00.20

356 90 5
                                    

"Juneyaaa," suara lemah lembut menggelitik telinga dari seseorang yang melambaikan tangan ke arah June. Sedangkan June asik makan cilok sambil jalan dari kantin sama Luda.

Yang dipanggil June. Yang nengok berdua. Luda menggerakkan kepalanya bersamaan dengan cowok di sampingnya. Wajah berseri-seri Bu Dahee menyapa mereka berdua. membuat June tersedak ciloknya sendiri.

Wajah cowok bertubuh bidang itu berubah masam.

"anjir, bu Dahee Lu!!" seru June heboh. Suaranya memekik pelan. Cepat cepat June menarik tangan Luda buat kabur.

"bangsat cilok sepuluh ribu gue jatoh!!!" teriak Luda heboh. Dua bola matanya bulat penuh saat ciloknya berceceran di lantai koridor. Sontak ia melirik cctv.

"June bangsat! Entar gue disuruh ngepel koridor anjing!" ketus Luda memukul tangan June yang menarik tangannya.

"aduh Lu! Ini demi kebaikan lo. Suer deh!"

"kebaikan apa njing??"

"mau kemana woy??"

"tangan gue sakit,"

"jangan bikin gue kelihatan makin bar bar jadi cewek ya June!!"

Luda terus terusan melirik sekitar. Apalagi adek kelas matanya pada minta dicolok.

"ciee kak Luda sama kak June," ledek mereka kayak anak sd.

"pacaran ya kak??"

"mesra banget sih jadi kayak sinetron india main lari-larian,"

"idih amit amit!!" kata Luda menggelengkan kepalanya berulang kali.

June memang baik, tapi Luda gak mau punya pacar kayak June. Cukup dijadikan teman. Gak lebih.

"jangan buat gue gak laku Juneyaaa!!!"

"aduh tangan gue sakit,"

"lo gak bisa lebih alusan dikit apa??"

June mengabaikan semua ocehan Luda. Yang penting adalah lari. Lari biar cepet sampe kelas. Terus ke lab fisika. Soalnya June tadi dapet wa dari Bu Dahee, jamnya dimajuin. Jadi waktu istirahat pertama langsung ke lab fisika, sedangkan sisa satu jam pelajaran dipakai istirahat.

June lupa mau bilang ke teman temannya.

"ini semua gara gara lo Lu! Ngapain ngajak gue ke kantin beli cilok??!"

"kok jadi nyala- aduh June pala guee!!!"

June ikutan ketarik. Sedangkan Luda memegang rambutnya yang nyangkut di tanaman pinggir koridor. Rantingnya emang sampe memblokir jalan.

June menepuk dahinya, "allhuma, ada ada aja sih lo Lu!" June udah panik tambah panik liat rambut Luda nyangkut.

Luda berdecak lidah, "duh banyak ngomel lo. Bantuin! Sakit rambut gue, baru kemarin cat rambut jadi item glowing!!!"

Dengan susah payah June memisahkan rambut Luda dari ranting tanaman. Ada beberapa helai yang rontok. Luda menatapnya sedih, "huhu rambut gue,"

"udah biarin! Gak bakal botak juga!" kata June menarik tangan Luda lagi. Gadis itu mengernyit kesal.

"gak usah dipegang gue bisa lari sendiri!"

"kalo gak gue pegangin lo bakal sampe kelas satu abad kemudian!"

"sialan!" desis June menarik tangan Luda. Kali ini pegangannya lebih longgar gak sekuat tadi. Mereka terus lari hingga sampai kelas yang ada di lantai dua. Naik tangga ngos ngosan. Ternyata capek juga.

Luda tepar ke lantai, "loyo bestie,"

"dari mane lo ama June?" tanya Gyuri menjepit buku barunya di ketiak.

See Ya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang