"Jake hari ini ga mau ke sekolah, mau izin aja nanti ke kak Winter", Jake menarik selimutnya ketika Heeseung membangunkannya.
"Lho lho, ga boleh gitu, harus tanggung jawab sama pekerjaan mu dong, jangan ngikutin mood aja", Heeseung masih dengan lembut membangunkan Jake sambil mengelus elus pipinya.
"Jake masih badmood gara gara mimpi semalam kaka, rasanya nyata banget", mata Jake perlahan mulai terbuka karna sedari tadi di ajak berbicara oleh kakanya itu.
"Kamu ga kasihan sama murid murid di sekolahan itu? Nanti mereka sedih kaka Jake mereka ga dateng ke sekolah", bujuk Heeseung
Saat itu jam lima pagi. Heeseung sengaja membangunkan Jake sepagi itu. Karna.. Mereka perlu mengambil seragam masing masing di rumah Heeseung, kemudian sarapan dan berangkat ke tempat masing masing.
Waktu yang di butuhkan untuk ke rumah Heeseung ± 30 menit. Memang jauh sih maka dari itu kemarin mereka memutuskan menginap saja. Jika mereka berangkat lebih siang, maka mereka akan terjebak macet. Dan fikir Heeseung, lebih baik pergi pagi pagi buta daripada terjebak macet.
Jake duduk dari tidurnya. Matanya langsung membola ketika Heeseung langsung memasangkan helm di kepalanya. Melapisi kulit Jake dengan jaket miliknya. Kemudian membersihkan wajah Jake dengan tisue basah.
"Kak jangan buru buru, nyawa aku belum ngumpul ishh", kesal Jake karna kakanya terlalu terburu buru.
"Nunggu nyawa mu ngumpul sama aja kaya nunggu hujan uang"
"Tapi, tapikan aku belum cuci muka, belum gosok gigi"
"Kelamaan, ayo berangkat"
"Ga pamit sama Mamah Papah?"
"Ga usah, mereka masih tidur"
Dan berakhir Jake yang tertidur di punggung lebar Heeseung. Heeseung yang dasarnya terbiasa tidur sebentar menjadi biasa saja alias tidak mengantuk. Tangan kanannya memegangi stir motor dan tangan kirinya memegangi tangan Jake yang memeluk dirinya. Takut jika pelukan itu terlepas Jake akan ikut jatuh.
Sepuluh menit, lima belas menit, tiga puluh menit berlalu. Akhirnya Heeseung melepas kunci motornya. Mereka telah sampai.
"Dek, bangun ini udah sampai"
Jake mengusap kedua matanya pelan. Membiasakan cahaya yang masuk kedalam indra pengelihatannya. Punggungnya cukup pegal karna tidur dengan posisi seperti itu.
"Kaka.. Itu mobil siapa?", tanya Jake saat tak sengaja melihat mobil di depan pagar rumah Heeseung.
Heeseung juga baru sadar akan hal itu, "Eh iya, kaka baru sadar kalau ada mobil di depan pagar, biarin aja ayo masuk"
Mereka berdua masuk kedalam rumah itu. Yang lebih muda langsung membersihkan dirinya sedangkan yang lebih tua sibuk di dapur menyiapkan sarapan.
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu yang cukup lantang. Kondisi dapur yang tak jauh dari pintu utama membuat Heeseung dengan jelas mendengar suara itu. Tanpa ragu ia membuka pintu rumahnya.
"Good morning, Heeseung", sapa pria manis yang berdiri dihadapan pintu.
"Eh, om Joshua!", seru Heeseung. Dirinya langsung memeluk paman tersayangnya itu.
Joshua, adalah kembaran Taehyung (yang ga ada mirip miripnya, cuma lahir barengan aja). Dia adalah orang yang selalu menjaga Heeseung dari jauh. Memberikan segala fasilitas untuk keponakannya tersayang, karna ia sadar kembarannya itu tak becus dalam mengurus anak sulungnya. Lagipula dia tidak punya anak. Ia tinggal di Amerika sejak Taehyung menikah untuk yang kedua kalinya. Bisa dibilang ketika Taehyung mendua, semua keluarga menjauhinya termasuk sang kembaran. Jadi Joshua memutuskan pindah ke Amerika agar tidak sering ikut campur dalam urusan Taehyung seperti dulu. Kecuali dalam urusan keponakan keponakannya.
"Kenapa Om baru pulang sekarang? Aku kangen tau", adunya
Joshua tersenyum, "Untuk apa Om pulang? Kakek Nenek mu sudah ngga ada, Papah mu juga sudah sibuk di Australia"
"Ya buat aku lah! Emang aku ga di anggep keluarganya Om?", Heeseung memang akan seperti ini ketika bertemu Joshua. Berbeda ketika ia bertemu orang lain, ia akan bersikap sok dewasa.
Tangan Joshua mengusap rambut lembut ponakannya, "Iyaa Heeseung, kali ini om pulang untuk kamu kok"
...
JOSHUA
Yh ini dia tokoh baru kita. Ga tau nanti nambah lagi atau ngga.
...
Haloo, gimana hari seninnya? Semoga terlewati dengan baik baik saja ya.
Terimalasih sudah membaca. Semoga suka tetap semangat dsn jaga kesehatan.
Oh ya, terimakasih juga sudah berusaha melakukan yang terbaik hari ini.
-Yvan
KAMU SEDANG MEMBACA
Why I Can't?
Non-Fiction[Sequel of Maze In Mirror] Jake yang sadar bahwa semua orang dari garis keturunan ayahnya memiliki kemampuan yang sama untuk berbicara dengan bayangannya, membuatnya penasaran. mengapa hanya dirinya saja yang tidak bisa?