04 - Perlahan

3.9K 451 7
                                    

Tiga tahun kemudian.

Jelly kini tumbuh menjadi gadis yang amat cantik. Sayang seribu sayang, ia hanya dirumah, dirumah dan dirumah. Bahkan sekalinya pergi pun harus ditemani minimal dua puluh Bodyguard Ayahnya. Sehingga ia tidak bisa menuntaskan mimpinya sedari dulu untuk memacari banyak cogan.

Jelly teringat dengan ucapan Ayahnya tiga tahun lalu bahwa jika usianya sudah seperti kakaknya dulu, Flora dan Mommy nya sudah membaik, ia bisa ke Indonesia untuk bersekolah.

Omong-omong soal Flora, ia sering mengunjunginya saat liburan sekolahnya. Meski begitu, Jelly tetap saja merindukan kakaknya yang cerewet itu. Sion pun sudah kembali ke tempat kuliahnya di Inggris.

Mommy nya pun dapat dikatakan sangat membaik. Ia sering tertawa dan tersenyum, Jelly senang melihat Mommy nya bahagia. Mungkin ini juga kebahagiaan Jelly asli.

Melihat Daddy nya sendiri sedang duduk santai di sofa ruang keluarga, ia pun memanggilnya. "Daddy!" Panggil Jelly sembari mendudukkan dirinya di pangkuan Sang Daddy.

Daddy nya yang tidak siap itu pun sedikit kaget. "What's up Honey?" Balas Deon sembari mengelus rambut Jelly.

"Did you remember what you said three years ago to me?" Kata Jelly dengan semangat.

Deon tampak berpikir keras. Ia mengerutkan dahinya.

"Oh c'mon, Daddy lupa ya? Yaampun masih empat puluh tahun udah pelupa aja. Itu loh yang katanya kalo usia aku udah se kak Flo dan Mommy membaik, aku bakal sekolah umum bareng kak Flo!" Lanjut Jelly dengan nada jengkel.

"Oh yang itu, Daddy masih inget kok. Masih muda gini gak mungkin Daddy gak inget." Balas Deon dengan berbohong, ya ia memang lupa dengan hal itu jika tak diingatkan oleh Jelly - nya.

"Yaudah, mau kapan ke Indonesia nya? Besok? Lusa? Minggu depan?" Tanya Daddy nya sembari mengelus - elus pipi Jelly.

"Besok boleh? Sebisanya Daddy aja deh!" Jelly menjawab dengan antusias. "Siap, nanti Daddy siapin kalo mau besok. Kamu packing - packing aja dulu deh gih."

"AAA SAYANG DADDY!" Cium nya bertubi - tubi pada pipi Deon.

Di ujung sana terdapat seorang wanita yang sudah berumur tetapi masih terlihat cantik, Vivi. Ia tersenyum maklum mendengar itu. Vivi merasa sudah egois tiga tahun terakhir ini karena meminta Jelly menemaninya.

"Mommy? Boleh aku berangkat ke Indonesia besok?" Izin Jelly pada Vivi. Vivi pun tersenyum, tak lama kemudian membawa tubuh kecil Jelly ke pelukannya.

"Iya sayang, siapa sih yang ngelarang? Kalo udah disana, kamu yang rajin ya sayang belajarnya." Sahut Vivi dengan lembut. Jelly yang mendengar itu pun melonggarkan pelukannya.

"Jaga baik - baik ya diri Mommy. Nanti aku pasti bakal kirimin foto aku sama Kak Flora tiap hari. Pokoknya aku kirim foto yang banyak sampe memory Mommy habis!"

Vivi pun tertawa pelan. Ya, ia pasti akan sangat merindukan si Bungsu ini. "Kamu jagain kakak kamu juga ya sayang."

"Ada apa nih peluk - peluk an? Daddy juga mau dong di peluk gitu."

♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ ♥

"AKHIRNYA GUE NYAMPE DI SINI JUGA!" Teriak Jelly saat ia baru saja tiba di tanah kelahirannya, Indonesia. Ia sangat merindukan Indonesia. Walau di dunia novel maupun dunia aslinya, Indonesia tetaplah panas.

"JEJEL GUE KANGEN BANGET SAMA LO PLEASE!" Teriak sang gadis dari sebrang sana yang sangat ia kenali suaranya. Siapa lagi jika bukan Flora Rosemary Sander, kakak cerewetnya. itu. Dengan cepat, Flora mendekap tubuh mungil Jelly.

JELLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang