Jujur saya lebih suka komentar dari pada vote. Tapi apapun bentuk dukungan kalian saya akan selalu menghargai itu. Terimakasih sudah membaca dan semoga suka!!
...
"Dulu gimana ceritanya Papah sama Mamah ketemu?", tanya Jake sambil menyeruput susu di mangkuk sereal nya
Taehyung menyisir rambutnya sambil menatap ke kaca, dirinya menjawab, "Panjang ceritanya, intinya waktu itu kan Papah sempet ya jadi dosen di kampus Mamah mu, disana lah kita ketemu, terus ya..."
"Trus Papah selingkuh sama Tante, trus pas Tante hamil kamu, Papah menikah lagi dan punya bini dua deh", sambung Heeseung
"Ya kan sekarang cuma satu istrinya", balas Taehyung.
"Halah, aslinya juga pengen nambah lagi itu"
"Heeseung, ngomong apa kamu?"
Irene, alias ibu dari Jake turun dari tangga. Dirinya tak sengaja mendengar apa yang dibicarakan suami dan anak anaknya.
"Ini Tante, Papah katanya mau nikah lagi"
Jari lentik itu menarik daun telinga suaminya. Tak terlalu kencang, hanya sekedar bercanda. Dirinya juga suka bercanda seperti itu.
Taehyung melepas tarikan sang istri, "Apasih sayang, cuma nambah satu kok ga nambah dua"
"Papa ga boleh ya nambah istri lagi!", Jake memperingati ayahnya dengan wajah merajuk. Dirinya terlalu polos sampai mengira itu adalah hal serius.
"Gapapa Jake, nanti surganya kita banyak"
"Stt udah udah, habisin makannya habis ini berangkat kerumah Kakek sendiri sendiri ya, di mobil udah penuh sama barang Papah Mamah", perintah Irene.
"Cuma mau jadi babu doang ribet amat", gumam Heeseung.
.
.
."Kak, nanti disana ada Kakek ga?", tanya Jake yang duduk di jok belakang.
"Amit amit deh, kan Kakek udah meninggal dari lama Jake, kalau dateng lagi kan ngeri", jawab Heeseung si pengemudi kendaraan beroda dua itu.
"Lho kok Jake ga tau?"
"Ya tanya Papah jangan tanya Kaka"
Kedua tangan Jake melingkar erat di pinggang Heeseung. Helm kebesaran, dan beberapa rambut yang keluar sangat membuatnya tak nyaman.
Disisi lain.
[TW!! SEXUAL HARASSMENT]
"Anak anak belum sampai ya?", Irene masuk kedalam rumah itu. Rumah kosong yang sudah lama tidak dihuni.
"Kayanya belum deh, kamu kalau masuk pakai senter aja dulu, aku mau beli token listrik di warung sebelah", pamit Taehyung
Irene menyalakan senter di ponselnya. Memasuki rumah itu dengan perlahan. Rumah yang sangat kokoh, hanya saja perlu di rapikan dan sedikit renovasi di bagian pengecatan.
Tiba tiba ada tangan dingin yang menyentuh bahunya. Dirinya terkejut, seketika ia membalikan tubuhnya. Huft, ternyata cuma anak tirinya, Heeseung.
"Halo Mamah"
Irene membeku. Pertama kali Heeseung memanggilnya dengan sebutan itu. Ada rasa cukup senang karna merasa Heeseung sudah sepenuhnya menerimanya.
"Eh, udah dateng ya nak? Jake dimana?"
Ujung kanan bibir Heeseung naik, "Dia lagi nyusul Papah, kita cuma berdua disini Mah", jari telunjuknya mengusap dagu bagian bawah Irene.
Seketika wanita itu teringat dengan sebuah momen yang... Baginya sangat indah, padahal itu adalah momen awal kehancuran segalanya.
Tangan Heeseung mengusap pipi Ibu sambungnya hingga ke rahang. Irene mulai merasa tak nyaman. Kakinya bergetar, langkah demi langkah ia coba mundur kebelakang.
Sayangnya, tangan kiri Heeseung langsung merangkul pinggangnya. Menariknya kedalam sebuah pelukan tak pantas. Dirinya sendiri mencoba melawan.
"Apa apaan kamu! Ini Mamah kamu Heeseung, istri Papah kamu!", marahnya sambil mendorong dada Heeseung.
Tangan yang mendorong dadanya itu di tarik, kemudian di kecup pelan olehnya, "Hey, tapi bukannya dulu Mamah juga memperlakukan Papah seperti ini? padahal Mamah sudah tau Papah adalah suami orang? Jadi biarkan aku yang kali ini berperilaku seperti itu"
Detak jantungnya berdetak sangat kencang, keringat dingin mengalir di dahinya. Dan kini... Dirinya hanya bisa berteriak, meminta pertolongan.
...
Hey, sebelumnya saya mau minta maaf yang sebesar besarnya karna sudah menyertakan adegan seperti ini. Tbh ini bukan keinginan saya sepenuhnya melainkan satu satunya cara agar cerita saya bisa berjalan sebagaimana harusnya ia berjalan.
Bagi yang kurang nyaman sekali lagi saya ucapkan mohon maaf dan silagkan tinggalkan cerita saya. Terimakasih atas dukungannya. Tetap semangat dan jaga kesehatan.
-yvan

KAMU SEDANG MEMBACA
Why I Can't?
Não Ficção[Sequel of Maze In Mirror] Jake yang sadar bahwa semua orang dari garis keturunan ayahnya memiliki kemampuan yang sama untuk berbicara dengan bayangannya, membuatnya penasaran. mengapa hanya dirinya saja yang tidak bisa?