RAJA 22🎯

123 14 5
                                    

Happy Reading..

Part ini mungkin bakal jadi Part terpanjang di RAJA.. Plus menyesakkan makannya nggak berani revisi bab jadi maaf kalau terdapat banyak typo.

👑__RAJA___👑


Di dalam gelapnya kamar ini ada seseorang yang baru saja terduduk lemas. Dengan tatapan nanar ke arah layar ponselnya yang masih menyala namun tidak menampilkan panggilan atau video call serta chat sekalipun. Saat beberapa saat yang lalu ia baru saja menerima panggilan.

Aldy memejamkan matanya seketika pening berat langsung mendera kepalanya. Bulir-bulir keringat membanjiri dahinya ketika sesak itu kembali memeluk tubuhnya erat hingga yang ia rasakan saat ini adalah.

Kebas dalam relung jiwanya.

Aku tidak perduli anak sialan .. yang jelas aku mau uang itu sudah harus ada besok pagi kalau tidak kau yang akan menyesal!

Suara wanita itu kembali mengusik pikirannya. Ingat kau yang harus membayar aku yang membuat mu ada di dunia ini, anak sial!

Benar.

Pemilik suara itu yang membuatnya ada di dunia ini. Tetapi.. tidak untuk diinginkan dan hanya keterpaksaan saja.

Ia di lahirkan untuk pelampiasan, kedok, kebencian dan caci maki serta bank hidup beberapa orang di luar sana.

Malam ini, lagi-lagi ia mengeluarkan tetesan airmatanya.

Teteasan airmata anak sial. Batinya menjerit pilu.

Aldy sadar dalam kondisi seperti ini ia takut sendiri. Takut, kalau-kalau setan dalam tubuhnya berhasil menguasai pengendalian dirinya yang mati-matian ia telah bangun untuk tetap waras.

Takut kalau kesendirian itu yang akan menyakitinya perlahan hingga ia tak tetkontrol lagi.

Karena saat ini sedang merintis kembali hidupnya yang normal. Meminimalisir luka-luka yang di tubuhnya kembali muncul.

Jadi, ia perlu membuat pengalihan.

Setelah mendapat kembali sedikit kekuatan otot-otot di'tubuhnya yang tadi terasa melemas. Aldy menarik napas panjang lalu ia hembuskan dengan kasar. Melirik gelas yang ada di sampingnya dan ternyata gelas tersebut telah kosong.

Ia melirik jam digital yang berada di atas meja di'samping tempat tidurnya.

Pukul 10:30 malam.

Ia lalu bangkit seraya meraih gelas tersebut. Tenggorokannya terasa panas dan kering sehingga ia butuh air untuk keduanya.

Sebenarnya ia tidak perlu repot-repot untuk turun ke lantai satu rumah ini. Karena di setiap lantai rumah ini di lengkapi dengan dapur kotor dan juga bersih serta mini bar.

Tapi untuk malam ini ia butuh sedikit pengalihan lebih lama di luar kamar. Dan yang tadinya hanya berniat membasahi kerongkongannya. Saat ini sudah berdiri dengan apel dan pisau di masing-masing tangannya.

"Sini KaRa yang kupas," Aldy sontak saja terkejut dengan kehadiran Nadya yang tiba-tiba.

Ia pikir Nadya sudah tidur di kamarnya. Ia hanya memandang Nadya bagaimana wanita pemilik wajah dan senyuman manis itu mengambil piring dan mengambil alih apa yang di pegang Aldy tanpa mau tahu jawaban Aldy.

"KaRa kena-

"Belun Haze'mu masih sibuk meneror Bang Bagas dan Hardi di meja kerjanya," Nadya sudah tahu kemana arah kalimat Aldy yang ini.

Ia melirik Aldy sekilas seraya tersenyum simpul saat mendengar suara ringisan kecil dari bibir Aldy.

"KaRa, Aldy tadi benar ingin mengupas apel itu tidak ada maksud untuk--" kali ini Aldy yang tidak sanggup untuk meneruskan kalimatnya.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang