CHAPTER 9

994 107 10
                                    

Anna menatap pemandangan malam melalui jendelanya, sudah satu Minggu lebih ia ditinggal suaminya bertugas di luar kota. Rasanya sangatlah hampa dan sunyi, anak-anak mereka yang sudah dewasa sudah memiliki kesibukan masing-masing, membuatnya tambah merasakan kesepian mendalam. Beberapa hari ini Anna selalu pulang cepat, namun disaat ia mau memberikan waktu nya kepada anak-anak nya, anak-anak nya malah pergi dengan kesibukan masing-masing.

"Selamat malam mama"

Anna tersenyum menatap kehadiran Abel anak terkecilnya yang kini duduk di bangku SD. Ia langsung mendekati Abel dan membawa tubuh Abel duduk di bangku balkon kamar.

"Abel belum tidur? Padahal sekarang udah malam udah jam nya tidur loh" Ucap Anna sembari menatap mata indah milik Abel yang selalu mampu membuat dirinya kagum dan tersenyum manis kepada sosoknya.

"Belum, Abel kangen papah. Biasanya kan kalau malam-malam gini papah ke kamar Abel kasih kecupan manis ke Abel terus kadang meluk abel biar Abel nyaman tidur nya tapi sekarang, kok papah lama banget ya? Emang papah enggak kangen sama Abel" balas Abel merasa sedih dan kangen.

"Gimana kalau kita telepon papah?"

"Mauuuu" jawab Abel, semangat.

Anna langsung menelepon Carles, namun tidak di angkat lalu ia menelepon kembali dan akhirnya di angkat. Anna langsung tersenyum saat Abel terlihat sangatlah senang.

"Hallo"

Deg

Tawa yang semula indah itu langsungnya hilang saat sebuah suara Perempuan terdengar dari telepon tersebut. Anna menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 22.00 wib. Ini sudah waktu tidur bukan kerja lagi, lalu bagaimana bisa telepon suaminya ada di tangan perempuan lain di jam malam seperti ini? Ia tak bisa membohongi dirinya bahwa ia curiga dan merasa sedih. Abel yang melihat perubahan ekspresi mamanya pun langsung tersenyum dan berkata "mungkin masih ada rapat mama, jangan nangis ya".

"Pak carles nya ada?"

Namun saat Anna mengatakan itu, telepon langsung dimatikan sepihak begitu saja. Ini menambah kecurigaan besar Anna tentang Carles, bolehkah ia sedih dan marah pada sosok Carles?. Anna menghapus air matanya dan langsung menatap penuh arti Abel.

"Papahnya masih kerja sayang, gimana besok pagi aja kita teleponnya. Kasihan papahnya kalau di ganggu sayang, gapapakan?" Ujar Anna, meyakinkan anaknya agar Abel tak sedih dan percaya.

"Gapapa, Abel tidur ya mama. Mama, janji sama Abel jangan marah sama papah atau apapun itu, perempuan tadi pasti cuman teman kerja papah doang kan papah cuman cinta mama" Balas Abel lalu mencium pipi kanan dan kiri Anna dan tak lupa melambaikan tangannya kepada sang mama tercinta.

"Dadah"

Tangan Anna bergerak memegang dadanya yang merasakan sesak mendalam, hatinya rapuh saat mendengar suara perempuan itu. Tengah malam Carles tengah bersama seorang perempuan? Bolehkah anna meyakinkan dirinya kalau Carles bukan kerja melainkan bermain api?.

Pagi ini Anna di sambut dengan ciuman manis dan ucapan selamat pagi dari ketiga anaknya. Anna melemparkan senyuman manis kepada anggota keluarganya, pagi ini adalah pagi yang sangatlah istimewa karna ia bisa merasakan kehangatan keluarga yang sudah lama tak ia rasakan.

"Aza insecure deh sama mama, padahal kan umur mama udah 45 Tahun tapi kok masih cantik luar dalem si ma? Kasih tips nya dong biar aza cantik luar dalam sama kaya mama" Ujar aza sembari menatap indahnya wajah sang mama. Siapapun pasti insecure dengan kecantikan Anna di umur tuanya, dan yang paling membuat seseorang yang melihat Anna masih cantik adalah saat tau kalau Anna tak menggunakan produk skincare apapun, wow.

WILTED FLOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang