Eight

3.7K 365 42
                                    

Aroma menyerbak dari alkohol dan bunyi bising musik diskotik begitu memekakkan telinga. Tetapi tidak dengan pria jangkung yang saat ini sudah menghabiskan 5 botol sedang minuman memabukkan tersebut. Ia terus meminta minuman itu kepada bartender dalam keadaan telernya. Terkadang ia akan berteriak marah dan memaki secara acak orang-orang disana, tetapi juga akan tertawa sendiri seraya kembali menenggak minuman tersebut.

Bartender disana memaklumi kebiasaan orang-orang yang datang kemari, sudah terlalu sering melihat penampakkan random pengunjung bar tempat ia bekerja. Ia hanya menggelengkan kepalanya seraya melayani pelanggan yang lain. Menghiraukan Jaemin yang menunjuk-nunjuk asal seraya berkata asal. Ia tidak mau tau tentang pengunjungnya tersebut, yang ia lakukan disini hanya bekerja dan melayani pelanggannya.

Jaemin menelusupkan kepalanya diantara dua tangannya. Sesekali meracau nama istrinya dan juga mantan kekasihnya. Tetapi lebih sering meracau nama Yangyang dengan pengungkapan yang begitu menyedihkan jika ada yang mengerti. Terkadang ia mengungkapkan bahwa ia sudah terjatuh pada pesona istrinya itu dan merasa cemburu kala pria asing tersebut memberikan afeksi lebih kepada istrinya.

Ketika asik meracau, Ia mengangkat kepalanya ketika seseorang menepuk pundaknya. Dengan wajah sayu khas mabuknya, ia tidak begitu jelas melihat siapa seseorang tersebut. Yang ia dengar hanya suara lembut khas seperti istrinya.

Jaemin tersenyum lebar seraya mengelus pipi putih tersebut seraya berdiri dari duduknya. Ia menatap wajah itu dengan penuh kesenangan karena yang ia lihat dihadapannya adalah istrinya tersebut. Jaemin masih mengelus pipi tersebut seraya mendekatkan wajahnya kepada wajah orang asing yang ia lihat sebagai istrinya itu. Ciuman itu begitu intens dan dalam, Jaemin mencium rakus bibir tersebut dan keadaan berubah menjadi panas.

Ia memutuskan ciuman tersebut dan menarik orang asing tersebut untuk ikut dengannya ke kamar khusus. Jaemin memesan satu kamar dan langsung saja dirinya membanting tubuh itu ke arah kasur king size nya. Ia mengukung tubuh tersebut seraya tersenyum lembut, masih mengira orang tersebut adalah Yangyang. Setelahnya ciuman tersebut kembali bertaut lebih panas dan tak lupa pakaian mereka langsung ditanggalkan masing-masing. Dengan penuh napsu Jaemin langsung menggagahi orang asing yang masih ia lihat sebagai istrinya.

"Moan my name, honey. Don't be shy" lirihnya seraya mengigit cuping pria cantik asing tersebut.

Persetubuhan mereka pun begitu panas dan desahan mereka saut menyaut dikamar tersebut. Tanpa tau apa yang terjadi setelah ini. Berdoa saja bahwa ini bukanlah akhir dari segala akhir yang akan menyesalkan seorang Na Jaemin akibat perbuatannya.

Sementara Yangyang, ia kembali menuju pantai yang tadi lagi ia kunjungi. Perasaannya begitu kacau saat ini, hanya angin laut lah yang bisa menenangkannya meskipun dingin tetap menjalar ditubuhnya. Perkataan Jaemin masih terngiang dikepalanya bahkan perlakuan suaminya ketika diawal pernikahan pun melintas begitu saja.

Satu air mata kembali mengalir dari mata indah tersebut. Bagaimana rasa cintanya tidak pernah dibalas bahkan dilirik sekalipun olehnya. Ingin menyerah namun entah kenapa ia tidak bisa melepaskan, ada sesuatu hal yang menahannya hingga waktunya tiba. Tapi ia tidak tau sampai kapan waktu itu akan tiba bahwa ia rela melepaskan suaminya dan juga pernikahannya ini.

Lelah? Pasti ia sangat lelah tapi mau bagaimana lagi. Ingin bercerai tidak tau alasan apa yang harus ia katakan kepada orang tuanya dan juga orang tua Jaemin. Mengungkap semua kebejatan suaminya itu, ia tidak sampai hati melakukannya. Begitu rumit memang, tapi jika sudah cinta semuanya akan berubah dengan demikian rupa.

"Angin malam tidak baik untukmu, Yang-ie. Kenapa selalu tidak pernah pakai jaket jika malam hari, hm?" ujar Jay dengan tiba-tiba seraya mengenakan jaketnya kepada Yangyang.

One Side [JAEMYANG]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang