Bagian 3 Fate

796 29 2
                                    

Matahari kini telah mencapai puncak di Wonder World. Setelah melakukan perjalanan yang melelahkan, Fyres, Claire dan pemuda asing itu sampai kepada tujuan. Sebuah desa bernama Great Tree.

Untunglah nyawa pria asing itu tertolong meski luka yang dideritanya sungguh parah. Claire merawatnya dengan pengetahuan medis yang ia ketahui.

Namun sesampainya disana, desa itu kosong. Tidak ada seorangpun yang terlihat disana.
Rumah – rumah berjajar rapi tampak kosong, namun suasana desa itu tidak mencekam. Lain dari desa – desa yang telah ditinggalakan.

Di tengah desa menjulang tinggi dan besar sebuah pohon tua. Daunnya rimbun dan sejuk. Sebuah pohon yang sangat asing bagi Fyres. Mungkin umurnya sudah ratusan tahun.

Pohon besar itu dikelilingi oleh ribuan kunang – kunang yang berterbangan mengitarinya. Sungguh aneh melihat kunang - kunang disiang bolong. Namun bintik - bintik cahaya mungil itu menambah kesan mistis.

Tidak heran kota ini dinamakan Great Tree – Pohon Agung.

Setelah menemukan rumah yang memiliki persedian air dan selimut, Claire memutuskan untuk mengunakannya. Fyres hanya mengangguk setuju. Ia sudah sangat kelelahan. Mengingat ia telah melawan seekor monster dan menggendong pria asing itu.

Rumah itu cukup luas. Hanya terdiri dari satu lantai.  Setelah membaringkan pria asing itu, Fyres berkeliling memeriksa keadaan rumah itu. Parabot rumah masih lengkap dan bersih. Bahkan persediaan makanan masih tersisa dan keadaannya masih bagus.

Rumah itu juga bersih tanpa debu. Beberapa pakaian tergantung rapi di dalam lemari. Sepertinya desa ini belum lama ditinggakan. Mungkin baru dua atau tiga hari.

Setelah selesai berkeliling rumah, Fyres memutuskan untuk pergi berkeliling desa sambil melihat keadaan. Claire mengangguk setuju dan ia menyiapkan air kompres untuk pria itu dan membersikan luka-lukanya agar tidak mengalami infeksi.

Pria itu tampak kusut. Luka-luka lebam dan goresan memenuhi tubuhnya.
Pakaiannya sobek dibeberapa tempat sebelum Fyres menggantinya dengan pakaian yang ada dilemari. Baju zirahnya total hancur dan ia tinggalkan ditengah hutan.

Pria itu memiliki sebuah tato berwarna biru di lengannya berbentuk sebuah lambang yang Fyres dan Claire tidak ketahui. Wajahnya tampan setelah Claire membersihkan wajahnya. Rambutnya berwarna biru langit dan dipotong pendek.

“Oh kau sudah sadar” ucap Claire ramah sambil menganti kompres. Pria asing itu perlahan membuka matanya.

“Di mana aku?” tanya pria asing itu.

“Sebuah desa kecil bernama Great Tree” Ucap Claire sambil menaruh kompres yang baru kedahi laki-laki itu.

“Great Tree?” ucap pria itu. Claire mangangguk sambil tersenyum. “Takdir sepertinya mempertemukan kita, tujuanku semula memang menuju Great Tree” ucap pria asing itu.

“Tapi desa ini kini kosong. Tidak ada seorangpun” ucap Claire.

“Kosong?” balas pria itu.

“Ya, sepertinya desa ini ditinggalkan baru-baru ini” Balas Claire. “Oh ya namaku Claire” ucap Claire lagi dengan ramah. Mereka berdua berjabatan tangan.

“Namaku Volans” ucapnya sambil mencoba duduk. Claire membantunya duduk tegak dengan menyelipkan sebuah bantal kepunggungnya. “Terima kasih atas pertolonganmu. Seingatku kau tidak sendiri kan?” tanya Volans.

“Ya, aku bersama temanku, namanya Fyres. Ia sedang berkeliling desa.” balas Claire.

Claire dan Volans saling berbagi cerita. Volans adalah seorang Falmari. Sebuah suku yang berasal dari pulau yang jauh. Ia bercerita bahwa bangsanya adalah clan yang mengandalkan air untuk segala hal. Termasuk transportasi dan penyembuhan.

Fyres : Fate of Dragon Warrior (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang