Hi guys! Aku update lagi nih.
Sebelum baca, jangan lupa follow akun wattpad dan ig aku ( ada di link bio ) yaa! Yakali gak di follow sekalian?😚
Kalo ada typo atau salah dalam cerita, tolong ingetin di comment yaa! Aku bener - bener seneng dan berterimakasih banget kalo ada orang yang nyempetin waktunya buat ingetin.❣️
• • • • • •
"Yah lo pada gak percayaan si! Nih ya, murid yang kagum alias nge - fans sama gue itu namanya Jelly. Jelly Areya Sander, adeknya sekretaris OSIS itu si Flora!" Lanjut Pur yang membuat semua orang di ruangan itu menghentikan kegiatan yang sedang mereka lakukan, tak terkecuali Gevandra.
"Pur otak lo ngapa si?!" Tawa Kenneth semakin membahana disusul oleh kekehan Azef dan tawa Sergio.
Sementara Gevandra hanya terdiam mematung.
"Serius anying! Tanya aja Evan noh."
Evan baru saja memasuki ruangan itu, dia lumayan terkejut karena para anggota TC sedang tertawa kecuali Gevandra yang hanya diam dan Pur dengan raut kesalnya.
"Van! Emang bener kalo si burik ini punya fans?" Tanya Kenneth yang masih disertai tawa membahana nya.
Mendengar pertanyaan itu, Evan memasang raut wajah kesal lalu mengangguk pelan. Kenneth melongo. Azef pun memasang wajah tak percayanya.
"Hah serius lo? Demi apa?" Kini giliran Sergio yang menyaut. Sergio juga tidak mempercayainya. Bayangkan saja murid baru cantik di kelasnya mengagumi kakak kelas semacam Pur. Kenapa bisa begitu?
"Iya anj*ng gue juga masih gak percaya awalnya. Tapi Jelly sendiri yang bilang langsung depan mata gue coba? Kebetulan gue juga sekalian nganter dia pulang. Ban mobil sopirnya kempes." Jelas Evan dengan rinci kemudian dia ikut duduk di sofa sebelah Azef, Kenneth dan Pur. Posisi Gevandra dan Sergio berada di kursi khusus untuk main catur.
Semua manusia di ruangan itu lumayan terkejut. Pasalnya Evan itu tidak pernah mengantar perempuan selain Ibu dan adiknya. Tetapi Evan memang tidak bisa menghilangkan kebiasaannya, yaitu membawa dua helm.
Entah kenapa saat mendengar itu, Gevandra merasakan perasaan yang asing. Kesal, marah, sedih bercampur menjadi satu. Jelly yang mengagumi Pur dan Jelly yang diantar pulang oleh Evan. Rasanya Gevandra kecurian start. Tetapi raut wajahnya tetap datar.
"Iri ya lo pada? Katanya Jelly sih gue ganteng, pinter, keren, humble, humoris." Sombong Pur menaik turunkan alis nya itu.
"Ngelebih - lebihin aja lo burik!" Kesal Evan sambil melempar kaus kaki nya ke wajah Pur.
"Kaos kaki lo bau tai!" Pur melempar balik kaus kaki Evan itu.
"Btw tadi pas gue nganterin dia, gue udah tukeran nomer sama dia dong!" Seru Evan lantang.
"Bagi dong pak ketos." Balas Pur memohon - mohon.
"Ni ya.. nomernya kosong delapan..." Evan sengaja menggantungkan ucapannya.
"Loh pak bos ngapain ikut nguping?" Lanjut Evan heran karena melihat Gevandra ikut mendekat pada nya dan Pur. Padahal Sergio dan Azef saja tidak ikut - ikutan. Ada apa dengan pak bos nya ini?
"Kenapa?" Gevandra mengeluarkan aura mengerikan ditambah wajahnya yang masam. "Lanjutin nomornya!" Kesal Gevandra.
Kenneth, Pur, Gio dan Evan tertawa dengan kencang. Sementara Azef terlihat membalikkan badannya lalu badannya bergetar. Sepertinya dia menahan tawanya.
"Bos? Lo ... ada rasa ama si dedek gemoi?"
Setelah Pur mengatakan itu, wajah Gevandra terlihat memerah, telinganya pun ikut memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JELLY
FantasyMia Ivy Shevanka, seorang gadis remaja yang tewas karena memiliki penyakit mematikan. Namun saat dia bangun, dia menjadi seorang gadis kecil berusia tiga belas tahun yang bernama Jelly Areya Sander. Saat itu, dia pikir kesamaan nama-nama orang disek...