Tuan, Nona.

48 7 0
                                    


"Nona"
"Nona ini rumah bukan?"
Sang Nona tidak bergeming, dia tau maksudnya.
"Nona"
"Nona ini penawar bukan?"
Sang Nona tidak berkata, dia bisa merasakannya.

"Nona"
"Nona, tau jalan pulang?"
Sang Nona tidak banyak bicara, dia beri Tuan itu kursi.
"Nona"
"Nona, tinggal disini?"
Sang Nona tidak menanggapi, dia obati yang patah itu.

Dibawanya semangkuk daun tanah basah.
Dibalurnya gugur kelopak mahkota anggrek.
Dileburkan olehnya keduanya.
"Nona, Itu untuk apa?"
Sang Nona menyapunya pada si Tuan.

"Nona"
"Nona ini seorang tabib?"
"Nona"
"Kenapa Nona tertawa?"

Ilusi, ilustrasi, delusi Sang Nona terkapar.
Menjamak hampir yang terbit di sanubari.

"Nona"
"Nona tau amor platonis?"
Sang Nona tidak perlu menunggu waktu.
Si Tuan datang tepat waktu.

"Nona"
"Aku merasakannya"

Bagian 3 #Warnadindingwaktu

Secangkir Hujan: BerpuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang