The Way of Sleep

12 8 4
                                    

Songfiction of Kkiwojin_219

Pagi hari tepat pukul 6, Sharon sudah berada di sekolah. Dia begitu heran mengapa kelasnya masih sepi tak ada murid lain, padahal jadwal masuk pagi. Ia menelpon banyak teman untuk bertanya tapi tak satu pun ada yang mengangkat.

Sambil menunggu, Sharon berkeliling sekolah, rupanya kelas lain juga belum ada siapa-siapa, ditengok ke ruang guru pun kosong melompong.

“Perasaan tadi sudah ada beberapa guru, deh,” ucap Sharon dalam hati.

Lagi-lagi dia mencoba menghubungi teman-temannya. Namun, tak ada yang menjawab. Akhirnya Sharon kesal dan ingin pulang saja tapi entah kenapa gerbang sekolah terkunci.

Begitu ia berhasil membukanya, seperti ada tembok dinding tembus pandang menghalangi Sharon untuk keluar.

Berkali-kali ia ingin menembus penghalang tersebut tetapi tidak berhasil, anehnya setiap kali penghalang tersebut disentuh maka seperti ada setrum kecil.

Sharon segera bergegas ke segala pintu keluar tetapi hal yang sama pun terjadi.

Ditengah keputusasaan, samar-samar ia mendengar ada langkah kaki di belakangnya.

Ketika diikuti, mulai terlihat bayangan orang itu, sayangnya  saking cepat dia tak terjangkau lagi.

Tanpa sadar, dia mencari sampai tiba di lapangan sekolah. Di sana ia melihat  sebuah kertas yang tergeletak di atas aspal.

“Pergi ke kelas 9.3.” Tulisan pada kertas tersebut.

Usai membacanya, Sharon segera pergi ke tempat yang ditulis tadi dan menemukan sebuah box berwarna kuning.

Di bawah temaram lampu yang menggelap akibat awan mendung ia memberanikan membuka box. Di dalamnya terdapat satu buah buku tulis usang dan secarik kain putih.

Buku tersebut banyak bekas coretan tak jelas bahkan ada beberapa sketsa gambar yang menyeramkan, tetapi terdapat satu lembar yang berisi banyak simbol-simbol.

Saat Sharon ingat-ingat rupanya itu huruf-huruf hieroglyphics Mesir kuno. Segera saja dia coba pecahkan dan menysusun sebuah kalimat.

"Di ruang penyimpanan alat kebun terdapat sebuah korek, bakar kain tersebut maka kamu akan menemukan jalan keluar."

Baru ingin keluar dari kelas, hujan turun cukup deras. Dengan berlari, Sharon berusaha secepat mungkin sampai di tempat tersebut.

Begitu tiba di ruang penyimpanan, dia langsung mengobrak-abrik salah satu laci dan menemukan korek.

Dengan tangan bergetar, Sharon membakar kain itu. Herannya, saat ia melepaskan kain yang dipegangnya karena api membesar, kain yang jatuh ke lantai tersebut menyebabkan api padam dan keadaannya masih seperti semula.

"Tengok ke belakang."

Suara itu membuat Sharon reflek menengok, tapi mendadak dirinya merasa terhantam sesuatu di kepala, lalu tak lama kemudian terjatuh pingsan.

Sharon terbangun dengan pemandangan langit-langit kamarnya dan bunyi alarm yang sangat keras di kupingnya.

"Apakah aku bermimpi?"

***

Songfiction ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang