Kiss?!

293 26 0
                                        

   Daripada aku terus menjadi bahan perbandingan untuknya, akupun lebih sering menghindarinya disetiap pertemuan. Kadang bahkan hampir tidak bertegur sapa sama sekali. Tidak. Kami memang tidak pernah bersuara. Daripada terlihat seperti seorang dokter dan sekretaris, kami hanya terlihat seperti dua orang asing yang mendapat tugas bersama.

   Jangan salahkan aku. Dia yang membuatku bersikap dingin seperti ini. Terkadang aku sampai terbawa dingin dengan orang lain disekitarku.

   '' Ada apa dengan kalian?. Kalian terlihat tidak akur?." tanya maru kembali menyuap makan siangnya didepanku.

   '' Hm? kau melihatnya?. Yah.. aku hanya mencoba menjaga jarak darinya. Sepertinya kami sedikit memiliki masalah.'' ucapku meneguk air digelasku.

   '' hm? tidak biasanya kau memiliki masalah dengan seorang dokter. Apa yang menjadi masalahnya?.'' balas Maru.

   '' Hufft... Kau tidak akan percaya, Maru. Sepertinya dia memiki dendam denganku. Sejak pertama kali dia datang kesini dan menjadi pengganti dokter Ijichi, tingkahnya itu sangat aneh.'' ujarku dengan wajah kesal.

   Maru menatapku yang sudah menunduk lesu.

   '' Dia tampan,kan? Walaupun belum ada yang melihat wajah aslinya tanpa masker, setidaknya dia pasti tampan. Kau seharusnya bangga bisa membantu dokter seperti itu.'' ujar Maru tersenyum lucu. Yang kubalas dengan mata marahku.

   Oh.. Terkadang aku sangat ingin menarik telinga pria ini untuk memberinya pelajaran. Dia sendiri juga tampan tapi entah kenapa dia sangat senang memuji orang lain. Ya.. Banyak dokter tampan disini, tapi tidak ada yang membuatku tertarik. Termasuk dokter Reiki yang mendapat banyak perhatian dari seluruh kalangan dokter disini.

   Masker yang tidak pernah lepas dari wajahnya, tatapannya yang tajam dan tegas dan suaranya yang ramah pada setiap pasien. Kenapa harus meragukan kehebatannya dalam urusan medis?. Banyak perawat bilang, dia sangat mempesona. Tak terkecuali saat ia memeriksa pasien satu persatu. mereka bilang dia semakin terlihat hot.

   Oh... terlalu mempesona untukku.. HAHAHA YANG BENAR SAJA..

   '' Kau juga tampan. Kenapa kau suka sekali memuji orang lain?. Dia  tidak pantas untuk mendapat pujian atas apapun.'' ucapku dengan suara tinggi. Seketika ia tertawa. Mungkin dia heran kenapa aku sangat sering memuji ketampanannya.

   '' Ahaha... berhentilah mengatakan itu. Kau juga sangat cantik. Kalian jadi terlihat serasi saat berjalan bersama. Oh, aku jujur soal itu. haha..'' ucapnya kembali tertawa.

   ''  Matamu sepertinya rusak. Aku lebih terlihat seperti pembantunya daripada perawat. Hah.. aku ingin dokter Ijichi kembali.'' balasku kembali menunduk lesu.

   Lama diam, aku bingung kenapa Maru diam. akupun menaikkan tatapanku. Matanya melihat kearah belakang punggungku. Apa ada sesuatu?. Akupun berbalik mengikuti arah matanya.

   Oh benar juga..

   '' Sudah selesai makan siangnya?. Masih ada pekerjaan lain yang akan dilakukan,bukan?.''

   Aku menganga dibalik maskerku. Ini pertama kalinya dokter dingin ini menjemputku dari rutinitas makan siangku. Kenapa?.

   '' B-baiklah..'' jawabku tergagap beralih menatap Maru yang juga menatapku masih sambil mengunyah makanannya. Dia menganguk padaku.

   Akupun kembali merapikan maskerku dan mengikuti pria yang memanggilku ini. Mengingat tentang masker, aku juga belum pernah memperlihatkan wajahku pada orang lain. ya selain Maru dan dokter Ijichi. Mungkin kata cocok yang dimaksud Maru itu adalah bagian dari aku dan dokter ini yang selalu menggunakan masker. Misterius mungkin.

Tuan Dokter [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang