu ya?" sahutnya tanpa minat.
"Wah-wah, nih bocil dikasih taunya! Setidaknya kasih senyum kek, yang ramah gitu loh!" omel Lintang.
"Harus banget?"
Lintang mendelik. "Menurut lo? Nih ya, kalo muka lo angker kayak gitu, yang ada pelanggan gue pada kabur."
"Masa?" wajah Sahara bahkan terlihat songong di mata Lintang.
Lintang berdecak, "Kalo sampe omset gue bulan ini menurun, lo adalah orang pertama yang patut disalahin!" hardiknya.
Sahara mendengkus, lagi. "Oke."
"Oke apanya coba?!" Lintang terlihat kesal.
"Oke, saya bakalan coba buat lebih ramah, Misterrrr!"
Lintang tersenyum puas. "Nah, gitu dong!"
Padahal, dulu Lintang yang segenap hati memaksa Sahara agar lebih ramah dan menebar senyuman. Tapi, kini Lintang-lah yang dibuat kebakaran jenggot ketika melihat Sahara menebar senyum pada pelanggan—khususnya laki-laki.
"Sahara, kamu jangan ngasih senyum ke sembarang orang kayak gitu dong!" protes Lintang dengan bibir mengerucut sebal.
"Loh, ini kan bukan senyum ke sembarang orang, tapi ke pelanggan. Lagian, dulu kan, Mas Linlin yang nyuruh Hara buat ramah ke pelanggan. Gimana, sih?"
"Hng ... iya juga sih. Tapi, barusan kamu bisa liat nggak, tatapan itu cowok ke kamu kayak gimana?!" sewot Lintang.
Sahara berkerut bingung. "Kayak gimana emangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Things (END)
FanficKarena mengalami krisis finansial, Sahara yang hanya hidup berdua dengan ibunya, terpaksa harus bekerja paruh waktu di sela-sela kehidupan sekolahnya. Dan entah sebuah keberuntungan atau justru kesialan, sebab dirinya harus berurusan dengan Lintang...