||=#WIC

2K 393 70
                                    

"Layla, come here Layla", panggil Jake yang sedang bermain bersama anjingnya itu.

Layla mendekat dan melompat ke pangkuan Jake. Jake mengusap lembut bulu bulu halus hewan berkaki empat itu, "Layla good girl"

"Tau ga sih, kak Jake suka mikir kenapa kaka ga bisa ngobrol sama bayangan kaka, ngga kaya kak Hee sama saudara yang lain, Layla tau ga kenapa kaya gitu?"

"Sebenarnya gapapa sih kalau ga bisa, kak Jake cuma penasaran aja"

Layla seperti biasa langsung meninggalkan tuannya tampa pamit. Jake menghela napas, sudah terbiasa diperlakukan seperti itu dengan anjingnya.

Layla datang kembali. Kali ini dengan sebuah buku di mulutnya. Jake mengambilnya kemudian membaca sekilas buku itu.

"Kak Jake ga pernah ngelihat buku ini, kayanya ini buku barunya kak Hee deh"

Layla menggerakan ekornya ke kanan dan ke kiri. Jake membuka halaman pertama pertama dari buku itu. Sama seperti buku "The Shadow", buku ini juga memiliki bagan silsilah di halaman pertama.

"Ini silsilah dari keluarga papah juga kan? Tapi kenapa malah berkebalikan sama buku The Shadow? Disini ga ada namanya papah sama kak Hee, malah ada nama ku"

"the title is The Chosen, what this is book about?", Jake memutar mutar buku itu. Melihatnya dari berbagai sisi.

"Thanksie Layla, sudah kasi kak Jake buku yang lumayan menarik, ayo kita baca!"

.
.
.

"I'm home", seru Heeseung ketika sudah sampai dirumahnyaa.

"Kakaa!!", Jake berlari dari tangga diikuti dengan Layla dibelakangnya. Dirinya langsung memeluk Heeseung dengan erat.

"Miss you"

"Kangen ya? Ga heran sih soalnya kan hari ini kaka bawain oleh oleh ice cream", Heeseung mengangkat tangan kanannya yang berisi kresek berwarna putih.

"Yeay! Makasi kak Hee", Jake langsung menyomot kresek itu. Meninggalkan Heeseung bersama Layla yang selalu mengikutinya.

Heeseung pergi ke kamarnya. Melepas pakaian formalnya itu dan menggantinya dengan pakaian santai. Ia sedikit melakukan peregangan kepada tulang tulangnya. Hari ini cukup melelahkan.

"Cape banget hari ini, untung aja ada Jake yang ngebantuin kerjaan semalem jadi ga cape kaya biasanya"

Heeseung turun dari tangga. Dirinya melihat Jake yang sedang tiduran sambil memakan ice cream pemberiannya di sofa.

"Are you like it?", tanya Heeseung sambil mendekat kepada Jake.

"Very much, kaka harus cobain", Jake menyodorkan sesendok ice cream itu kepada Heeseung.

Heeseung mencicipinya, "Enak tapi kaka lebih suka rasa yang biasanya"

"Ga heran sih, seleranya kaka kan kaya selera orang tua"

"Mana ada ya, kita cuma selisih dua tahun lho"

"Biarin, wleee"

"Ayo tidur, sudah malam ini", ajak Heeseung

"Aaaa, kaka baru aja pulang masa langsung bobo, ga asik ah"

"Ya kan kaka pulang larut, kamu kalo begadang trus besok pagi bangun kesiangan, siapa yang ngajar murid murid mu?"

"Hum... Yasudah"

Tiga jam berlalu. Jake sudah tidur duluan. Sedangkan Heeseung, masih berusaha tidur.

"Than, dulu kenapa lo nolongin gue dengan cara yang salah? Gue overthinking nih takut kena karmanya"

"Syarat sebenarnya kan boleh boleh aja lu keluar dari kaca, dengan syarat lu ga boleh nyakitin hati seorangpun"

"Gue takut, lu kembali dengan sosok yang berbeda"

Why I Can't?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang