4.3 - Gurun yang tak lagi Gersang [END]

108 27 381
                                    

Yup ini chapter terakhir~
Udah siap?

Happy Reading❤

.
.
.
.
.
.
.

Malam itu, Sahara ikut mengantar Lintang sampai ke rumahnya, dengan Juan sebagai supir dadakan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, Sahara ikut mengantar Lintang sampai ke rumahnya, dengan Juan sebagai supir dadakan mereka.

Ketika mereka sampai kamar, Lintang menarik ujung jaket Juan, seperti anak kecil yang minta dibelikan permen. "Juki, lo nginep di sini, ya?" pintanya dengan wajah dibuat nelangsa.

"Ogah!" tolak Juan tanpa pikir panjang.

"Jukiiiiii, kan nggak mungkin gue minta Hara yang nginep di sini," rengek Lintang dengan mulut merengut yang tampak menjijikkan di mata Juan.

"Yeu, itu sih maunya lo," cibir Juan seraya menoyor kepala Lintang.

"Emang. Makanya lo aja sebagai perwakilan."

"Dih, emangnya gue cowok apaan?!"

"Juki, lo kan bestie gue nih. Nanti kalo gue kenapa-kenapa gimana?" Lintang tak menyerah membujuk Juan.

"Bestai-besti! Lo masih bisa jalan ye, tangan lo juga masih berfungsi dengan normal, nggak ada yang patah, lo juga nggak bakal butuh bantuan buat kencing sama cebok. Nggak usah lebay."

"Juki..."

"Sekali nggak, tetep nggak. Ngerepotin aja."

"..."

Ujung-ujungnya, Juan setuju. Tapi sebelum itu, Juan harus mengantar Sahara pulang lebih dulu. Tidak baik kan, jika anak gadis berkeliaran sendiri malam-malam begini.

Sepanjang perjalanan, Juan sengaja memutar musik untuk mengusir canggung yang dia rasakan sendiri. Sahara yang memang pada dasarnya tidak suka banyak bicara dan tidak peka, hanya terdiam dan tidak menyadari kerisauan yang dialami oleh abang tirinya itu.

Iya, mereka sudah resmi menjadi saudara tiri sejak beberapa bulan lalu. Iswa dan Jo telah resmi menjadi sepasang suami istri, dan kini mereka telah tinggal bersama di rumah Jo. Termasuk, anak-anak mereka, Juan dan Sahara.

Hari itu, tepatnya empat bulan yang lalu. Meski akad pernikahan Iswa dan Jo diselenggarakan dengan sederhana, namun kehangatan tetap terasa di sana. Beberapa kerabat yang hadir berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada kedua mempelai yang telah berhasil melepas masa single parent mereka.

Mama tetap terlihat menawan di usia kepala empat, dan Ayah juga tak kalah gagah meski usianya sudah hampir setengah abad. Melihat keduanya bahagia, Sahara ikut merasakan hal serupa sekaligus lega.

Di hari spesial ini, Sahara juga tampil maksimal dengan rambut yang disanggul dengan pinggiran yang dikepang sedemikian rupa, serta hiasan rambut yang terpasang apik. Sahara tampak sangat cantik dan elegan dengan long dress brukat berwarna rosegold yang membalut pinggang rampingnya.

Perfect Things (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang