My Engagement

0 0 0
                                    

"Maaf, Sus. Dokter Kiyomi dimana ya?” tanya Salman pada salah satu suster di rumah sakit.
“Dokter Kiyomi hari ini sedang cuti. Ada apa ya?” jawab Suster itu.
“Euum, iya hari ini jadwal saya untuk theraphy,” jawab Salman.
“Atas nama siapa ya mas?”tanya suster itu.
“Atas nama Salman, Sus,” jawab Salman.
“Untuk sementara waktu pasien theraphy dokter Kiyomi akan ditangani oleh dokter Devi. ” ucap Suster.
“Terimakasih ya, Sus,” jawab Salman.
Salman penasaran kenapa dokter Kiyomi cuti. Akhirnya setelah theraphy selesai Salman pergi ke rumah dokter Kiyomi.
“Ada acara apa ya, Mas?” tanya Salman pada tetangga di samping rumah dokter Kiyomi.
“Oo... Itu ada acara pertunangan nanti malam Mas,” jawab tetangga di samping rumah dokter Kiyomi.
“Pertunangan??” tanyaku heran.
“Iya Mas, pertunangan dokter Kiyomi dan dokter Izzam,” jawab orang itu yang kemudian pergi meninggalkan Salman yang sedang syok mendengar berita itu. Salman pun pergi kembali ke rumah nya.
“Assalamu'alaikum,” ucap Salman yang langsung masuk dan terduduk dan terlamun di sofa rumahnya.
“Kamu kenapa?” tanya Ayah Salman.
“Salman ada undangan pertunangan dari dokter Kiyomi nih,” sahut Bunda dengan menyodorkan kartu undangan.
Salman mengambil kartu undangan yang disodorkan oleh Ibunya kemudian ia buka, saat ia buka dan membaca kartu undangan itu ia kecewa dengan keputusan dokter Kiyomi. Tapi, ia juga bisa memahami semua ini karena jodoh itu sudah ditentukan oleh pencipta.
“Selamat ya, Dok,” ucap Salman pada dokter Izzam.
“Terimakasih,” jawab dokter Izzam dengan senang.
Salman berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja dihadapan dokter Kiyomi.
“Selamat ya, Dok,” ucap Salman pada dokter Kiyomi dengan menahan rasa sedihnya dan menyembunyikannya dibalik senyuman.
“Iya, makasih,” jawab dokter Kiyomi.
“Jadi karena ini dokter menolak ku?” tanya Salman pada ku.
“It's fine, Dok. Jodoh sudah diatur oleh sang pencipta,” celetuk Salman.
“Euumm, bukan karena ini. Ini semua berlangsung secara dadakan,” jawabku.
“Maaf, saya harus kembali ketempat,” ucap ku yang beranjak pergi dari tempat itu.
Salman memperhatikan dokter Kiyomi yang pergi sampai hilang bayangannya.
“Hay!! Salman?” sapa Danita.
“Hay, kamu?” ucap Salman sambil mengingat orang yang menyapanya karena tidak asing baginya.
“Iya, aku sahabatnya Kiyomi,” jawab Danita.
“Aku yang menemani Kiyomi saat dinner bersama keluargamu,” ucap Danita mengingatkan Salman.
“Oo.. Iya saya ingat,” jawab Salman.
“Kamu diundang juga?” tanya Danita.
“Iya,” jawab Salman.
“Semua ini berlangsung secara dadakan,” ucap Danita.
“Sudah berapa lama mereka ta'aruf?” tanya Salman.
“Baru 2 hari yang lalu,” jawab Danita.
“Secepat itu? Apa pernikahannya juga dalam waktu dekat?” tanya Salman.
“Kalau itu belum tau sih,” jawab Danita.
“Dipersilahkan untuk keluarga calon mempelai laki-laki untuk memasang kan cincin pertunangan,” ucap mc.
Mereka berbincang-bincang sampai tak sadar kalau dr. Kiyomi dan dr. Izzam telah resmi bertunangan.
Disamping itu dokter Kiyomi merasa senang dan bimbang karena masih ada perasaan yang mengganjal karena, masih ada yang menghuni di hati dr. Kiyomi.
“Selamat ya Bu,” ucap Bunda pada Ibunya dr.Izzam.
“Iya, selamat juga ya Bun,” jawab Ibunya dr.Izzam.
“Semoga Allah memperlancar niat baik kita ya,” ucap dr. Izzam.
“Aaamiiin,” jawabku.
Aku melihat kearah Salman yang sedang asik berbincang dengan Danita. Melihat mereka berdua entah kenapa ada perasaan yang mengganjal didalam hati. Padahal aku sudah resmi bertunangan dengan dr. Izzam . Lagian dr. Izzam lebih faqih agamanya dan lillah mencintaiku. Pikirku untuk menenangkan hati.
“Selamat ya Dokter cantik,” ucap Danita dengan memelukku.
Aku hanya tersenyum dan melihat kearah Salman yang berada dibelakangnya.
“Selamat ya, Dok,” ucap Salman.
Aku hanya terdiam menatapnya dengan penuh rasa yang aku sendiri tak memahaminya.
“Wihh selamat ya, Zam,”ucap rekan kerja dr. Izzam.
“Akhirnya sang pujaan hati dalam sepertiga malam hadir juga,” ucap para sahabat dr. Izzam meledekinya.
Aku tak menyangka ternyata selama ini dr. Izzam benar-benar mencintaiku dan semua yang dikatakan Danita selama ini benar.
Memang dr. Izzam adalah Dokter yang banyak digemari para kaum hawa apa lagi di rumah sakit, banyak pasien yang mengaguminya sampai meminta dr. Izzam untuk menikahinya. Semua itu karena ketampanan dan sikap dr. Izzam yang sangat baik. Aku juga seorang Dokter yang banyak dikagumi oleh kaum adam sampai beberapa kali aku dilamar oleh seseorang yang kemudian aku tolak. Termasuk Salman tapi, baru kali ini aku punya perasaan yang berbeda dari sebelumnya aku merasa punya hubungan yang sangat special dengan Salman hingga aku senang dekat dengannya.
“Pertunangan Raja & Ratu Dokter rumah sakit ini,” ucap salah satu tamu undangan yang merupakan bagian dari rumah sakit tempat kami bekerja.
“Iya, Ratu cantik nan baik hati bertunangan dengan Raja tampan nan gagah,” sahut temannya Salman meledekinya, hingga membuat para tamu yang sedang berbincang dengan kami tertawa.
“Wkwkwk..., bisa aja kamu,” jawab Salman.
“Kami langsung balik duluan ya,” pamit teman-teman Salman.
“Iya, terimakasih lo sudah menghadiri pertunangan ini,” jawab Izzam.
“Semoga lancar sampai hari H pernikahan ya,” ucap mereka.
Aku mendengar doa mereka semakin canggung dan khawatir karena, aku memang belum siap untuk memasuki jenjang pernikahan. Masih banyak yang aku pikirkan saat ini namu, aku lakukan ini semua demi orang tuaku.
“Kita foto bareng dulu yo,” ajak Danita dan teman-teman dr. Izzam.
“Ayooo..,” jawab mereka yang antusias ingin foto bareng.
“Bentar karena belum halal jadi, diantara dr. Kiyomi dan kak Izzam ditaruh vas bunga aja,” ucap Zarrah adiknya dr. Izzam yang mengejutkan kami.Karena,ia baru saja datang dari luar negeri. Ia langsung menghadiri acara pertunangan kakaknya dr. Izzam.
“Zarrah?” ucap dr. Izzam yang terkejut bercampur senang karena adik tersayangnya ini bisa menghadiri pertunangan Kakaknya.
“Selamat ya, Kak,” ucap Zarrah pada dr.Izzam dengan memeluknya.
“Selamat ya, calon Kakak ipar very beautiful,” ucap Zarrah padaku dengan memujiku.
Aku tersenyum dan memeluknya.
“Kamu juga cantik,” jawabku.
Adiknya dr. Izzam ini memang sangat anggun walaupun tertutup oleh niqob.
“Jadi foto bareng gak ni?” tanya Danita yang tak sabar ingin cepat-cepat foto bareng.
“Hayukk,” jawab Zarrah.
“Boleh ikut kan, Kak?” canda tanya Zarrah.
“Boleh dong,” jawabku.
Aku belum pernah sedekat ini dengan dr.Izzam yang hanya dibatasi oleh vas bunga. Aku juga faham, semua ini menandakan semakin dekat hubungan antara aku dengan dr. Izzam.
“Senyum dong, Kak,” ujar Zarrah padaku.
Suasana indah dan kebersamaan melengkapi kebahagiaan malam ini. Namun, tanpa kusadari ada yang memperhatikanku sejak lama dari kejauhan yang memberi tanda padaku untuk tersenyum. Ia adalah Salman yang kemudian berhasil melukiskan senyum di wajah ku.

Cinta Kakak DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang