00.05

443 96 19
                                    

Kembali lagi sama Bu Dahee. Akhir akhir ini Jaehyun berusaha mencari patner buat dijadikan mentor alias teman belajar untuknya supaya bisa remidial terakhir.

Pertama kali dia meminta tolong ke Binnie. Namun gadis itu menolaknya, "gue bukan bidangnya fisika. Kalo lo minta ajarin matematika gue sih yes yes aja."

Jaehyun mendengus sebal, "siapa juga yang mau belajar matematika"

"gue nawarin anjir. Kalo lo pingin belajar matematika sama gue, ayo, gue sanggup," jelas Binnie kalem.

"yang pinter fisika menurut lo siapa?" tanya Jaehyun.

"Woojin pinter fisika sama kimia. Mantul gak tuh, double kill. Bisa triple kalo digabung matematika,"

Jaehyun scroll kontak di ponselnya, tapi nama Woojin gak ada di sana. Dicari di kolom pencarian pun gak ada hasil.

"Bin, minta nomernya Woojin,"

"makanya Jae! Berteman. Berkawan. Buat apa sekolah kalo gak punya temen sama kenalan. Lulus, lo bakal butuh banget yang namanya relasi!" amuk Binnie seketika mukanya merah. Jaehyun bisa melihat tanduk di kepala Binnie.

"apaa??!" sentak gadis itu melotot tajam.

Jaehyun mendengus. Dia paham apa yang Binnie maksud. Tapi untuk sekarang, Jaehyun belum ada keinginan untuk menata masa depan agar lebih cerah dan berwarna. Terlalu malas memikirkan hal hal yang ada di luar jangkaunnya.

Jadi gak heran jika Bu Dahee menilai usaha Jaehyun setengah setengah. Karena dia melakukannya dengan setengah hati tanpa ada motivasi.

Jaehyun
Jin ini gue jaehyun
lo mau gak jadi mentor gue?
Gue butuh pelajaran tambahan buat fisika

Demi nilai, Jaehyun rela merendahkan harga dirinya meminta bantuan ke orang lain. Padahal baru kemarin dia berantem sama Yeonjun.

Baru kali ini dia yang dikenal paling cuek bebek seantero, karena Bu Dahee harus banyak omong biar dapet mentor.

Woojin
Sori jae
Gue gak bisa

Muka Jaehyun berubah masam. Binnie langsung bertanya kenapa.

"Woojin gak mau,"

"udah gue tebak. Dia susah susah gampang. Apalagi emak bapaknya keras, pulang sekolah aja Woojin harus on time."

Jaehyun bingung harus minta tolong ke siapa lagi. Gak ada satu pun nama yang terbesit dalam benaknya, kecuali Mina.

"gue gak akan pernah minta bantuan sama cewek bokep," kata Jaehyun dalam hati.

"Jiho sabi kali ya?" nama Jiho tiba tiba muncul dalam otaknya. Seperti sebuah lilin di tengah kegelapan.

"nope. Dia mah kagok soal fisika. Otaknya sebelas duabelas sama lo. Bedanya Jiho masih punya niat dan tujuan buat masa depannya, kalo lo enggak. Badan gede segede kudanil. Kerjaannya molor terus." cibir Binnie gak pandang bulu mengatai Jaehyun.

"Yugyeom?"

"coba aja kalo lo paham bahasa dia,"

Jaehyun tersenyum masam. Yugyeom otaknya lumayan encer. Bisa dibilang ukuran standar. Tidak terlalu menonjol juga tidak terlalu bawah. Tapi sayang, Yugyeom kadang pake bahasa alien yang gak bisa dinalar sama otak.

"pilihan terakhir mbah gugel Jae. Yutub ada yutub."

"gak guna gue nanya sama lo." dengus Jaehyun.

"fuck. Buang buang waktu gue lo anjir!" balas Binnie berteriak kesal melempar batu ke arah Jaehyun.

---

See Ya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang