00.01

1.1K 130 27
                                    

Masih pagi. Kelas sudah ramai layaknya pasar burung. Lebih ramai dari pasar burung malahan. Membuat tidur pagi Jaehyun terganggu.

Cowok dengan hoodie abu abu itu menggeliat pelan. Mengedipkan mata berulang kali menyesuaikan pencahayaan di sekitar kelas. Dari tempatnya, ia bisa melihat segerombolan anak perempuan sedang ngerumpi di mejanya Binnie. Membuat cowok itu mengernyit heran.

Pasalnya, Binnie bukan orang yang mudah terpengaruh dengan ibu ibu arisan. Alias terkenal anti gosip, ghibah, rumpi, atau segala macam jenisnya. Dia paling suka ghibah soal matematika. Apalagi waktu selesai ulangan, sebuah momentum yang tidak boleh dilewatkan. Cewek itu akan menyalin ulang pertanyaannya walaupun cuma tiga dengan lima peranakannya, akan dia catat di kertas buram. Setelahnya dikerjakan lagi kemudian dikoreksi oleh kakaknya sendiri yang notabene guru matematika.

"Maknya pengacara cuy!!!"

"Woy lah! Bapaknya juga dokter anjim!!!"

"Dokter bedah lagi! Gila cuk, ini mah namanya anak konglomerat!"

"Eh eh, dia punya kakak cowok loh. Katanya sih anggota club football!"

"Fiks, dia anak sultan!"

"Yok yang kentang mundur,"

"Kayaknya kalau ada yang cari gara gara sama dia, emaknya bakal turun tangan."

"Masih nanya lo, bego!"

"Kok dia mau sih pindah ke sini?"

"Liburan." celetuk Jaehyun. Sontak segerombolan anak perempuan di sana menoleh padanya.

"Ngapain sih ngurusin hidup orang lain? Pikirin tuh hidup lo, balapan sama umur orang tua." imbuh Jaehyun berdecak malas melihat teman temannya meributkan masalah anak baru yang katanya pindahan dari Jepang.

Kompak, mereka semua mengelus dada kaget.

"Ya Allah Jaehyun, pedes amat omongan lo kayak malaikat maut! Segala ngingetin umur orang tua lagi," sungut Eunha dengan muka melasnya.

Jaehyun mengangkat satu alisnya, gagal paham kenapa dia disamakan dengan malaikat maut.

"Muka ganteng gue emang sederajat sama malaikat maut?"

"Ati ati loh Jep, lo juga balapan sama umur orang tua lo," balas Eunha dramatis. Pura pura nangis. Ia mengusap bagian bawah matanya, seolah olah banjir air mata.

Dia adalah Eunha. Ratunya drama.

Jaehyun mendengus pelan, kembali tidur.

"SELAMAT PAGI ANAK-ANAKKKK!!!"

Baru juga Jaehyun memejamkan mata, suara melengking milik bu Jihyun menyapa gendang telinganya. Memaksa Jaehyun untuk menegakkan punggung sambil membuka mata lebar-lebar.

Seperti biasa. Jamnya bu Jihyun tidak pernah ngantuk. Karena metode ngajar bu Jihyun paling beda sama guru lain. Kayak ngajar anak tk, bukan anak sma. Lebih asik lagi saat kuis bermodel doorprize di tengah tengah pelajaran. Paling mentok dikasih uang 100 ribu.

Siapa yang gak tergiur? 100 ribu buat beli bakso sudah lebih dari cukup. Bahkan bisa membeli gerobaknya sekalian.

"YOK YOK SEMANGAT. MASIH PAGI JANGAN MOLOR. KARENA HARI INI IBU BUKAN CUMA BAWA KUIS UNIK CUAN CUAN MANJA TAPI JUGA BAWA CEWEK CANTIK," suara Bu Jihyun emang paling the best. Yang duduk mojok belakang aja sampai kedengeran, yang ngantuk berasa kesetrum mendengar suara Bu Jihyun. Dan gak sekali dua kali Bu Jihyun mendapat protes lantaran suaranya yang melengking itu mengganggu kelas lain.

"SIAPA YANG MAU KENALAN SAMA CEWEK CANTIK???" goda Bu Jihyun sambil tersenyum genit menatap anak didiknya. Terutama yang cowok.

Hyunjae mengangkat tangannya, "IYA SAYANG? ADA YANG MAU DITANYAKAN KENAPA ANGKAT TANGAN??" kata bu Jihyun tersenyum lebar menyambut Hyunjae yang duduk di barisan belakang bagian tengah. mengangkat satu tangannya.

See Ya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang