Nenek meninggal dimusim panas yang hangat
Aku ingat hari itu
Pada rumput hijau itu embun jatuh menimpanya
Kicau burung pagi ini berjeritan di atas pepohonanBerisik sekali katamu
Yang kudengar hanya sunyi
Asap bakaran itu mengebul menggumpal di udara tak berangin
Mataku berair hanya karena selembar momen yang pernah ku bekukan
Aku dirundung dukaHari itu terang,
tapi hati pekat seperti malam
Pakaian ku rapih,
siap menyambut hari pertama tanpa ada-nyaKuusapkan minyak wanginya
Pikirku agar dia selalu bersamaku
Aku menuju taman kota
Kulihat wajah tak bernama
Bergerombol duduk, berlari bersama-samaKala itu matahari belum tinggi
Tapi keringatku, keringat apa muncul dari sudut mataku
Hari itu harusnya awal yang baru
Bukan titik puncak, ku ingin mati sajaHari itu ulang tahunku
Harusnya ada cerita lilin pertama
Yang sembari mendo'akannya
Yang semoga pula menenangkannyaAku menutup mata
Merapalkan do'a
Lalu ku buka lagi
Tak ada siapapun
Kukira ia hadir di depanku
Sudahlah, semoga kau tenang disana