part_2

143 18 1
                                    

Bismillah

Terjebak Dalam Tubuh Vanya

#part_2

#by: R.D.Lestari.

Vanya hanya menundukkan wajahnya. Kejadian tadi pagi memang sangat menyentak hatinya, tapi mendapat ucapan kasar dari lelaki yang ia sukai lebih memukul perasaannya.

Tanpa sadar cairan berwarna bening itu merembes dari sudut matanya. Lelaki itu melirik sekilas dan ...

Gadis itu menunduk dan meremas baju kemeja lusuh yang ia pakai. Merasa bod*h dengan dirinya sendiri.

Tap-tap-tap!

Jelas terdengar di telinga Vanya, lelaki itu mendekat. Bunyi ketukan kakinya terasa amat menyayat hatinya.

Jujur sudah setahun belakangan ini ia amat mengagumi Demian, lelaki berparas tampan dan terlihat ramah pada semua orang. Namun, begitu mendengar caci makinya pagi ini, ia menjadi shock dan krisis kepercayaan pada lelaki semakin menjadi.

"Ma--maaf, a--aku tak bermaksud berkata kasar. Aku hanya terbawa emosi," ucapnya lembut seraya menepuk pelan bahu Vanya.

Gadis itu bergeming, tapi sejurus kemudian ia mengangkat wajahnya hingga mata mereka saling terpaut dan Demian bisa melihat jelas wajah gadis yang baru saja dimakinya.

Wajah sendu gadis berkulit kuning langsat, walau tak secantik pacarnya yang bak langit dan bumi, tapi gadis itu punya senyum yang manis dan mata yang teduh. Entah kenapa ada daya yang membuat Demian tertarik untuk mengenal gadis itu lebih jauh.

"Tak apa, Kak Demian. Aku paham," lirih Vanya berusaha menyunggingkan senyum yang terasa amat berat. Apalagi saat ini Demian terlampau dekat dengannya hingga membuat debaran jantungnya semakin tak beraturan.

Tiba-tiba saja jemari Demian menyentuh pipinya dan wajahnya kian mendekat. Vanya salah tingkah. Rasanya seperti berada di awang bisa berdekatan dan mencium wangi parfum maskulinnya yang membuat tubuhnya bergetar hebat.

"Kau menggigil? apa kau sakit?" netra Demian menatap bola mata Vanya secara bergantian.

"Ng--nggak, Kak. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing," bohongnya.

"Apa mau kuantarkan pulang?" tawarnya, tapi Vanya segera menggeleng kencang.

Brakk!

"Kau masih di sini, hah?"

Tiba-tiba suara nyaring terdengar memekakkan telinga berbarengan dengan pintu yang terbuka kencang.

"Rasti?"

"Ayo, ikut denganku!"

"Tapi, Ras!"

"Tak pake tapi-tapian! dia tak selevel dengan kita!" sembari melontarkan ucapan sinis, Rasti menatap Vanya dengan tatapan hendak memangsa.

"Kau gadis kampung! jangan pernah berharap bisa mendapatkan pacar tampanku ini! jangan mimpi!"

Degh!

Bagai dihujam beribu belati, ucapan sinis Rasti membuat hati Vanya nyeri. Gadis itu berusaha berdiri di atas kakinya sendiri dan berjalan tertatih. Keningnya benjol dan menyebabkan rasa nyeri.

***

Waktu terasa melambat. Vanya melangkah gontai keluar dari kampus. Kejadian tadi pagi membuat Vanya uring-uringan.

"Hei!"

Suara lelaki menyentaknya. Vanya terhenyak dari lamunan dan menoleh ke arah suara.

"Demian?" ujarnya.

Terjebak Dalam Tubuh VanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang