Rasti dan Vanya

335 26 3
                                    

Bismillah

Terjebak Dalam Tubuh Vanya

#part_1

#by: R.D.Lestari.

Rasti

Gadis berambut pirang dengan postur tinggi ramping berdiri di atas balkon kamar lantai duanya sembari menyeruput teh melati dan menatap taman bunga mawarnya yang beraneka warna dari tempatnya berdiri.

Dress mocca selutut yang memamerkan jenjang kakinya berkibar ditiup angin pagi yang berhembus pelan.

Rasti Emanuella, gadis cantik keturunan Indonesia-Belanda yang berdomisili di Indonesia, tanah kelahiran papanya.

Memiliki wajah perpaduan dua negara membuat paras Rasti berada di atas rata-rata teman kampusnya. Ia bak bidadari jika di sandingkan dengan wanita pribumi.

Bola matanya berwarna abu-abu dan kulitnya putih bersih mewarisi mata dan kulit mamanya.

Hidungnya bangir dengan mata yang bulat, mewarisi hidung dan mata papanya.

Tinggi, bertubuh ramping dan berbibir tipis.

Wajahnya yang hampir serupa artis Luna Maya versi muda membuat banyak lelaki tergila-gila.

Namun, ada yang membuat orang sekitar enggan berdekatan dengannya. Rasti terkenal angkuh dan manja. Semua juga tau itu.

Ia suka merendahkan orang di sekitar. Begitupun dengan asisten rumah tangganya.

Seperti kejadian pagi ini, saat Rasti menikmati teh hangatnya di bawah sinar matahari yang belum terik. Gadis itu memanggil asisten rumah tangganya berulang kali.

"Bibik ...! Bik Minah!" panggilnya lantang. Suaranya yang kencang terdengar sampai dapur rumahnya yang berada di lantai dasar.

Wanita paruh baya berusia hampir lima puluh tahunan itu berjalan tergopoh-gopoh meniti satu persatu anak tangga. Tubuhnya yang tambun membuat gerakannya lamban dan memakan waktu lama untuk mencapai kamar Sang Nona Muda.

Kriettt!

"Ya, Nona," jawab Si Bibik dengan nafas yang tersengal.

Rasti menatapnya marah sembari mencebik. Ia kesal karena orang yang dipanggilnya terkesan lambat dan membuat moodnya buyar.

"Cepat siapkan baju untukku! dasar lambat!" makinya sembari melempar handuk ke wajah asistennya itu.

"Cuci handukku! aku tak suka handuk bau!"

Batin wanita paruh baya itu rasa terguncang. Menghadapi gadis sombong dan kurang tata krama ini membuatnya harus punya kesabaran ekstra dan tingkat dewa.

Jika bukan karena ia harus menghidupi putri satu-satunya yang ditinggal menikah lagi oleh bapaknya, Bik Minah juga enggan bekerja di keluarga yang punya anak manja dan tak sopan seperti Rasti.

Kalau saja umurnya bisa mundur sepuluh tahun kebelakang, sudah sejak lama ia resign dan mencari pekerjaan lain.

Namun, apalah daya. Diusianya yang menginjak lima puluh tahun ini susah mencari kerja sekedar untuk bertahan hidup dan biaya kuliah anaknya.

Harus ia akui, gaji di keluarga kaya ini cukup tinggi untuk wanita seusianya saat ini. Mereka pun terlampau baik padanya, kecuali, ya Rasti. Hanya dia biang keladi bagi Bi Minah dan asisten rumah tangga lainnya. Sikapnya yang pongah dan semena-mena.

***

Vanya

Di rumah sederhana yang sebagiannya masih mendominasi kayu, tinggallah Vanya bersama dua wanita tua yang hidup bahagia dan selalu memberinya cinta.

Terjebak Dalam Tubuh VanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang