Two

3.5K 395 34
                                    

Alarm yang dipasang Jaemin pun berbunyi dengan kerasnya. Merasa terusik, ia langsung meraba alarmnya dan mematikan benda berisik tersebut. Matanya mengerjap pelan seraya membiasakan penglihatannya dengan cahaya di kamar pribadinya. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 19.00 KST, sepertinya ia terlalu lama tertidur hingga mentari telah berganti menjadi rembulan.

Ia memposisikan dirinya untuk duduk diranjang king size nya. Meregangkan tubuhnya yang terlalu lama ia baringkan di atas ranjangnya. Setelah beberapa menit mengumpulkan nyawa, Jaemin melangkahkan kakinya untuk mengambil makan. Perutnya keroncongan minta diisi. Sejak pagi, ia tidak mengisinya karena rasa kantuk lebih besar dibanding rasa laparnya.

Ia menuju dapur dengan sesekali menguap kecil. Sesampainya, masakan sang istri masih ada dimeja makan dengan tertata rapi seperti tidak ada yang menyentuhnya, hingga masakan tersebut sudah mulai mendingin karena terlalu lama berada dimeja makan. Jaemin yang memang malas memasak pun langsung menghangatkan masakan Yangyang di microwave. Untung masakan istrinya itu tidak mengandung bahan yang cepat basi, jadi ia masih bisa memakannya. Berbicara mengenai istrinya, Jaemin teringat bahwa ia menguncinya di kamar. Pasti Yangyang masih belum keluar dari kamar dan juga belum makan dari pagi hari. Jaemin mengedikkan bahunya, ia akan mengecek keadaan istrinya setelah makan dan membasuh diri.

Selama 20 menit, akhirnya makanan itu sudah menghangat. Ia pun langsung mengambil nasi dan lauk yang dimasak sang istri. Merasa lapar, Jaemin langsung menghabiskan lauk itu sendirian tanpa tersisa. Masakan Yangyang memang tidak usah diragukan, Jaemin mengakui istri mungilnya itu pandai mengolah bumbu masakan dan menjadikannya hidangan yang lezat.

Merasa kenyang, Jaemin diam sejenak untuk menurunkan makanannya menuju lambung. Merasa lumayan tidak terlalu sesak perutnya, ia langsung bergegas menuju kamarnya untuk membasuh diri. Setelahnya, mungkin ia akan mengecek keadaan sang istri. Jaemin tidak akan membunuh Yangyang karena ia tidak mau masuk penjara. Ia hanya ingin Yangyang merasa sengsara hidup dengannya. Hanya itu yang Jaemin inginkan.

Membasuh diri sekitar 30 menit, Jaemin keluar dari kamar mandi dengan kaos putih dan celana pendeknya. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil seraya bersenandung kecil. Setelah lebih kering, Jaemin langsung mengambil kunci kamar Yangyang yang berada di atas meja kerjanya. Ia pun bersiul kecil menuruni tangga.

Hampir mendekati kamar Yangyang, Jaemin mengernyitkan keningnya. Seperti ada yang aneh. Jaemin langsung buru-buru menuju kamar istrinya dan benar saja. Kamar Yangyang terbuka meskipun hanya sedikit. Jaemin menggeram marah, dengan keras membanting pintu itu. Yangyang memang harus diberi hukuman karena tidak mau mendengarkannya.

"Sial! Anak itu memang perlu di beri pelajaran rupanya. Awas kau Liu! Aku benar-benar akan membuat hidupmu sengsara setelah ini!" marah Jaemin seraya membanting vas kecil berada di sampingnya.

Dadanya naik turun. Jaemin benar-benar marah. Bagaimana Yangyang sudah mulai berani menentangnya. Padahal biasanya, pria mungil itu selalu mendengarkan ucapannya dan selalu patuh. Tapi sekarang ia sudah berani rupanya. Jaemin tersenyum miring, satu ide muncul begitu saja di kepalanya.

"Kau akan menyesali ini nantinya, istriku. Lihat saja"


-ONE SIDE-


Setelah acara rekreasi selesai, Yangyang memang tidak langsung pulang ke rumahnya bersama sang suami. Ia masih takut dengan amukan Jaemin karena dirinya masih berani kabur dari sekapan suaminya itu. Sebenarnya, rekreasi tersebut sudah lama berakhir. Mungkin dari jam 5 sore. Tetapi Yangyang memutuskan menetap sebentar dirumah sahabatnya dan Renjun pun menerima dengan senang hati.

Satu cangkir teh melati disodorkan oleh Renjun. Yangyang yang melamun sedikit tersentak ketika rasa hangat dan harum dari teh tersebut mengenai indera penciumannya dan wajahnya. Yangyang pun menerima cangkir tersebut dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Renjun pun mengiyakan dan duduk di samping Yangyang. Mereka sedang berada di belakang rumah Renjun seraya menikmati bintang dan semilir angin malam.

One Side [JAEMYANG]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang