3. Berpisah

3.2K 329 5
                                    

Malam berganti Pagi suasana yang ceria dan asri burung burung mulai bernyanyi untuk menyambut pagi yang indah di panti asuhan yang di tinggalin Calisa.

Tapi tidak dengan pagi ini gadis bermata biru gelap duduk di bangku taman panti ya dia Calisa gadis imut dan cantik itu sekarang tidak bersemangat atau sedang dalam masa sedih di karenakan di tinggalkan seseorang yang begitu berarti di hidupnya ini.
Calisa sejak dia terbangun menjadi anak kecil hanya Raymond seorang yang di percaya karena pertama kali dia terbangun Raymond lah yang selalu menjaganya dan menemaninya tapi sekarang bocah laki-laki itu pergi meninggalkan nya sendiri di panti asuhan meskipun banyak teman tapi hanya Raymond yang bisa membuat Calisa nyaman.
Sedih dan kecewa menjadi satu di dalam hati Calisa. Mata yang biasanya bersinar sekarang meredup di karenakan bocah laki-laki yang sangat tampan itu.
Dan sampai dia tidak sadar bocah yang meninggalkan nya sudah duduk di sampingnya sambil melihat kedepan.

" Hai, gadis kecil " Sapa Raymond dengan sedikit riang dan menoleh ke Calisa

Calisa yang di sapa dengan suara yang di kenal tersentak langsung menoleh ke arah Raymond dan melihat wajah Raymond yang begitu dekat.

Dia membulat kan mata langsung menoleh ke depan
" Kakak sudah datang " Tanyanya dengan lesu.

Raymond mengangguk pelan
" Ya, aku sudah datang kan aku sudah berjanji untuk menemuimu dulu sebelum aku pergi " Jawabnya sambil melihat taman lagi.

Setelah Raymond menjawab hening beberapa saat Raymond dan Calisa ingin bicara mereka berbicara barengan

" Aku ingin bilang sesuatu " Ucap Raymond dan Calisa bebarengan.
Mendengar mereka bicara barengan Calisa maupun Raymond tersentak dan mulai terkekeh kecil.

" Kamu duluan adek kecil " Raymond berbicara sambil tersenyum lembut ke arah Calisa.

" Tidak tidak kakak duluan saja habis gitu aku " Kata Calisa sambil geleng-geleng kepala pelan.

" Kamu duluan saja kan katanya penting " Raymond mempersilahkan Calisa dulu yang berbicara keinginannya.

" Kakak aja yang duluan kan kakak yang tua aku mah masih kecil jadi setelah kakak " Calisa melihat Raymond dan menyuruh Raymond bicara duluan.

Raymond yang di panggil tua oleh Calisa sedikit kesal dan berdecak pelan.
" Hei, aku tidak tua aku masih berumur 7 tahun kalau tua itu berumur 70 tahun "

Calisa yang mendengarnya terkekeh geli melihat raut wajah Raymond yang kesal
" Hehe aku bercanda kak tapi kan aku juga bener kakak tua 2 tahun dari aku " Aku nya sambil melihat wajah Raymond tanpa dosa.

Raymond yang melihatnya hanya menghela nafas dan memutar bola mata malas
" Iya iya terserah kamu saja " Gumam Raymond.
" Jadi apa yang ingin kamu bicarakan? " Lanjut Raymond sambil melihat wajah Calisa.

Calisa yang sudah lupa mulai menggaruk tengkuk nya sambil cengengesan mulai berkata
" Hehe aku lupa kak apa yang ingin aku bicarakan "

Raymond bocah laki-laki itu berdecak sekali lagi
" Kebiasaan buruk mangka'a jangan banyak makan silit ayam " Ejeknya.

Calisa yang mendengar nya melototkan mata bulatnya kaget sambil berteriak
" Yakk.. Aku tidak pernah makan silit ayam kakak jangan bicara sembarangan " Kesalnya sambil menggembungkan pipi

Sedangkan Raymond mulai terbahak melihat wajah kesal Calisa
" Terus kalau tidak makan silit ayam kenapa kau bisa pelupa begitu " Tanyanya sambil masih tertawa

Calisa yang dapat pertanyaan begitu langsung terdiam dan memikirkan jawabannya
" Itu itu karena aku terkena kelainan ya kelainan pelupa " Jawabnya asal

Stay with me CalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang