Jika Zohal bertemu Luna

20 2 0
                                    

Kita barangkali dua mahkluk yang tenggelam dalam tangisan
Bernapas melalui kenangan dan kesedihan yang berlarut
Berenang mengarungi malam yang kesepian
Berkelahi dalam kepala yang carut-marut
Kita acapkali tersesat oleh rindu entah pada siapa, dan puisi-puisi

Zohal dan luna barangkali dua hal yang bagi kita belantara
Bak hutan yang menyimpan banyak hujan dan luka
Begitukah cara kita menamai kenangan yang selama ini membelenggu?
Ataukah kita sedang memainkan kisah yang dituliskan cuma satu?

Kulihat bola matamu yang redup seperti lampu tidurku
Gelap, senyap, dan meneduhkan. Nama lain dari rahasiamu, bukan?
Banyak ‘atau’ dan ‘entah’ di sajak ini, karena kau ialah pertanyaan;
Seperti Iris, Terra, Zohal, Luna, dan kau salahsatu yang tak pernah kujumpai di sini, atau di sana

Di halaman selanjutnya, tiba-tiba aku menginginkan ini;
Menjadi kekasih bulan, yang iabawakan temaram di saku bajunya
Dan aku ingin menjadikan kamu Kafka di rak bukuku
Dan lagi, mungkin tinggal di Dandaka seperti Rama dan Shinta, pasangan romantis itu

Kau tahu? Ini gila, kan?
Ya, aku rasa berdebar berdentum-dentum dalam dadaku ketika menulis puisi ini
Apa ini puisi menurutmu?
Atau curahan cengeng yang melebih-lebihkan?

Nah, aku ingin membagimu satu rahasia; yang tak lagi jadi rahasia;
Aku memiliki delusi ketika luka nantinya membuatku seperti Remy de Gourmont "Il y a mille manières de sentir, là où il n'y a qu'une manière de comprendre" (aku tak tahu cara menyebutnya, tolong ajarkan via ciuman);
Dia mengatakan, "Ada seribu cara perasaan, di mana hanya ada satu cara untuk memahami"
Dan kalau kesimpulanku, luka membuat hati, yang cokelat panas itu mendingin seperti es kopi (dingin dan pahit)

Ku tambahkan dengan mengutip karya Soe Hok Gie,
Kita berbeda dalam hal apa pun, kecuali cinta
Aku ingin menambahkan kata ‘buku dan’ sebelum kata kecuali
Bacalah buku Aan Mansyur, Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi; kau akan membayangkan bulan madu di atas tumpukan buku-buku

Kau pasti merasa, atau berpikir, bait-bait di atas tidak laras
Tapi jangan khawatir, kau sudah sampai di bait terakhir;
Suatu hari semoga galaksi mendaratkan kita, dan kita akan berenang-renang, lalu tersesat, tapi berdua
Ke dalam kenangan, kesedihan, dan kesepian itu, kita lucuti bersama sampai tegukan terakhir

Sebab, jika Zohal bertemu luna adalah kemustahilan.

Secangkir Hujan: BerpuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang