CHAPTER 3

1.6K 165 7
                                    

"Nadira Aura? Nama yang bagus tapi enggak pantas buat seseorang seperti anda. Pacar baru Kelvin? Gue udah tau semua latar belakang anda! Nadira Aura, anak dari ibu Nadin Aura yang di kenal koruptor dan berita lebih heboh nya adalah melakukan bunuh diri karna hutang. Sedangkan ayahnya, enggak tau kemana dan dengan percaya diri nya lu mendekati seorang Kelvin Andreas Santoso? Jago juga lu, ngaca dulu baru deketin Kelvin. Enggak lupakan kalau Kelvin adalah anak pengusaha besar di negeri ini!" Ujar seorang perempuan dengan dandanan mewah di ikuti dengan dua temannya di belakang perempuan dengan nama Amelia Aira Peter.

"Mau aku dekat atau enggak sama Kelvin sepertinya itu bukan urusan kamu! Lagian kamu enggak punya hak untuk mengomentari aku karna kedekatan aku dengan Kelvin" Balas nadira tanpa rasa takut.

"Kok lu ngelunjak sih? Ingat! Keluarga besar Santoso enggak akan pernah menerima kehadiran seorang anak koruptor, enggak mungkin lu di terima sama keluarga Kelvin! satu hal yang perlu lu ketahui! Kelvin ngedeketin anda bukan karna dia suka ataupun karna dia kagum sama kepintaran lu! Tapi karna. Dia kalah taruhan sama Davit. Bye" Ujar amelia mendorong bahu Nadira lalu pergi meninggalkan Nadira sedangkan Nadira terdiam dengan penuh tanda tanya.

"Mau dia kalah atau apapun itu, saya tidak pernah peduli karna dia datang kepada saya dengan sikap baik, maka otomatis saya pun menerima kehadirannya. Lagian saya tidak pernah mengharapkan apapun dari kedekatan saya dan dia, terimakasih infonya walaupun enggak penting" Balas nadira meninggalkan lorong utama SMA Pelita Bangsa.

"HAH? AWAS AJA LOO!"

Anna Dwipa berjalan menuju cafe tempat dimana diadakannya rapat dengan beberapa pengusaha besar. Ia menatap pemandangan dari lantai atas tempat ia berada sekarang. Matanya tak sengaja bertemu dengan pemandangan seorang ibu dan anak. Ibu yang sedang mengantarkan anaknya sekolah dan memberikan semangat dan ciuman kasih sayang, hal yang selalu aza dulu minta. Pikirannya langsung berputar mengingat masa dimana aza jaman SD dan TK meminta kepadanya untuk mengantarkan aza sekolah, namun ia tak bisa karna kesibukan kantor.

"Aza dan Kelvin tumbuh tanpa perhatian dan kasih sayang dari aku maupun mas Carles, aku yakin mereka sedih dan ingin marah kepada kami namun mereka tak bisa, dan memilih diam menahan semua itu. Saat aza TK aku pergi ke luar negeri untuk bisnis besar selama 7 bulan dan selalu disibukkan dengan pekerjaan sedangkan Carles, ia selalu pergi keluar negeri untuk pekerjaannya. Mama juga benci situasi dimana mama menolak permintaan kalian hanya demi pekerjaan, tapi mama....Maaf"

"Permisi"

Anna tersadar dari lamunannya dan menoleh ternyata tamunya sudah datang, ia langsung tersenyum dan beberapa menit kemudian rapat di mulai. Anna menjelaskan dengan jelas sekali, Anna memang memiliki keahlian yang luar biasa yang mampu membuat lawan bicaranya tergoda untuk menyetujui kerja sama nya.

"Terimakasih atas penjelasannya. Semua sudah saya pikirkan dan saya pahami, keputusan saya adalah menerima kerja sama ini"

"Terimakasih pak Yuda"

Anna langsung memberikan berkasnya kepada Yuda untuk menanda tangani berkas kerja sama tersebut. Anna tersenyum senang dan merasa lega karna hasil dari kerja sama ini sangatlah besar sekali dan sangatlah menguntungkan kantornya.

"Sepanjang kita duduk di cafe ini, sepertinya saya mengenali anda tapi bukan hanya sebatas buk Anna melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai Anna Dwipa murid kebanggaan SMA 006 Jakarta" Ujar Yuda merasa kenal dengan Anna.

Anna menatap bingung pada sosok Yuda, ia benar-benar tak mengenali Yuda ia hanya tau kalau lelaki ini adalah partner kerja sama yang akan sangatlah menguntungkan kantornya.

"Yuda Pratama. Lelaki penolong di gedung sekolah saat jam pulang di SMA 006 Jakarta"

Kenapa harus sekarang, Tuhan?

WILTED FLOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang