Fifhteen [END]

5.8K 333 66
                                    

Pemuda mungil itu masih setia menunggu kabar dari sang dokter mengenai perkembangan sang suami. Meskipun tubuhnya lelah tetapi entah kenapa matanya terus mengeluarkan tangisan pilu tanpa berhenti sedari tadi. Bahkan sampai suster yang menangani suaminya itu pun menenangkannya karena takut terjadi dengan kandungannya akibat dirinya terlalu panik dan kelelahan. Mau tak mau Yangyang harus mengontrol emosinya agar kandungannya tak mengalami masalah.

Sekitar 15 menit berlangsung, orang tuanya dan juga suaminya langsung menghampiri Yangyang seraya memeluk pemuda mungil itu. Bahkan Jeno, Renjun, beserta Jisung kecil pun hadir turut melihat kondisi sahabatnya itu. Yangyang yang sudah berhenti menangis kembali menangis pilu seraya menyalahkan dirinya akibat semua yang dialami Jaemin. Ten bahkan ikut menangis walaupun masih menenangkan anak kesayangannya itu.

Sementara Doyoung, ia menangis dipelukan Taeil karena anak semata wayangnya harus mengalami hukuman yang begitu berat dari Tuhan hingga menyebabkan kecelakaan seperti ini. Taeil pun sampai ikut menitikkan air mata melihat kondisi Jaemin serta menantunya yang masih menangis menyalahkan dirinya.

Johnny yang mendengar raungan sang anak langsung memeluknya erat seraya membisikkan kalimat-kalimat penenang bahwa Jaemin akan baik-baik saja dan juga kecelakaan ini memang murni kecelakaan bukan karena dirinya. Tak lama, tangisan itu berubah menjadi senggukan kecil. Perkataan Johnny memang selalu manjur untuk Yangyang. Ten pun mengelus surai itu agar lebih merasa tenang.

Renjun pun ikut menangis dipelukan Jeno yang masih dengan Jisung digendongannya. Anak balita itu hanya melihat sekitar dengan tatapan polos sesekali ingin melepaskan diri karena melihat aunty kesayangannya. Tetapi untung Jeno sigap memeluk lebih erat tubuh Jisung yang sudah agak besar seraya mengelus surai istrinya yang masih sesenggukan itu. Jeno pun turut merasakan kesedihan karena sahabatnya harus mengalami hukuman yang begitu berat karena kesalahannya sendiri.

Pintu ruang operasi pun terbuka dan menampilkan seorang dokter yang menangani Jaemin. Dokter itu menatap semua keluarga pasien dan tersenyum kecil. Bahwa pasien sudah melewati masa kritisnya ketika penjahitan kepala yang sempat terbuka. Tidak ada kondisi serius yang mengakibatkan kerusakan fatal. Hanya luka sobekan dikepala dan memar saja dibeberapa bagian tubuhnya.

Mereka semua yang berada disana langsung bernafas lega dan bersyukur akan nikmat Tuhan karena masih memberikan Jaemin kehidupan untuk menemani Yangyang serta melihat anak mereka nanti. Dokter pun mengizinkan mereka untuk menjenguk tetapi ketika sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Setelahnya, tubuh ringkih itu langsung dipindahkan ke ruang rawat inap VIP.

Dokter berpesan yang mengunjungi pasien batas maksimalnya hanya 2 orang saja karena takut mengganggu kenyamanan pasien tersebut. Mereka pun mengangguk paham dan memasuki ruangan itu secara bergantian. Taeil dan Doyoung dulu lah yang menjadi pembuka awal untuk menjenguk Jaemin, karena mereka adalah orang tua pemuda tubuh jangkung tersebut.

Setelahnya, Renjun dan Jeno. Jisung dititipkan kepada Ten karena anak dibawah 5 tahun tidak diperbolehkan untuk menjenguk. Untung saja Jisung tidak rewel karena ia sekarang sudah berada dipangkuan Yangyang, sejak tadi ia ingin turun dari gendongan Ten menuju aunty kesayangannya. Yangyang yang tau langsung mengambil ahli gendongan itu dan bermain bersama anak menggemaskan ini.

"Jisung-ie doakan uncle Jaemin cepat sadar ya"

Jisung menatap Yangyang dengan tatapan polosnya tetapi langsung terkikik geli entah apa yang ditertawainya. Yangyang langsung ikut tersenyum mendengar tawa menggemaskan bayi ini. Johnny, Taeil,  Doyoung dan Ten pun turut tersenyum melihatnya. Jisung menyentuh perut buncit Yangyang seraya mengelusnya acak. Sepertinya bayi itu takjub terlihat dari wajahnya yang terbengong lucu sesekali tertawa karena mendapati tendangan halus dari dalam.

One Side [JAEMYANG]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang